Welcome to my little world

Senin, 25 Desember 2017

Bianglala

Yogyakarta, 25 Desember 2017

Kalian tau bianglala? Beberapa tahun lalu aku menangis melihat beenda bulat besar itu. Berputar-putar mengerikan diatas ketinggian. Aku sangat takut. Tapi kemudian ibu menggenggam tanganku, ibu bilang bianglala itu baik. Dia tidak akan menyakitimu, apalagi menghempaskanmu hingga jatuh.
Read More

Kamis, 21 Desember 2017

Ketika Aku Seusiamu

Yogyakarta, 21 Desember 2017

Tulisan ini untuk adik kesayanganku. Kuncup-Kuncup mungil yang sedang menunggu masanya untuk bermekaran. Nada-nada ceria yang sedang menanti wajtunya untuk berlagu.
Read More

Jumat, 15 Desember 2017

Ku Harap Dia Tau

Yogyakarta, 15 Desember 2017

Dan mungkin hanya dapat kukatakan dalam berbagai tulisan dalam blogku, atau dalam channel telegramku yang hanya berisi aku dan teman dekat ku, ataupun dalam catatan kaki yang bahkan aku lupa dimana aku menyimpannya. betapa aku menginginkannya. Iya, aku sebenarnya sangat menginginkannya dan aku bahkan tidak bisa mengerti apa yang ada dalam pikiraku, dan aku tidak mengerti mengapa aku begitu menginginkannya. yang aku tau hanya bahwa aku sangat ingin mendekatinya, memegang tangannya, menatap wajahnya dari dekat, menyandar pada bahunya. Hanya aku dan mungkin Tuhan yang tau betapa aku ingin selalu berada di dekatnya. Teman dekatku? Mungkin dia tau itu tapi dia tidak tau seberapa inginnya aku.


Aku bukanlah seorang perangkai kata yang indah, yang dapat dengan mudah mengungkapkan betapa aku menginginkan sesuatu, betapa aku mau untuk selalu bersamamu. Aku ya hanyalah aku, yang dengan sebanyak ini keterbatasan, aku masih bermimpi untuk dapat memelukmu dalam diam. Aku yang selalu menyebut namamu dalam doa ku, aku yang selalu setia memikirkanmu dalam setiap hela nafasku, dan aku yang selalu inginkan kamu meski itu tidak mungkin dapat tercapai secara logis.

Aku masih ingat bagaimana percakapan kita pertama kali kala itu, meski saat itu belum terbesit asa ku untukmu, namun itu sesuatu yang berbeda untukku. Masih dapat kuingat bagaimana kita saling mengejek kala itu, mungkin karena memang kita terlihat selalu bertengkar di permainan itu, maka yang mendapat role cupid menjodohkan kita berkali kali dalam sehari itu. Dan saat itu kau bilang "aku tidak akan mengatakan aku apa kalau belum 3 kali hari ini dicupidin sama orang yang sama" dan voila kita 4 kali saat itu. haha. Aku masih mengingatnya, suara berat itu ketika pertama kali kita mencoba fitur terbaru dari aplikasi telegram yaitu bisa untuk telepon, hehe. Manis. Saat itu aku berencana berlibur ke kota mu, dan dengan polosnya kamu selalu menjawab hampir semua pertanyaan tentang tempat wisata dengan kalimat "Aku baru denger" "Wah kayaknya tempatnya bagus" dan disitu aku benar-benar ingin menjambak rambut cepak panjang mu itu. Aku juga masih mengingatnya, bagaimana kamu kaget saat mendengar suara tawaku dan hanya kamu yang mengatakan suara tawaku itu lucu ketika yang lain berkata suaraku mirip hantu yang suka tertawa itu. Dan aku masih mengingat bagaimana kamu berpamitan sementara saat itu saat kamu ingin fokus mengejar masa depanmu. Itu pertama kali nya kamu meminta site blog ini yang katanya agar bisa mengingatku saat dia tidak bisa lagi menemani tengah malam dan bercerita tentang anak kecil yang suka menggodamu itu.

Mengapa rasa itu muncul begitu saja? Mengapa rasa ini muncul saat aku bahkan tidak menginginkannya? Dan mengapa rasa ini harus muncul padamu? Sosok yang baru saja aku kenal. Bahkan aku belum terlalu mengenalmu, belum tau siapa kamu, dimana letak rumahmu, dimana kos yang kamu singgahi saat kamu harus bekerja diluar kota, dan apa yang sebenarnya selama ini kamu kerjakan. Aku bahkan belum mengenalmu secara lebih. Aku hanya tau namamu. Dan inisial namamu. Aku hanya tau sedikit sekali tentangmu. Tau yang bahkan orang-orang umum mungkin juga tau. Aku hanya tau kamu dari kata-katamu, dari sikap seadanya kamu. Ya Tuhan, kenapa harus kamu? 

Kupikir rasa ini akan berakhir dengan sesegera mungkin setelah kamu berpamitan, lagipula dengan begitu kan kita jadi jarang berkomunikasi eh bukan jarang tapi tidak sama sekali. Aku merasa dengan begitu akan semakin mudah bagiku merasa bahwa itu semua hanya rasa sesaat. Aku masih meyakininya, masih sangat meyakininya. Hingga suatu pagi saat aku sedang bermain seperti biasanya dan tidak terlalu memperhatikan permainan saat itu tiba-tiba ada notifikasi berucap "Halo Ma. Apa kabar?" Dan ya seperti semua kembali lagi rasa yang kukira hanya sesaat itu kembali lagi.

Masih dengan kebiasaan pagi buta kamu datang dan nanti sekitar pukul 8 kamu menghilang hingga pukul 2 siang kamu kembali lagi. seperti itu biasanya. Dan parahnya kamu datang lagi pertama kali itu hanya mengatakan halo dan menanyakan kabar mungkin karena aku terlalu lama tidak menjawabnya (karena masih terlalu senang) kamu menghilang dan yap itu tepat pukul 07.52 saat itu. Ya! Kamu ternyata masih mengingatku. Dan saat itu aku melayang, mungkin kejadiannya hanya sesederhana itu, namun itu sudah cukup bagiku untuk menyadari bahwa kamu kembali lagi mengisi hariku. Kejadian seperti itu membuat khayalan gilaku kembali berkembang dengan liar. Jika pada awalnya aku hanya menyukai karena sikapmu yang sopan tapi tidak terlalu kaku, namun kini aku berharap lebih. Aku benar-benar mengharapkanmu.

Aku mengunggu waktu untuk dapat bertukar kata denganmu lagi. Aku mengharapkanmu, berharap untuk beetukar kata denganku lagi. Suatu pengharapan yang lumayan tinggi, meskipun belum cukup untuk membuka rasa lain lagi. Sampai akhirnya, aku 'berbincang' dengamu lagi. Menurutku itu suatu kebetulan lagi, kebetulan lainnya yang membuat role cupid memilihku dan dia dalam permainan. Saat itu seperti hari-hari biasanya. Aku bermain game dan melihatmu gabung di game saja aku sudah bahagia. Lalu setelah bermain ada notifikasi 'lover' (ya di game ini ada istilah lover karena dijodohkan oleh orang yang mendapatkan role cupid) aku sebal mendapatkan notif lover karena kalau dia mati aku juga ikut mati dan tidak bisa ikut melanjutkan game. Namun saat membuka notif itu dan disana tertulis nama (aku tidak tau namamu di game apa. karena di telegramku namamu seperti aku menuliskan namamu di kontakku) dan aku membuka nama itu dan ternyata itu kamu. Seketika aku ingin keluar dari game karena entah kenapa untuk memulai pembicaraan (aku dulu yang chat) itu sangat-sangat susah. Seperti mendadak huruf qwerty itu diacak ulang. Dan akhirnya aku memulai dengan menanyakan dia mendapat role apa dan obrolan obrolan basa basi lalu aku dan kamu tenggelam dalam obrolan dan kemudian kita lupa kalau kita tergabung dalam game.

Dan setelah kejadian konyol itu, aku semakin menyukaimu. lebih dari apapun, aku menyukaimu, aku menantimu, dan aku semakin mengharapkanmu, aku jatuh semakin dalam pada cinta yang menuju padamu. Rasa yang awalnya biasa saja, semakin dalam dan aku semakin yakin bahwa aku hanya akan jatuh padamu. Mengapa? Ya, dengan banyak alasan, aku menjadi yakin aku hanya akan terjatuh padamu.

Aku yang biasanya bawel, hampir tidak bisa berhenti bicara, sulit berhenti saat tertawa, suka melempar candaan dan kata-kata nyleneh, menjadi aku yang diam seribu bahasa. Aku yang biasanya sangat mudah dekat dengan member-member baru di grup tempat kita bermain, menjadi aku yang tidak bisa berbuat apa-apa saat ada kamu. Aku yang biasanya suka mengumbar kata gombal pada siapapun mendadak berubah jadi aku yang diam dan hanya terpikir kamu.

Aku semakin jatuh cinta sama kamu. Semakin menginginkan kamu. Semakin ingin memilikimu. Dan aku terus menunggumu dalam pengharapan yang semakin melambung tinggi. Aku cuma ingin kamu. Dan itu kutunjukkan dengan perubahan sikap yang terus terjadi pda diriku. Aku yang semakin meninggalkan kebiasaanku berkata-kata kasar, menggoda member yang lain, atau banyak lagi kebiasaan burukku. Dan itu semua terjadi karena aku jatuh cinta padamu, yang semakin jatuh jatuh jatuh ke dalamnya. Membuatku meninggalkan kebiasaan lamaku, kebiasaanku yang buruk-buruk dan kebiasaan yang sudah seharusnya aku hilangkan dari dulu.

Banyak pertanyaan menghampiriku, "Memang sesempurna apa dia?" atau "Memang apa yang kamu suka darinya?" atau mungkin "Memang sebaik apa dia, sampai kamu seperti ini?" Dan semua itu hanya bisa dijawab dengan senyuman dariku dan anggukan seraya berkata "Gatau. Aku cuma tau aku suka sama dia. Udah itu aja." Konyol ya? Memang, aku memamng sangat konyol saat aku jatuh cinta. Apalagi denganmu, ini yang pertama untukku merasa seperti ini. sebelumnya aku tak pernah merasa mencintai seseorang sebegininya.

Jika orang mengatakan banyak hal aneh tentang cinta yang dulu selalu aku sangkal, kini dengan sangat sangat terpaksa aku mengiyakan semuanya. Cinta ini membuatku menjadi orang lain, sosok lain yang bukan seperti aku. Aku menjadi ya bisa dibilang norak, menjadi berlebihan, dan aku menjadi aku yang lebih aneh. Semua karena kamu, karena aku jatuh cinta padamu. Semuanya karena cinta dan kamu.

Rasaku semakin dalam, jika dulu aku hanya inginkan kamu sebagai penyemangatku, namun kini aku inginkan kamu seutuhnya, dan aku inginkan kamu lebih dari apapun. Aku semakin terobsesei padamu, dan hanya cuma kamu. Aku semakin menggilaimu, semakin larut dalamperasaanku yang aneh dan tidak mengasyikkan. Aku semakin lupa siapa aku sebenarnya. Aku hanya tau bahwa aku menginginkanmu, dan bahwa aku hanya perlu kamu.

Sampai akhirnya aku tiba di titik jenuh. Mungkin bukan hanya sekedar jenu, tapi lebih dari itu. Aku sampai pada titik aku ingin untuk menyerah dan berhenti mencintaimu. Berhenti mengagumimu. Berhenti mengharapkanmu. Aku sampai pada titik aku merasa bahwa semua anganku tentang kamu tidak akan menjadi kenyataan. Dan aku hanya ingin lepas dari kamu. Karena mencintaimu adalah kesakitan untukku, danmengharapkamu adalah sumber dari segala sakirt yang kurasakan.

Siapa sangka jika aku yang seperti ini, nakal, tidak bisa menghargai laki-laki, menjadi seorang pemain hati, tiba-tiba tunduk padamu? Siapa yang menyangka bahwa aku yang biasanya tidak perduli dengan perasan siapapun menjadi aku yang peduli dengan tanggapanmu meski sedikit saja tentangku? Siapa yang sangka jika aku yang terlalu sering menyakiti ini menjadi orang yang terus merasa tersakiti, olehmu? Siapa sangka jika aku rela bicara "Jika dia milikku, aku akan berubah. aku tidak lagi akan memermaikan hati banyak orang, aku tidak akan lagi mengumbar kata gombal, dan aku tidak akan lagi menjadi aku yang buruk dulu" hanya karena kamu? Siapa sangka bahwa aku akan jatuh terlalu dalam padamu?

Temanku bilang bahwa aku sudah gila, ataupun berlebihan saat ini. Mereka bilang aku mendadak seperti kehilangan aku dan ini sudah terlalu jatuh. Namun inilah aku saat aku benar-bennar mencintai seseorang. Dan orang itu adalah kamu. Dan aku memilih untuk diam, tanpa bisa berbuat apapun, tanpa bisa melakukan apapun, tanpa bisa berkata apapun, untuk menunjukkan padamu. Aku memilih untuk menunggumu, menunggu pergerakanmu yang mungkin saja juga akan mendekatiku. Namun semakin hari menunggu aku semakin merasa bahwa kamu tidak akan bergerak, tidak akan melakukan apapun, danbahwa kamu tidak memiliki perhatian dan rasa apapun ke aku.

Mencintaimu jadi begitu menyakitkan untukku, mengharapkanmu menjadi begitu melelahkan untukku, dan melihatmu saja jadi begitu menguras tenagaku. Aku sudah lelah, bosan, dan aku bertekad untuk melupakanmu. Melupakan kamu yang membuatku meninggalkan aku yang dulu, aku yang terbiasa menjadi jahat di mata banyak orang. Aku harus melupakanmu, harus, dan harus. Aku tidak lagi ingin terperangkap pada cinta semu yang membuatku berharap padamu.

Aku semakin dalam merasakan sakit itu, semakin dalam luka yang muncul akibat kamu. Iya , kamu. Luka itu memang ada dan muncul karenamu. Hebatnya kamu, tanppa kamu perlu berbicara langsung padaku, ataupun menghantamku dengan kalimat atau sikap, kamu sudah bisa menyakiti aku, membuat luka yang tersayat begitu dalam dan panjang. Tanpa kamu berbuat apa-apa, aku sudah bisa membuatku kesakitan hingga hampir membiru dan hampir mati hati ini. Hanya kamu dan memang cuma kamu yang bisa membuatku merasa seperti ini.

Aku mencoba untuk menghindari terjadinya percakapan denganmu. Beberapa kali aku menghindar dari ajakan teman-temanku untuk bermain game tersebut. Namun sial untukku, semakin aku mencoba untuk menjauhimu, semakin pula aku sering melihatmu bermain game, entah ketidaksengajaan, ataupun mungkin takdir. Aku tidak tau dengan pasti. Namun setiap aku berusaha untuk tidak melihat namamu, atau mengidar darimu, aku malah semakin sering melihat namamu dimana-mana. Dan efeknya adalah kesakitan itu semakin dalam kurasakan.

Dan puncaknya adalah beberapa hari lalu, ketika aku melihatmu bermain dan kamu memarahi salah satu pemain lainnya dengan kata-kata kasar. Aku berusaha untuk tidak mengomentarinya, berusaha tetap fokus untuk bermain, dan aku berusaha untuk tetap ramai dalam grup game tersebut. Sebenarnya bukan hal sulit untukku, karena jumlah pemain game itu lumayan banyak dan yang aku hindari hanya kamu, itu seperti 1 banding beberapa orang yang cukup ramai sedangkan kamu lebih banyak diam. Seharusnya itu mudah.

Aku sengaja tidak sering-sering membuka grup saat itu, ya agar aku tidak sering-sering melihat namamu. Dan aku mencoba untuk mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja, mengatakan bahwa tidak akan ada percakapan antara aku dan kamu kali ini. Meskipun sejujurnya, kala itu, aku memang merasakan getaran yang aneh dalam hatiku, kekhawatiran, ketakutan, dan rasa ingin meledak. Aku hanya tidak ingin ada dalam grup itu saat itu.

Dan rasanya tidak ada kekuatan apapun yang dapat mengalahkan kekuatan hati. Kekuatan perasaan dan insting. Mimpi burukku telah tiba saat aku berkata "idih kasar" di grup dan tiba-tiba dia mengirim pesan pribadi dan meminta maaf karena bersikap kasar seperti yang dia lakukan di grup. Aku mencoba mengindahkan perasaan itu semua, berusaha untuk tidak melihat pesan masuk itu. Namin semakin berat kurasa, karena jika aku ingin melihat grup saja, aku otomatis akan melihat pesanmu juga. Berat untukku. Namun aku berusaha menggembirakan hatiku dengan berkata bahwa itu orang lain yang sedang bermain dengan akunmu. Tidak mungkin sih, tapi daripada aku semakin susah.

Sampai pada satu kondisi aku tidak sengaja meng-klik nama mu. dan terbuka lah pesan permohonan maaf tadi. Dan saat aku melihat kelanjutan pesannya, aku merasa dunia saat itu runtuh. Itu memang benar kamu, bukan orang lain seperti dugaanku tadi. Aku berusaha setengah mati menghindarimu, berusaha agar tidak terjadi percakapan antara kita. dan kamu malah muncul dengan sendirinya. Apa lagi ini namanya? Sial untukku? Kesialan? Dan saat itu perhitungan matematisku, 1:banyak orang dalam game yang seharusnya tingkat kemustahilan tinggi, menjadi hancur, karena ternyata itu sangat mungkin terjadi. Dan itu memang terjadi.

Hanya dengan melihat pesan darimu saja aku sudah kesakitan setengah mati. Aku sudah merasa mual dan tidak ingin melihat nama itu. Ditambah teman dekatku yang terus menyarankan untuk membalas pesan darimu. Aku semakin ingin musnah, saat itu aku berharap musnah atau seseorang membunuhku. Pokoknyaaku tidak ingin terlibat percakapan denganmu, melihat namamu, atau apapu yang berurusan denganmu. Sudah cukup sakit kurasa saat itu, dan aku tidak ingin menambah kesakitan sialan itu.

Entah mengapa rasanya sakit sekali saat itu. Rasa itu membunuhku hingga aku menggigil kedinginan di tengah keramaian yang seharusnya membahagiakanku. Dan aku berusaha menganggap semuanya baik-baik saja, menutupi segalanya dengan senyum palsu. Meskipun saat itu kurasakan hatiku terasa retak menjadi serpihan kecil yang perlahan jatuh. 

Kenapa semua ini harus terjadi padaku? Andai mungkin saat itu aku tidak bermain game itu sekarang, mungkin aku tidak akan bertemu denganmu. Andai aku tidak menantangmu saat itu, mungkin aku tidak akan seperti ini. Andai aku tidak masuk dalam grup ini, mungkin aku tidak akan terjatuh padamu. Aku membenci diriku sendiri yang hilang kontrol kepadamu, aku membenci diriku yang tidak bisa membarasi perasaanku padamu. Aku membencinya.

Karma? Ah, aku tidak ingin mempercayainya, ini pasti bukan karma atas perlakuan seenaknya diriku terhadap orang-orang yang dekat denganku sebelumnya. Bukan juga karma atas perilaku seenaknya aku yang kadang tidak memperdulikan perasaan mereka dan kadang membuat mereka sakit hati. Bukan. Ini pasti bukan karena itu. Ini hanya kebetulan. Iya, ini hanya kebetulan.

Dan aku selalu terpikirkan kamu. Selalu kamu yang ada dipikiranku. Selalu. Dan aku harus membuat diriku tidak lagi melakukannya. Dan caranya adalah dengan memperbanyak kegiatanku, dan ini akan segera kulakukan. Aku selalu kesakitan tiap mengingatmu, selaulu. Dan setiap aku sendiri dalam lamunanku, aku selalu terbayang kamu. Pelet apa yang kamu berikan padaku, hah?

Aku semakin ingin tau tentang dirimu. Aku meng-google namamu, FB, Instagram, dan aku tau semakin banyak tentang kamu. Aku membuka akun Facebook mu, karena di Instagram sangat sedikit informasi yang kudapat. Dan di Facebook kudapati banyak foto tentang kamu yang telah kamu unggah. Foto kelulusanmu, foto ucapan selamat akan ujian, fotomu berdua dengan pacarmu (mungkin), fotomu dengan teman-temanmu yang ternyata banyak diantara mereka yang perempuan. Sakit.

Aku, si Perempuan Berhati Beku, Perempuan Tanpa Hati ini cemburu dan kesakitan melihatnya. Ya Tuhan, apa yang kamu berikan padaku sehingga aku bisa seperti ini? Apaaa? Aku ingin berteriak, ingin melepaskan kesakitan dan rasa sesak dalam hatiku. Aku membencimu.

Aku lelah seperti ini. Aku berharap aku tidak lagi pernah terlibat percakapan denganmu. Sama sekali. Dan aku berharap rasa ini segera lenyap. Rasa ini segera musnah. Dan aku tidak ingin mengingatnya sama sekali. Biarlah ini menjadi kesalahan terbesarku untuk jatuh padamu, jangan lagi terjadi. Aku hanya inginkan hatiku mati seperti dulu, beku, dingin, dan tanpa rasa.

Ah iya tambahan. Hari ini Ulang Tahunmu. Selamat Ulang Tahun. Aku berdoa semoga aku dapat lebih cepat melupakanmu.

Dari aku, yang sebentar lagi dapat beralih darimu


Read More

Minggu, 10 Desember 2017

Untuk Ibu

Yogyakarta, 10 Desember 2017

Aku sulit menyampaikan salam pembuka untuk surat ini. Akankah dimulai dengan sapaan atau langsung masuk pada inti pembicaraan?

Baiklah. Mungkin akan kumulai masuk dalam inti saja ya.
Read More

Minggu, 19 November 2017

Who Am I

How I wish I can say “I proud to be a teaching student”
Read More

Kamis, 26 Oktober 2017

Bulan

Yogyakarta, 26 Oktober 2017

Selamat sore Bulan ku. Bulan aku ingin bercerita padamu. Sebenarnya aku ingin bercerita denganmu bersama Bintang. Namun saat ini Bintang telah menyatu dengan Langit. Bintang sudah bahagia dengannya. Tenang Bulan, aku akan tetap disini menemanimu selagi kubisa. Aku juga merindukan Bintang kok, namun kita tidak boleh bersedih atas kepergian Bintang bukan? Jadi lebih baik kau mendengarkan ceritaku Bulan. Cerita tentang Pagi yang dulu pernah kuceritakan saat aku pertama menyusuri malam.
Read More

Rabu, 11 Oktober 2017

PLT LYFE ❤

Halo. Apakabar?
Hari ini sudah hampir sebulan aku jalanin yang punya nama PLT jangan tanya kepanjangannya apasoalnya aku sendiri juga gajelas itu kepanjangan apa. Tapi pelaksanaannya hampir mirip sama PPL. Iya hampir mirip. Kalo aku bilang mirip kan ya gabisa kan. Namanya aja beda. Jadi hampir mirip aja ya.
Read More

Jumat, 15 September 2017

Tulisan Untuk Sahabat yang Bertambah Tua

Yogyakarta, 17 September 2017
Dan ternyata pada hari ini,  tengah-tengah bulan September 21 tahun yang lalu tepat di hari ini. Kalian muncul di bumi ini, sebagai anugerah untuk kedua orang tua kalian. Mungkin aku bahkan kalian sendiri tidak tau seperti apa bahagianya orang tua kalian saat itu. Tapi pasti kalian bisa membayangkan.
Read More

Jumat, 04 Agustus 2017

Halo My -1, My Luv

#CatatanHariIni
Yogyakarta, 4 Agustus 2017


Baiklah, maafkan aku yang baru menuliskan apa ya ini surat? Bukan si, 30 harinya sudah lewat. Catatan. Ya, labelnya catatan.
Read More

Sabtu, 29 Juli 2017

Teruntuk Bangkai yang Ada di Dalam Bingkai

#CatatanHariIni
Yogyakarta, 28 Juli 2017

Teruntuk Kamu yang tersenyum dalam bingkai

Halo, ini aku yang sudah menjadi masalalumu. Seseorang yang sering kau sebut kelelawar kecilmu. Seseorang yang pernah kamu agungkan dengan sanjungan-sanjunganmu. Seseorang yang pernah kamu bahagiakan.


Halo, ini aku. Kelelawar kecilmu. Mohon dengan sangat dibaca menggunakan past tense. Aku masih sangat ingat ketika kita saling tertawa kemudian kita bekukan waktu bersama menjadi sebuah lembaran kenangan. Aku juga masih ingat saat aku menempelkan lembaran demi lembaran selama tahunan ini dengan mata berbinar di bingkai sudut kamarku.

Lalu kemudian sudut itu menggelap. Tak mampu lagi aku kesana. Bahkan untuk melihatnya saja aku tak sanggup. Karena aku sudah sadar bahwa kamu sudah menjadi bangkai.

Halo lagi, Kamu. Ini aku, lagi. Aku wanita yang ingin dikatakan wanita yang tegar. Wanita yang dengan sisa-sisa kekuatannya mencoba meruntuhkan bingkai-bingkai tersebut. Karena memang bangkai yang ada dalam bingkai tersebut sudah mulai mengeluarkan bau yang kurang sedap dan karena bangkai sudah tidak boleh lagi di lihat.

Halo kamu. Ini aku lagi. Aku sadar, suatu hari foto dalam bingkai akan menjadi bangkai. Dan kemudian harus dijatuhkan dari penglihatan. Tetapi tidak untuk dilupakan. Bangkai tersebut pun harus tetap ada dalam ingatan. Untuk menjaga kita agar tidak mendapatkan bangkai yang sama.

Kususuri lagi sudut kamarku itu. Kuruntuhkan semuanya. Kusemayamkan bingkai yang berisi bangkai tersebut dengan mengucap syukur akan semua kenangan-kenangannya. Terimakasih atas kenangan-kenangan indah yang pernah Kamu berikan.


Dari aku, Kelelawar Kecilmu (baca dengan past tense)
Read More

Jumat, 28 Juli 2017

KKN LYFE ❤

Hari ini adalah H-11 KKN selesai. Enggak kerasa ya bentar lagi bisa pulang. Seneng si bisa pulang. Tapi aku juga sedih karena disini di tempat aku KKN ini sudah seperti keluarga. Teman temannya, warga sekitar, bahkan pak dukuhnya pun sudah seperti ayah sendiri.
Read More

Jumat, 09 Juni 2017

Bahagia Lagi

Aku tidak akan membencimu. Tetapi bukan berarti aku akan melupakan semua luka yang sudah terlanjur kamu berikan kepadaku. Aku akan menyimpannya. Semua-seuanya. Ya, hanya untuk mengingatkan bahwa kamulah yang tidak pantas untukku, bukan aku. Untuk penanda saja bahwa ada luka di sana, dan dengan itu aku tidak boleh mengalaminya lagi bagaimanapun juga.
Read More

Bulan Bintang

Selamat pagi, Pagi. Aku adalah seseorang yang sedang berjalan menyusuri malam untuk bertemu denganmu, Pagi. Aku ingin bercerita denganmu tentang perjalananku menyusuri malam. Perjalanan yang sempat membuatku ragu melangkah pada langkah pertama, yang sempat menbuatku takut saat melihat bagaimana jalur yang akan aku lalui.
Read More

Sabtu, 03 Juni 2017

Pamit

Hari ini adalah hari dimana aku menyadari bahwa semua sudah tidak lagi sama. Tidak sama bagiku dann tentu saja tidak sama bagimu.
Read More

Rabu, 31 Mei 2017

Aku Lucu Ya?

#30HariMenulisSuratCinta
Yogyakarta, 31 Mei 2017

Halo, lagi-lagi aku menyapamu.Tidak ada jawaban lagi kan? Apa kabar kamu? Lagi, tidak ada jawaban juga kan? Seperti biasa memang. Harusnya aku sudah hafal, harusnya aku sudah bosan dengan itu. Tapi entah mengapa aku masih senang saja menyapamu tanpa jawab ini,masih sabar menunggu kamu menyapaku. Hah, pathetic. Seperti suratku sebelumnya, aku masih menjadi Bulan yang berevolusi hanya padamu, disaat kamu hanya memandang sang Mentari.
Read More

Ma, Im, atau Mos

Pernah tidak kalian ngerasa krisis identitas? 
Read More

Minggu, 21 Mei 2017

Bulan yang Berhenti Berevolusi

#30HariMenulisSuratCinta
Yogyakarta, 20 Mei 2017

Seperti bulan yang hanya berevolusi pada bumi. Begitu pula aku hanya berputar-putar di sekelilingmu. Tak pernah tau caranya berhenti, tak pernah tau caranya berpindah dan tak pernah tau alasan mengapa aku disini. Kau mungkin heran, tapi aku tentu lebih heran lagi.
Read More

Sabtu, 20 Mei 2017

Kita Bukan CInta dan Rangga

#30HariMenulisSuratCinta
Yogyakarta, 19 Mei 2017

Kamu bukan Rangga dan aku bukan Cinta. Aku tau kamu menyadari hal ini, tapi aku ingin menyampaikan kalimat di bawah ini untuk kamu.
Read More

Kamis, 18 Mei 2017

Untuk Para Putri yang Selalu Menemani

#30HariMenulisSuratCinta
Yogyakarta, 18 Mei 2017

Halo, sebelum membaca lebih lanjut, surat kali ini bukan untukmu lagi. Aku ingin menuliskan hal-hal lain. Mungkin aku sudah agak bosan menulis untukmu. makanya aku menulis tentang hal-hal lain. Tidak melulu tentangmu, ya waktu hampir semua tentangmu.

Oke, saatnya aku berubah menjadi Pocahontas (Padahal dulu aku jadi Abu)

Read More

Selasa, 16 Mei 2017

Penerima yang Masih Sama

#30HariMenulisSuratCinta
Yogyakarta, 16 Mei 2017

Aku suka menulis tentangmu, tanpa kamu minta pun aku tetap mau menulis tentangmu. Aku selalu bersemangat jika itu tentangmu. Tidak selamanya membahagiakan memang. Tapi setidaknya bersama kata-kata yang belum rapi ini, kenanganmu akan tetap rapi tersimpan
Read More

Minggu, 07 Mei 2017

Kamu adalah Idolaku

#30HariMenulisSuratCinta
Yogyakarta, 7 Mei 2017
Teruntuk the one and only Mario Stevadit
Halo, Mario Stevano Aditya Haling salam kenal. Aku adalah salah satu penggemarmu. Mungkin aku tak punya apa-apa tentang hidupmu, bahkan aku tak punya koleksi-koleksi foto tentang dirimu. Tidak seperti penggemar-penggemarmu yang lain. Kalau pun surat ini sampai ke tanganmu, aku tidak berharap kamu akan membacanya. Aku tau bagaimana sibuknya dirimu. Mulai dari kuliah-acara gathering- membuat video cover- dan pasti ada kesibukan lainnya. Ya, tapi kalu kamu sempat membacanya aku akan sangat bahagia. Mungkin membaca surat ini sambil meminum teh hijaumu.
Read More

Senin, 24 April 2017

Kamu

#30HariMenulisSuratCinta
Yogyakarta, 24 April 2017

Tiba-tiba sore ini terpikir untuk menulis surat untukmu yang lama tak pernah kusebut lagi. Aku tau ini pathetic, karena kamu bukanlah siapa-siapa. Bukan pacar, bahkan aku sudah menyiapkan diri untuk tidak lagi bertegur sapa dan bertukar kabar denganmu, mungkin untuk selamanya. Kamu Cuma kisah di masa lalu yang sayangnya tak terselesaikan dengan sempurna. Apalagi kamu telah bersamanya, denga ikatan yang menggunakan nama Tuhan. Sungguh tak pantas aku masih menyimpan asa di hatiku untukmu.
Read More

Rabu, 05 April 2017

Aku Tidak Rindu Kamu

#30HariMenulisSuratCinta
Yogyakarta, 5 April 2017
Hai, selamat pagi Kamu. Apa kabar? Aku rindu menanyakan kabarmu. Iya, haha menanyakan kabarmu. Karena aku tau pasti tak akan kudapat jawabannya. Seperti yang lalu lalu.
Read More

Jumat, 31 Maret 2017

RANDOMZZZ

Hai. hihi lama juga ya aku enggak tulis-tulis. hari ini aku baru pengen nulis tapi enggak ada bahan apa-apa. haha. aku baru males lanjutin surat cinta. soalnya aku sedang tidak mau membahas cinta. haha. lalu tentang buku harian Mimi aku udah lanjutin sebenernya. tapi balik lagi, aku males. ya gitu aja sampe yang disana sadar kalo aku suka dia. haha.
Read More

Senin, 06 Maret 2017

Aku Bukan Juliet

#30HariMenulisSuratCinta
Yogyakarta, 6 Maret 2017
Hai, kamu Romeo. Haha, aku tau kamu Romeo. Tapi boleh tidak aku tak usah jadi Juliet? Tunggu, jangan salah paham. Jangan buruk sangka. Bukannya aku tak mau mendampingimu atu tak mau jadi pasanganmu. Hanya saja aku tak ingin kisah kita berakhir tragis seperti Romeo dan Juliet.
Read More

Jumat, 03 Maret 2017

BUKU HARIAN MIMI pt 1

heyu. wassap. mari kita kenalan. oke ini gakseru. langsung aja ya. basa basinya nanti aja. soalnya kalo sekarang belum basi. masih bisa dimakan. jadi ntaran nunggu basi dulu. well, sebenernya ini mau ngomongin apa. oiya kenalan. nyaris lupa.
Hayu my apa ya, bahasa Inggris-kucing nya pembaca. kan bahasa Inggris-kucingnya hi kan heyu kan terus kalo pembaca apa? oke skip saja. kenalkan namaku Michele. itu nama panjangku. Nama pendekku Mimi. lalu nama panggilanku Paijem. iya Paijem, tapi cuma orang-orang yang beneran deket sama aku yang manggil aku Paijem. 
Read More

Senin, 27 Februari 2017

Lirik I wish I had Her Life | Barbie

Look at her
In the spotlight
I love her purple hair
She can do what she wants to
As crazy as she dares
Read More

Kamis, 23 Februari 2017

Surat Untuk Hati

#30HariMenulisSuratCinta

Yogyakarta, 23 Februari 2017

Dear, Hati

Apa kabarmu? Masih sakit? Semoga kau baik-baik saja. Jangan sampai patah lagi dan lagi. Istirahatlah yang cukup dari rasa pilu agar kau bisa segera bangkit kembali bekerja mendampingi aku.

Hati, kumohon padamu. Mulai detik ini mulailah dengarkan aku. Jika dengan matamu kau sudah melihat keganjilan. Mulai serahkan tugas padaku untuk berpikir hal yang realistis. Janganlah kau terlalu baik, Hati. Tidak semua makhluk di luaran sana memikirkan kamu. Mereka pun menggunakan pikirannya namun sedikit melibatkan  hatinya. Tapi kamu, selalu bekerja sendiri tanpa aku. Pemilik kita disebut makhluk yang lugu pada akhirnya. Kamu tau? Itu karena kamu tidak mengijinkan aku untuk ikut bekerja bersamamu.

Hati, kini aku berjanji akan selalu menjagamu. Kau harus mengizinkan  aku mendampingimu setiap saat. Kamu harus mendengarkan aku. Aku hanya tidak ingin kau merasakan pilu lagi, sakit lagi, dan patah lagi. Aku sayang padamu. Aku tak ingin melihatmu menangis dan membiru.

Hati, lepaskanlah genggamanmu dari hati miliknya. Kau hanha dibawa lari kesana kemari terseok tanpa ia sedikitpun memandang ke arahmu. Dia tidak peduli lagi, Hati. Sudah. Cukup. Dia, lepaskanlah. Aku akan membantumu menemukan  hati lain yang lebih baik dari miliknya. Yang tidak akan mengkhianati kesetiaanmu dan tidak akan menghancurkanmu dalam genggamnya. Percayalah aku mampu membantumu.

Hati, janganlah kau ragu lalu menghakimi dirimu sendirilah yang buruk. Tidak. Kau setia, kau berhak mendapat bahagia. Dia khianat, dia tidak berhak mendapatkan setia darimu tentunya. Semudah itu bukan?

Maka, lepaskanlah segala hal yang akan menyakitimu. Genggam tanganku untuk mendampingimu bekerja demi pemilik kita. Semoga pilumu yang kemarin adalah pilumu yang terakhir. Aki harap kau segera meraih bahagia. Bersama aku dan pemilik kita tentunya. Salam sayangku.

Dari aku, otak. Dengan segala pikirannya.

~

Hari ke 20

Read More

Selasa, 21 Februari 2017

Ayah Separuh Hidupku

#30HariMenulisSuratCinta
Yogykarta, 21 Februari 2017

Mungkin kata pun tak akan pernah bisa menggambarkan betapa aku mencintaimu. Untaian ronta pinta tak akan pula menjadikan bagimu beban yang ada. Terjamah doa yang kuucap untuk cinta padamu ayah. Pelajaran berharga tentang kehidupan yang tak bisa dibeli degan apapun. Pengalaman hidup yang tak akan bisa terganti oleh nominal.
Ingin ku kecup keningmu saat lelap tidurmu, tetapi aku malu untuk itu. Inginku membacakan puisihati tentang hidupku denganmu, tetapi kau tak ada waktu. Karena dari pagi hingga senja selalu kau habiskan untuk menghidupiku.
Tidakkah kau lelah? Tidakkah kau bosan? Banyak keluh kesah pasti pasti ingin kau ucapkan. Namun tidak di depanku. Kau hanya mau bercerita dan mencurahkan semua kepada-Nya.
Aku tidak pernah tega membuat hatimu kecewa, sama saja membuat hatiku terluka. Maafkan aku belum bisa membuatmu bangga. Terimakasih atas dukunganmu hingga akhir hayatmu sekarang.
Tuhan, adakah kau ciptakan seseorang seperti ayahku? Pertemukanlah aku dengannya, maka mungkin itu dapat membuat ayahku sedikit merasa bangga disana akan membuat ayahku tersenyum bahagia disurga sana.

Tertanda, putrimu yang paling pandai menghancurkan benda-benda disekitarnya, Ima.
~

Hari ke 19
Read More

Jumat, 17 Februari 2017

Cerita Seorang Sahabat


#30HariMenulisSuratCinta
Yogyakarta, 17 Februari 2017

Hai Son, sahabatku. Jika dan hanya jika kalian berkenan hendak aku memanggil kalian begitu. Sebagaimana aku ingin memanggil kalian begitu.
Apa kabar kalian? Aku sengaja meluangkan waktu untuk membuat ini disela kegiatanku yang mulai memuncak, agar kalian tau, kemanapun aku menuju, apapun yang aku lakukan, kapanpun waktunya, hatiku tetap tertambat pada kalian. Aku tak tau harus bagaimana memulai surat ini. Karena sebagaimana awal nya ketidak sengajaanlah yang mempertemukan kita, dan aku amat berterimakasih kepada ketidaksengajaan yang mempekenalkan aku pada kalian. Akan ku lakukan apapun agar kubisa berada di wisuda, pernikahan, maupun khitanan anak kalian nantinya. Haha
Son, aku mengutip dari cerita-cerita yang pernah aku baca “no one understand me quite like you do” adalah intrepretasiku atas bagaimana cara kita saling memahami dan mengerti satu sama lain tanpa perlu terucap kala permintaan, dan aku menyayangi kalian sebagaimana aku menganggap kalian adalah kakak-adikku. Karena taka da yang lebih menyenangkan ketika aku menggenggam jemari kecil anakku nanti dan mengetuk pintu rumahmu lalu mengucap salam lalu melihat anak-anak kita berbagi gelak tawa seperti kita.
Son, sepuluh tahun atau dua pulu tahun lagi jika raga masih mengikat jiwa kita, tak akan pernah ku sia-siakan waktu untuk bertemu dengan kalian. Kelak kita bertemu lagi berbagi perih dan tawa yang sama. Namun bukanlah tentang pemilihan ketua kelompok musik, perpisahan, atau membahas materi pramuka yang akan disampaikan nanti yang mempertemukan kita dulu. Sebagaimana dulu kita duduk berurutan dan bersampingan di “North Side Of NiCe”
Tidak ada orang lain yang mengerti sebagaimana besar rasa saling mengasihi kita. Mereka hanya tau bahwa kita sekumpulan remaja saling sindir, saling nyinyir, dan saling ejek. Mereka tak perlu tau berapa banyak derai air mata yang kita bagi bersama, seberapa erat genggaman kita kala kita jalan bersama di jalan raya, berapa banyak kita salig berebut mentraktir, bagi mereka hanya kekonyolan dan ketidakbergunaanlah yang kita lalui.
Aku ingat kita pernah mengikat janji akan bertemu saat libur semester setidaknya sekali. Tapi maaf karena begitu banyak kegiatan dadakan sehingga libur semester berakhir kita belum bertemu juga. Maafkan aku. Tapi aku hanya ingin kalian tahu, nama kalian dapat dipastikan akan bertengger di skripsiku kelak. Aku berjanji.
Terimakasih banyak sahabatku, RINSON, karena menerimaku sebagaimana aku, mau berbagi waktu, tangis, tawa, sindirian, ejekan, batagor, cilok, esteh, mie ayam, jajanan kantin make, kelas 9c, basecamp, nyanyian, kucing, bus, PePeh, dan semua masa putih-biru bersamaku.

Dari aku, Ima. Yang paling sering bikin kalian sebal dan berujung bilang “terserah kamu aja im” sama semua tingkahku.
~
Hari ke 18
(Hari ke 18 aku pilih buat RINSON soalnya selama putih-biru ku aku absen 18)
Read More

Jumat, 03 Februari 2017

Sudah Terlambat

#30HariMenulisSuratCinta
Yogyakarta, 3 Februari 2017

Mengapa tak pernah bicara tentang keberadaan sebuah rasa? Mengapa tak utarakan cinta dan justru memilih untuk menyimpannya dalam-dalam?
Ada yang kamu korbankan untuk bahagiaku yang ternyata sementara. Ada yang kamu relakan, walau semestinya kita bisa bersama. Ada yang kamu sembunyikan, padahal kamu-lah senyata-nyatanya kebahagiaan itu.
Hanya jika cinta terungkap sejak mula, barangkali kita sedang tersenyum dalam satu pigura. Kini, ketika lelahmu rebah di kedua tangannya, adalah saatnya bagiku untuk menerima. Bahkan di saat muaramu ialah kedua matanya, aku masihh memeluk diri sendiri dalam hampa. Sebab itu, pergilah. Asalkan kamu ingat bahwa disini kita pernah saling mengaku rasa.
Kutitipkan engkau pada Tuhan Yang Maha Tahu, sebab tak selamanya aku merasa bahwa aku mampu. Hanya jika semesta mengizinkan, kita akan miliki kisah yang selama ini masih jadi impian. Sementara dari sini mataku tak akan lepas darimu.
~


Hari ke 17
Read More

Rabu, 01 Februari 2017

RINSON (again)

halo. salam

RINSON
Revolution In Northside Of NICE. wahaha. hari ini aku mau bahas tentang detergen anti noda ku itu. setelah berbulan-bulan tak ku pakai. ampun. bukan bukan. RINSON bukan detergen. haha. mereka manusia-manusia unik yang melukis, mewarnai, menggradasi hidupku dari masa-masa putih-abu sampai sekarang. ya sekarang berkurang jauh si melukis, mewarnai, menggradasi nya. 

well, mari kita berkeliling di dunia RINSON. 

Nama organisasi: RINSON (Revolution In Northside Of NICE)

Nama anggota:
1. Christy Oktaviani (Nonik)
2. Suci Wulandari (Bosuu)
3. Hikmatul Husna (Ima)
4. Meta Juniana (Pet)
5. Aulia Ulfi Ardhani (Ulfi)
6. Alexandria Nacia Andriana (Repsol)
7. Yolanda Chesa Anggiya (Ches)
8. Rosalina Valentine (Rosa)

Tempat Berkumpul:
1. Batagor SMP N 11 Yogyakarta
2. Mi ayam samping SMP N 11 Yogyakarta
3. Perum (lupa namanya) deket SKE
4. Blok Patuk (deket Bakpia Patuk 75)
5. rumah tiap anggota lainnya (aku enggak apal._.)

Didirikan tahun: 2009

Kebiasaan:
1. main
2. kumpul
3. abis itu nanya "Abis ini kita mau kemana?" atau "Abis ini kita ngapain?" atau "Abis ini mau makan dimana?" dan itu memakan waktu yang sangat lama untuk menemukan jawabannya. 
4. ujungnya pasti ketempat-tempat yang udah pernah atau malah udahan pulang.

nah segitu tuh perkenalannya. 
jadi kita itu udah ada sejak 7 hampir 8 tahun lalu. wahaha udah bocah kelas 1 atau 2 SD itu. udah enggak boleh ngerengek. akhir-akhir ini karena memang kita sama-sama sibuk jadi kita udah jaraaaaang banget ketemu. apalagi ditambah satu anggota kita si Repsol kuliah kejauhan di luar kota. yang lain dalam kota aja ngatur waktu buat ketemuan udah kayak ngatur duit rumah tangga ribetnya, ditambah mau ketemu sama yang luar kota dan jadwal liburnya beda pula, makin-makin kan.

terakhir kita ketemu lengkap saat buka puasa bersama pada tanggal 24 Juni 2016. yang lengkap ketemu full banget pokoknya pada tanggal itu. memang setelah itu kita ketemu-ketemu lagi tapi ya cuma beberapa orang saja yang bertemu. paling cuma ketemu makan bareng lalu pulang atau pasti ada kegiatan masing-masing.

jadi ceritanya intinya aku nulis ini karena aku kangen sama anak-anak agak rntahlah yang disebutin di atas. tapi apa daya tangan tak sampai. haha. sudahlaah. mari kita sudahi obrolan ini sebelum aku semakin tidak jelas.. 

byee.. salam
Read More

Far Away

#30HariMenulisSuratCinta
Yogyakarta, 1 Februari 2017


Melihatmu dari kejauhan seperti membuat daerah pertahanan. Bertahan sampai batas yang tidak ditentukan. Melihatmu dari kejauhan seperti menghadirkan suatu pertemuan tanpa kamu harus melihatku. Melihatmu dari kejauhan sebenarnya hanya ingin mengurangi rinduku perlahan-lahan dan tidak membiarkan perasaan itu hilang. Dan dari dulu hingga sekarang, bukannya selalu begitu?
Melihatmu dari kejauhan sambil terus mengulang kebisuan. Melihatmu dari kejauhan, itulah caraku mencintaimu diam-diam. Ribuan orang bilang, ini suatu kesalahan. Namun setiap rasa yang krasakan jatuhnya lebih besar dibanding semua keraguan yang kupikirkan.
Melihatmu dari kejauhan caraku mencintaimu seperti Tuhan yang lebih banyak memperhatikan dari kejauhan, yang lebih banyak menjaga dari kejauhan dari tempat yang tak ketahuan. Hanya saja kamu belum pernah tahu keberadaanku. Ya, mungkin karena terlalu sering memperhatikan, jadi lebih tau dibanding kamu.
Melihatmu dari kejauhan kadang menyenangkan dan kadang menyedihkan. Tapi aku selalu mengerjakannya dengan ketulusan, tanpa menyesal karena ada kerugian. Mencintaimu seperti pergi ke dunia mimpi dan membawa banyak peri yang mengajariku berlari dengan satu kaki atau menari dengan pelangi, yang tak pernah kulakukan setiap hari sebelum bertemu mimpi dan para peri.
Dengan melihatmu dari kejauhan, hatiku tak pernah mau pulang. Karena di situ tempatmu yang membuatku merasa tenang dan nyaman. Melihatmu dari kejauhan, mungkin hanya itu sekarang yang bisa kulakukan. Tapi ketika waktu sudah penuh dengan kebisuan, dan dimana harus ada perhentian, mungkin kita aka nada di dalam suatu pertemuan yang disatukan Tuhan
~

Hari ke 16
Read More

Senin, 23 Januari 2017

Kalau Kamu Tak Sanggup Lebih Baik Pergi Saja

#30HariMenulisSuratCinta

Yogyakarta, 23 Januari 2017

Aku menuntutmu mencintaiku seolah-olah belum pernah ada yang menyakitimu. Lepaskanlah luka-lukamu yang dulu, lepaskanlah bersama masa lalumu. Jadi, jangan mencintai orang yang baru dengan hati lamamu.

Aku menuntutmu untuk memberikan hati dan pikiran baru. Aku bukan dia, dia, atau dia. Fisikku tidak sama, sidik jariku pun tidak sama, apalagi sifat-sifatku. Kamu tidak bisa mengharapkan aku memiliki kebiasaan seperti dia. Tapi aku memiliki tanggung jawab untuk membahagiakanmu lebih besar dari dia, dia, atau dia.

Aku yang bersedia menerimamu yang sekaranh, bukan mereka. Aku yang bersedia bersamamu berlama-lama mendengarmu bercerita, atau menemanimu keliling kota. Aku. Bukan. Mereka

Jadi, berhenti membandingkan. Mulailah melihatku.

Aku mencintaimu, sekarang. Kamu. Kamu, yang sekarang. Bukan kamu yang dulu meski aku menerima masa lalumu apa pun itu. Tapi jangan hidup di masa lalumu. Kalau menginginkan bahagia baru.

Aku bukan siapa pun di masa lalumu. Jangan hidup di masa lalu. Hiduplah bersamaku

-Dari aku, yang sekarang ada bersamamu

~

Hari ke 15

Read More

Selasa, 17 Januari 2017

Teman Kita Pernah Bercerita

#30HariMenulisSuratCinta

Yogyakarta, 17 Januari 2017

Teman kita yang pernah bercerita.

Ada dua orang yang selalu tidak sabar menunggu pagi. Keduanya ingin terus bertemu lagi, untuk saling mengagumi. Merasakan hangatnya percakapan, merasakan bagaimana ternyata seseorang bisa membenci malam karena itu artinya perpisahan.

Menyenangkan

Dua orang itu pernah menjadi dua orang yang saling jatuh cinta,tapi tidak ada yang berani mengatakannya. Itu berlangsung lama, terlalu lama. Sampai salah satu bosan menunggu dan satu lagi masih takut kalau satunya tidak memiliki perasaan yang sama.

Dua orang yang saling jatuh cinta tetapi tidak pernah bersama. Kata teman-teman, dua orang itu adalah kita.

~

Hari ke 14

Read More

Selasa, 10 Januari 2017

Aku Menulis ini Untukmu

#30HariMenulisSuratCinta

Yogyakarta, 10 Januari 2017

Aku menulis ini untukmu. Untuk semua tawa yang sudah kau buat dan untuk ingatanku yang sudah kau ikat.

Akubtidak menyesali semuanya meski pada akhirnya kita tidak bisa bersama. Kamu sudah pernah membuatku tertawa, itu sangat cukup, lebih dari cukup. Dan aku juga menikmati setiap perbincangan kita, menikmati proses menunggu pagi setiap hari agar selalu bisa berbincang denganmu lagi, menikmati ceplas-ceplosnya kamu, menikmati komentarmu tentang berbagai hal yang kamu lihat. Kita pernah memiliki waktu yang sangat menyenangkan, berdua.

Aku menulis ini untukmu. Untuk semua perbincangan kita yang bisa aku ingat dan untuk perpisahan kita yang pernah membuat mataku sembab.

Aku masih akan menyimpanmu di bergiga-giga byte memori di kepalaku. Suatu saat mungkin akan tertumpuk dengan memori baru tentang orang lain, bahagia lain, atau peristiwa lain. Tapi memori itu di sana, tetap di sana, karena aku tidak pernah menghapusnya. Dan mungkin akan muncul begitu saja seperti sudah diciptakan otomatis ketika mendengar musik kita berdua atau film yang pernah kita tonton. Tapi kenangan hanya kenangan, bukan? Tidak pernah menjadi masa depan.

Aku menulis ini untukmu. Untuk semua kalimat yang pernah atau belum aku ucapkan dan untuk perpisahan kita meski kita tidak pernah menginginkannya.

Karena kalau Tuhan berkata tidak, seberapa jatuh cintanya kita berdua Tuhan akan memisahkannya. Jadi, ini. Kita harus menerimanya. Seberapapun pahitnya.

Suatu hari nanti, kalau Tuhan berkenan, mungkin kita akan dipertemukan lagi bersama kebahagiaan kita sendiri-sendiri. Mungkin itu cara Tuhan mengajarkan kepada kita, bahwa kebahagiaan itu bukan satu jalan, bukan satu orang, tapi ada banyak jalan, dan ada banyak orang yang mungkin memiliki kesempatan yang sama untuk membuat kita bahagia.

Bahagia selalu datang tepat waktu. Mungkin kita yang selalu terburu-buru mengartikan kalau bahagianya sudah datang, sementara menurut Tuhan belum. Hnya sebuah batu loncatan untuk belajar membina hubungan, sebelum orang yang benar-benar diciptakan untuk kita didatangkan
~

Hari ke 13

Read More

Minggu, 08 Januari 2017

First Alphabet

#30HariMenulisSuratCinta

Yogyakarta, 9 Januari 2017

The first letter of alphabet. Bolehkan aku menyebutmu itu? Aku terlalu enggan menyebut nama aslimu, rasanya asing. Ya, aku merasa asing menyebut namamu meskipun aku tak pernah berhenti menyebutmu dalam setiap ceritaku.

Aneh mungkin, ketika disaat yang bersamaan aku merasa sakit dab bahagia. Karena satu orang yang sama. Mungkin kamu tau, mengenai aku yang memujamu setengah mati, dan aku yang kesakitan olehmu. Namun kini, seperti ada rasa lain yang berbeda saat kita dipertemukan lagi. Sebentar, jangan tertawa dan merasa puas dulu. Siapa bilang aku menyukaimu? Tidak. Aku hanya merasa nyaman berada didekatmu, dengan segala perhatianmu, dan dengan semua tingkahmu.

Aku ini bukn perempuan yang terbiasa dengan kata lembut dan senyum yang mengukir di bibir. Aku lebih banyak diam, tertawa hana pada yang ku kenal dekat, serta bertingkah seenaknya tanpa memikirkan orang lain. Aku melakukan semuanya padamu, kan? Tanpa wajah bersahabat saar kamu mengajakku bicara, sering sekali.

Aku banyak mendengar cerita tentangmu. Tentang sikapmu yang dewasa, bertanggung jawab, baik, dan segudang pujian lainnya. Di hadapan mereka, aku berusaha menyangkal itu semua. Namun kini harus kukatakan bahwa aku menyetujui ucapan mereka. Kamu memang bertanggung jawab dan pribadi yang baik, serta dewasa. Kamu memang supel dan tanpa mengenal lelah. Kamu tahan banting meski aku sering bertingkah seenaknya.

Sebentar, mungkin ada satu hal yang tidak aku setujui dari ucapan orang tentangmu. Wajahmu tidak ganteng. Hei. Mereka salah bicara. Tapi harus kuakui bahwa wajahmu itu lucu. Aku menyukainya, wajah yang selalu terlihat mengantuk dan mata yang sipit hampir tidak terlihat, serta pipi yang nyaris gembil. Aduh, aku bahkan tertawa membayangkan wajahmu sambil menulis ini.

Mungkin surat ini datang terllu cepat untukmu. Secepat hubungan yang aneh dan menggelikan jika dipikir. Namun kamu memang membuatku nyaris lupa dengan kesakitan dan kekecewaanku karenanya. Dan harus lagi terua kuakui bahwa aku memang menyukaimu. Dengan segala kelucuanmu dan segala pujian tentangmu.

Terimakasih, ya. Untuk soaokmu yang hadir tiba-tiba dengan segudang ketiba-tibaan lain. Aku punya satu permintaan khusus untukmu. Jangan ubah cara berpikirmu yang lucu itu. Aku menyukainya. Sungguh
~

Hari 12

Read More

Welcome to my little world

Diberdayakan oleh Blogger.

Temukan Aku di...

Followers

© Bienvenue, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena