Welcome to my little world

Selasa, 17 Juli 2012

Istilah di Biosfer

BIOSFER

Biosfer
Istilah-istilah dalam biosfer:
1. Bioma = Bentang darat (landscape) yang mempunyai karakteristik khas berdasarkan keadaan
iklimnya, didomiasi flora dan fauna tertentu.
2. Biota = Flora dan fauna yang hidup pada suatu bioma.
3. Habitat = Lebih kecil dari bioma yang merupakan tempat hidup asli makhluk hidup.
4. Populasi = Kumpulan individu sejenis yang hidup bersama dalam suatu kawasan.
5. Komunitas = Kumpulan populasi dalam suatu wilayah.
6. Ekosistem = Suatu sistem hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya.
7. Rantai makanan = Menunjukkan adanya aliran energi dari matahari disimpan dan digunakan
oleh produsen yang kemudian dikonsumsi oleh konsumen primer dan
sekunder. Produk buangan tumbuhan dan hewan yang mati kembali ke
tanah dan diuraikan oleh detrivor, kemudian kembali ke awal lagi.
8. Jaring-jaring makanan = Jaring makanan terbentuk dari banyak rantai makanan. Sebagian
konsumen banyak memakan produsen tertentu, sebagian lagi
Read More

Selasa, 29 Mei 2012

hidrosfer


Hidrosfer
Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi. Kata hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan. Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danau, sungai, laut, lautan, salju atau gletser, air tanah dan uap air yang terdapat di lapisan udara.Daftar

Siklus hidrologi
Siklus hidrologi adalah suatu proses peredaran atau daur ulang air secara yang berurutan secara terus-menerus. Pemanasan sinar matahari menjadi pengaruh pada siklus hidrologi. Air di seluruh permukaan bumi akan menguap bila terkena sinar matahari. Pada ketinggian tertentu ketika temperatur semakin turun uap air akan mengalami kondensasi dan berubah menjadi titik-titik air dan jatuh sebagai hujan.
Siklus hidrologi dibedakan menjadi tiga, yaitu siklus pendek, siklus sedang dan siklus panjang.
Siklus pendek
Dalam siklus pendek, air laut mengalami pemanasan dan menguap menjadi uap air.Pada ketinggian tertentu uap air mengalami kondensasi menjadi awan. Bila butir-butir embun air itu cukup jenuh dengan uap air, hujan akan turun di atas permukaan laut.
Siklus sedang
Pada siklus sedang, uap air yang berasal dari lautan ditiup oleh angin menuju ke daratan. Di daratan uap air membentuk awan yang akhirnya jatuh sebagai hujan di atas daratan. Air hujan tersebut akan mengalir melalui sungai-sungai, selokan dan sebagainya hingga kembali lagi ke laut.
Siklus panjang
Pada siklus panjang, uap air yang berasal dari lautan ditiup oleh angin ke atas daratan. Adanya pendinginan yang mencapai titik beku pada ketinggian tertentu, membuat terbentuknya awan yang mengandung kristal es. Awan tersebut menurunkan hujan es atau salju di pegunungan. Di permukaan bumi es mengalir dalam bentuk gletser, masuk ke sungai dan selanjutnya kembali ke lautan.

Hidrosfer di muka bumi selanjutnya akan dikelompokkan menjadi dua, yaitu perairan darat dan perairan laut.
Perairan di daratan
Perairan di daratan tergolong sebagai perairan tawar, yaitu semua perairan yang melintasi daratan. Air di daratan meliputi air tanah dan air permukaan.
Air tanah
Air tanah adalah air yang terdapat di dalam tanah. Air tanah berasal dari salju, hujan atau bentuk curahan lain yang meresap ke dalam tanah dan tertampung pada lapisan kedap air.
Air tanah dangkal
Air freatis adalah air tanah yang terletak di atas lapisan kedap air tidak jauh dari permukaan tanah.Air freatis sangat dipengaruhi oleh resapan air di sekelilingnya. Pada musim kemarau jumlah air freatis berkurang. Sebaliknya pada musim hujan jumlah air freatis akan bertambah. Air freatis dapat diambil melalui sumur atau mata air.
Air tanah dalam
Air artesis adalah air tanah yang terletak jauh di dalam tanah, di antara dua lapisan kedap air. Lapisan di antara dua lapisan kedap air tersebut disebut lapisan akuifer. Lapisan tersebut banyak menampung air. Jika lapisan kedap air retak, secara alami air akan keluar ke permukaan. Air yang memancar ke permukaan disebut mata air artesis. Air artesis dapat dapat diperoleh melalui pengeboran. Sumur pengeborannya disebut sumur artesis.
Air permukaan
Air permukaan adalah wadah air yang terdapat di permukaan bumi. Bentuk air permukaan meliputi sungai, danau, rawa.
Sungai
Sungai adalah air hujan atau mata air yang mengalir secara alami melalui suatu lembah atau di antara dua tepian dengan batas jelas, menuju tempat lebih rendah (laut, danau atau sungai lain).
Bagian-bagian sungai
Sungai terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian hulu, bagian tengah dan bagian hilir.
Bagian hulu sungai terletak di daerah yang relatif tinggi sehingga air dapat mengalir turun.
Bagian tengah sungai terletak pada daerah yang lebih landai.
Bagian hilir sungai terletak di daerah landai dan sudah mendekati muara sungai.

Jenis-jenis sungai
Jenis-jenis sungai dibagi menjadi 5, yaitu sungai hujan, sungai gletser, sungai campuran, sungai permanen dan sungai periodik.
Sungai hujan adalah sungai yang berasal dari hujan.
Sungai gletser adalah sungai yang airnya berasal dari gletser atau bongkahan es yang mencair.
Sungai campuran adalah sungai yang airnya berasal dari hujan dan salju yang mencair.
Sungai permanen adalah sungai yang airnya relatif tetap.
Sungai periodik adalah sungai dengan volume air tidak tetap hanya ada pada musim hujan

Read More

Selasa, 15 Mei 2012

Sahabat Setia

Lama sudah bersama
Memberi arti di hati
Hari pasti berganti
Namun kau tetap di hati

Berbagi semua kisah
Canda tawa serta ceria
Air mata dalam duka
Kita masih bersama

Rajut mimpi-mimpi indah
Menghias dunia kita
Berjanji di dalam cita
Akan selalu bersama

Kita bisa bernyanyi
Sunyi di dalam rahasia
Kita senantiasa
Berjalan dengan senyuman

Berbagi semua kisah
Canda tawa serta ceria
Air mata dalam duka
Kita masih bersama

Rajut mimpi-mimpi indah
Menghias dunia kita
Berjanji di dalam cita
Akan selalu bersama

Betapa bahagia oh...
Diriku bersamamu
Mutiara dunia 
Dalam kasih dan harapan

Berbagi semua kisah
Canda tawa serta ceria
Air mata dalam duka
Kita masih bersama

Rajut mimpi-mimpi indah
Menghias dunia kita
Berjanji di dalam cita
Akan selalu bersama

Berbagi semua kisah
Canda tawa serta ceria
Air mata dalam duka
Kita masih bersama

Rajut mimpi-mimpi indah
Menghias dunia kita
Berjanji di dalam cita
Akan selalu bersama

Berbagi semua kisah
Canda tawa serta ceria
Air mata dalam duka
Kita masih bersama

Rajut mimpi-mimpi indah
Menghias dunia kita
Berjanji di dalam cita
Sahabat yang setia

Read More

Sabtu, 05 Mei 2012

JASPER


"Dia bergerak seperti petir - kekuatan dan kecepatan dan kematian digulung menjadi satu." 


Jasper Hale, Jasper Whitlock lahir di 1843, adalah seorang vampir yang pernah ikut dalam perang vampir besar selatan (dan merupakan yang selamat), tapi kemudian menjadi anggota Olimpiade Coven. Dia adalah suami dari Alice Cullen dan anak angkat Carlisle dan Esme Cullen, serta saudara angkat Rosalie Hale (di Forks, ia dan Rosalie berpura-pura kembar), Emmett dan Edward Cullen. Jasper adalah saudara angkat Bella Cullen dan paman angkat Renesmee Cullen.

Setelah menjadi besar dalam Konfederasi Angkatan Darat, Jasper sedang dilanda oleh vampir atas Maria, yang mulai mengubahnya. Setelah transformasi, Jasper membantu Maria dalam penciptaan yang baru lahir pasukan vampir yang berhasil menaklukkan dasar pemberian makan Texas. Namun, Jasper menjadi lelah kekerasan dan haus darah ini hidup dan akhirnya menjadi seorang pengembara. Untungnya, ia akhirnya ditemukan oleh Alice, cinta dalam hidupnya dan dengan memulai hidup dengan damai coven dari keluarga Cullen.


Kehidupan awal
Jasper adalah seorang mayor dalam Tentara Konfederasi di Texas sampai ia berubah menjadi vampir satu malam yang gelap oleh Maria dan dua orang lain, yang belakangan dihancurkan oleh Jasper dan Maria ketika mereka menjadi tidak berguna dan berencana untuk mengalahkan mereka dan mengambil alih. Ketika ia menjadi vampir, ia mendapatkan kemampuan untuk merasakan dan memanipulasi emosi.

Maria memerintahkan tentara yang ikut dalam perang Vampir Selatan. SELAMA di tentara, ia berteman dengan Peter, Maria memutuskan untuk membiarkan hidup. Ketika Petrus melarikan diri dengan Charlotte,JASPER yang seharusnya membunuh mereka, Jasper membiarkan mereka pergi. Setelah beberapa tahun hidup sebagai nomaden di Amerika Utara, Petrus dan Charlotte datang kembali dan memberitahu Jasper tentang cara vampir bisa hidup berdampingan di utara, dan ia pergi bersama mereka. Kemudian, ia bertemu dengan Alice di sebuah restoran di Philadelphia, dan bersama-sama, dengan bantuan 'penglihatan' alice, mereka mencari Carlisle dan keluarganya, ia juga menceritakan padanya tentang kemampuan untuk bertahan hidup dari hewan bukan darah manusia.Dia tidak tahu seperti itu bisa ada tetapi dia mengikutinya. Ketika ia menjadi anggota keluarga Cullen dan ketika menghadiri sekolah tinggi, Jasper mengubah nama keluarga angkatnya Whitlock menjadi nama keluarga "Hale" dan pose sebagai saudara kembarnya ROSALIE karena kesamaan fisik mereka. Dari seluruh coven, Jasper memiliki waktu yang paling sulit berada di sekitar manusia, karena ia tidak terlatih dibesarkan sebagai seorang vampir muda di lingkungan tentara. Dia tidak diajarkan untuk mengendalikan atau bagaimana mengatur nafsu darahnya. Edward Cullen menyatakan bahwa semua darah manusia adalah sama-sama menggoda untuk Jasper, tidak seperti anggota keluarga lainnya, yang dapat melihat variasi dalam aroma darah manusia yang berbeda. Ia juga merupakan anggota terbaru dari keluarga Cullen.

Twilight Twilight



Dalam Twilight, Jasper membantu Alice dalam mengambil Bella ke Phoenix untuk menghindari pelacak vampir, James. Ketika bersembunyi di sebuah kamar hotel, ia merasa bersalah Bella menempatkan mereka dalam bahaya dan mencoba untuk meyakinkan dia untuk tidak merasa bersalah, tetapi tidak berhasil.Di bandara, Bella BILANG PADA Jasper untuk pergi mencari tempat untuk makan. Benar itu hanya tipuan agar hilang dalam kerumunan dan pergi bertemu James di studio balet tuanya. Ketika mereka menemukannya, Jasper membantu Emmett untuk mebakar tubuh James yg terpisah dan membakar potongan-potongan.

New Moon 


. Dalam New Moon, para Cullens melemparkan sebuah pesta ulang tahun 18 untuk Bella. Dalam film adaptasi, Jasper menggunakan empatinya untuk memanipulasi suasana hati Bella untuk membuatnya merasa cukup nyaman untuk menghadiri pesta ulang tahunnya. Saat membuka hadiah, ia memotong jarinya dengan lembut dan mulai berdarah.Jasper adalah terbaru vegetarian vampir dalam keluarga, ia diatasi oleh haus darah dan mencoba untuk menyerang Bella,dan harus dihentikan oleh Edward, meski emmett menempatkan Jasper dalam cengkeraman yg tidak bisa dipecahkan. Edward mendorong Bella menjauh dan dia tidak digigit, tapi cedera lebih jauh ketika ia menabrak pecahan kaca, yang membutuhkan jahitan.Setelah hampir menggigit Bella, ia dan keluarganya pindah jauh dari Forks dalam upaya untuk melindungi dirinya dari dunia mereka. Setelah Edward diselamatkan Bella dari bunuh diri, Jasper kembali ke Forks dengan sisa Cullens. Pada akhir buku, ia melemparkan suaranya untuk membuat Bella menjadi vampir.

"Saya memilih" ya ". sungguh nyaman jika tidak ingin membunuh kamu sepanjang waktu" 
-Jasper 's suara untuk Bella menjadi vampir 

Eclipse 



Bella diperkenalkan dengan istilah "baru lahir" untuk pertama kalinya, dan Jasper, yang terlibat dengan kehidupan awalnya sebagai seorang vampir, menjelaskan tentang mereka untuk Bella. Ini adalah bagaimana ia belajar tentang beberapa isu ia akan harus berurusan dengan ketika ia sendiri menjadi bayi yang baru lahir. Sejak Jasper memiliki banyak pengalaman masa lalu sebagai yang baru lahir, termasuk memerangi pengetahuan, Cullens menoleh padanya sebagai pedoman dalam persiapan untuk pertempuran mendatang. Dia membantu melatih baik Cullens dan Quileutes dengan mengenakan perdebatan demonstrasi, dan menunjukkan kekuatan dan kelemahan dari bayi yang baru lahir untuk kedua kelompok. Latar belakang militer Jasper membantu dia mengkoordinasikan strategi antara Cullens dan Quileutes, yang berakhir bekerja sempurna. Jasper juga bercerita sedikit tentang kehidupan awal, bagaimana ia pertama kali berbalik, keterlibatannya dengan Maria dan Nettie, dan perannya dalam membantu untuk membentuk pasukan baru lahir Maria.

Breaking Dawn Breaking Dawn


Dalam Breaking Dawn, Jasper merasakan kegugupan Blla mengenai pernikahannya dengan Edward dan mampu menenangkan untuk waktu singkat sebelum melanjutkan bujangan pribadi "pesta" dengan Edward dan Emmett. Sewaktu Bella menjadi vampire baru, Jasper selalu berdiri di sampingnya untuk memastikan ia tidak akan kehilangan kendali dan menyakiti siapa pun. Dia terkejut oleh fakta bahwa ia mampu mempertahankan pengendalian diri, sesuatu yang paling baru lahir vampir tidak dapat lakukan. Hal ini menyebabkan dia beberapa cemas atas perjuangan sendiri dengan pengendalian diri, bahkan sebagai vampir dewasa, dan juga mendorong dia untuk mengevaluasi ulang pandangannya mengenai bayi yang baru lahir.

Ketika Cullens menyadari bahwa Volturi akan datang sebagai akibat dari salah tuduhan Irana tentang Renesmee, Jasper dengan Alice melarikan diri ke Amerika Selatan dengan harapan untuk menemukan orang yang lebih terhubung dengan keponakannya angkatnya spesies. Hal ini menunjukkan bahwa Jasper memiliki hubungan bisnis rahasia dengan seorang pengacara di Seattle bernama Jason Scott Jenks setelahAlice memberi petunjuk kepada Bella untuk menemukannya. Jasper telah mempekerjakan dia untuk membuat dokumen-dokumen hukum bagi Cullens setiap kali mereka pindah ke tempat baru, dan koneksi ini memungkinkan Bella memiliki ID palsu, paspor, dan surat izin mengemudi yang dibuat untuk Renesmee dan Jakub. Jasper dan Alice's pencarian membawa mereka ke Amerika Selatan di mana mereka menemukan manusia / vampir hibrida bernama Nahuel di Chili. Mereka membawa dia dan bibinya biologis, seorang vampir bernama Huilen, kembali ke Forks pada waktunya untuk mencegah perkelahian antara Cullens, vampir lain (nomaden dan covens), serigala pack, dan Volturi.

Kepribadian dan sifat-sifat


Jasper adalah 6'3 "dan memiliki rambut pirang madu keemasan. Dia ramping. Seperti Cullens lain, dia pucat, marmer-seperti kulit dan memar-seperti ungu bayangan di bawah mata, yang muncul secara bertahap sebagai haus meningkat. Dia memiliki mata keemasan, seperti semua vegetarian vampir, yang berubah gelap, akhirnya menjadi hitam, ketika ia haus. Dia memiliki banyak bekas luka berbentuk bulan sabit di tubuhnya, wajah, leher dan rahang dari gigitan vampir. bekas luka putih tidak terlihat oleh manusia kecuali jika berlawanan dengan cahaya yang kuat, tetapi ketika dilihat oleh seorang vampir mereka dikatakan fitur yang paling dominan, menyebabkan reaksi defensif vampir yang tidak kenal dia. Dalam Breaking Dawn, Bella berpikir bekas luka "jerit berbahaya." Dia juga bertanya pada dirinya sendiri, "Berapa banyak vampir yang mencoba membunuh Jasper?", dan jawaban, "Jumlah yang sama yang telah meninggal dalam usaha."

" Dalam film, Jessica Stanley menyebutnya "si pirang yang terlihat seperti dia masih sakit."

Kepribadian

Jasper bisa salah untuk dingin karena pola pikir yang sangat militeristik. Namun, hubungannya dengan Alice menampilkan sisi-Nya lebih hangat. Fakta bahwa ia menderita depresi setelah bertahun-tahun melayanan Maria menunjukkan perasaan yang kuat dan kesedihan hati nurani yang dirasakan atas segala kesalahan. Ketika ia manusia ia digambarkan sebagai orang yang sangat karismatik, dan karenanya sangat menyenangkan. Dia juga telah ditunjukkan untuk menjadi seorang pemimpin yang kuat dan kuat melalui pendakian cepat melalui jajaran Tentara Konfederasi.Fakta bahwa ia selalu merasakan bahwa kehadirannya menenangkan menunjukkan bahwa ia ingin orang lain untuk merasa baik dan nyaman, dan akan melakukan yang terbaik untuk membuat itu terjadi. Jasper sangat intuitif, tetapi juga tidak pernah mengambil keuntungan dari karunia-Nya yang ajaib, menunjukkan bahwa ia tidak jahat dan memilih untuk tidak memanipulasi orang lain. Ketika Cullens dan Edward, Jasper merasa sedih ketika ia membaca emosi datang dari Edward dan bagaimana kesepian dan patah hati ia tanpa Bella. Dia memilih "ya" untuk Bella untuk menjadi seorang vampir. Itu juga sebagian karena ia tidak ingin merasakan kecenderungan untuk membunuhnya sepanjang waktu itu ia memberi suara dalam mendukung. Ia juga percaya bahwa bayi yang baru lahir ketidakstabilan vampir alami dan tidak dapat dihindari, dan karenanya memiliki harapan yang lebih rendah untuk dirinya sendiri dan kendalinya. Namun, ketika Bella menunjukkan tingkat yang sangat tinggi pengendalian diri sebagai bayi yang baru lahir, ide-ide Jasper ditantang dan dia dipaksa untuk meninjau ulang teori-teorinya dan meningkatkan harapan dirinya.

Pada catatan yang lebih lembut, Jasper adalah cinta tanpa syarat dengan Alice, dan, meskipun precognitive kemampuan, akan melakukan apa pun untuk dirinya dan untuk melindunginya. Contoh dari ini adalah ketika Jasper sedang mencoba menjadi 'di mana-mana sekaligus' untuk melindungi Alice seperti yang mereka tunjukkan mereka turun dengan vampir yang baru lahir di Eclipse. Alice sangat protektif terhadap Jasper, yang merupakan alasan asli semua orang berpikir Alice dan Jasper meninggalkan di Breaking Dawn ketika Alice melihat bahwa Volturi datang.

Powers and abilities Kekuatan dan kemampuan

Beberapa vampir memiliki kemampuan tambahan yang luar biasa menguatkan kemampuan mereka sebagai manusia. Karena dia karismatik sebagai manusia, Jasper dapat merasakan emosi dan mengubah orang lain, meskipun harus berhati-hati untuk tidak terus-menerus memanipulasi orang-orang di sekelilingnya, agar tidak menciptakan realitas palsu yang lain hanya merasakan apa yang dia ingin mereka merasa. Seperti vampir lainnya, ia juga memiliki kekuatan super dan kecepatan, granit kulit keras, keabadian, dan yang tajam indera penciuman dan pendengaran. Jasper juga menjadi sangat terhubung ke Bella di Breaking Dawn karena dia terus-menerus suasana hati gembira sebagai vampir. . Dalam keluarga Cullen, Jasper adalah pejuang yang terbaik, tercepat kedua (di sebelah Edward), dan yang kedua terkuat (di sebelah Emmett). Dalam Eclipse, Jasper selama pelatihan memberikan Cullens dan Quileutes, diketahui bahwa Jasper tidak mampu mengalahkan Edward karena kemampuannya untuk melihat apa Jasper yang akan dilakukannya; tidak mampu mengalahkan yang lain (tapi tanpa pikiran Edward kemampuan membaca , Jasper akan mengalahkan dia). Hal ini terlihat dalam perdebatan mereka, yang hanya berhenti ketika Carlisle menyuruh mereka, menunjukkan bahwa hal itu bisa berlanjut terus. " Sebagaimana ditunjukkan dalam Breaking Dawn, yang Quileute Jasper serigala mempertimbangkan ancaman terbesar ke pak atas semua Cullens lain, menggambarkan dirinya sebagai "kekuatan dan kecepatan dan kematian digulung menjadi satu.

Hubungan

Terpikir oleh Bella bahwa jasper selalu berada di pinggiran keluarga yang mengadopsinya. Seperti Carlisle tidak mengubah dia tidak memiliki sambungan yang sama dengan dia sebagai Esme, Edward, Rosalie Emmett. Dia selalu menganggap dirinya sebagai link terlemah lamanya karena latar belakang dan terhibur oleh Edward pada fakta ini. Dia, Emmett dan Edward menikmati permainan bergulat dengan satu sama lain, dan berburu bersama-sama secara teratur, mereka akan tampak nyata saudara. Hubungannya dengan Alice ini sangat luar biasa, terbukti dengan fakta bahwa pertemuan itu telah benar-benar mengubah cara hidup .Sambungan-Nya kepada keluarga Cullen secara keseluruhan sangat tegas, tetapi karena dia pendiam dan sangat pendiam, dapat salah bahwa koneksi cukup membosankan.
Alice Cullen Alice Cullen

Alice Cullen 

"Terlalu Melindungi bodoh." 


Jasper pertama kali bertemu Alice setelah melarikan diri dari perang vampir ia telah masuk Dia sedang duduk di bangku di sebuah restoran di Philadelphia menunggunya, telah menggunakan kemampuannya untuk melihat ke masa depan untuk melihat bahwa mereka akan bertemu di sana. ." Jasper, sedikit mengenalnya, malu-malu untuk meminta maaf ketika dia menggoda kepadanya tentang berapa lama ia telah menunggu untuknya oleh "menundukkan kepalanya seperti gentleman selatan yang baik" dan menjawab, "Maaf, ma ' am. " Alice kemudian, menawarkan tangannya dengan permintaan diam meninggalkan restoran dan memulai hidup baru bersama-sama. Jasper diterima (seperti dikutip dari Eclipse, "Untuk pertama kalinya dalam hampir satu abad ... aku merasa harapan"). Mereka jatuh cinta dan akhirnya menemukan keluarga Cullen bersama. Alice membantu Jasper mengatur nafsu darah-Nya dengan melihat ke masa depan atau menenangkan dia. Mereka telah menjadi bagian dari keluarga Cullen sejak itu.

Hal ini dinyatakan di seluruh Twilight series yang Alice dan Jasper memiliki khusus, agak hubungan pribadi. Mereka berdua tidak pernah selesai sampai mereka bertemu satu sama lain, dan mereka adalah satu-satunya anggota keluarga Cullen yang tidak berubah menjadi vampir oleh baik Carlisle atau Edward. Jelas pemahaman mereka cinta adalah apa yang membedakan mereka dari pasangan lain dalam keluarga mereka. Mereka tidak seperti flamboyan tentang hubungan mereka sebagai Rosalie dan Emmett berada. Keduanya sangat berkomitmen dan protektif terhadap satu sama lain, dan telah menikah secara legal sekali, sementara Rosalie dan Emmett cenderung sering melakukannya ketika mereka pindah ke tempat baru. Jelas bahwa Jasper jatuh cinta dengan Alice dan akan melakukan apa pun untuknya. Dia telah cukup sifat protektif ke arahnya, seperti Carlisle dengan Esme, Edward dengan Bella, dan dengan Rosalie Emmett.

Maria Maria

Jasper ditemukan oleh Maria selama perang vampir Selatan. Pada titik ini, ia adalah seorang mayor dalam Konfederasi Angkatan Darat, dan Maria sedang mencari manusia bahwa dia bisa berubah menjadi vampir untuk membuat bayi yang baru lahir tentara, dengan menggunakan ide yang diberikan oleh Benito. Setelah ia menoleh Jasper, ia menemukan bahwa ia sangat berguna baginya, karena ia mampu mengendalikan emosi vampir di sekelilingnya, dan membuat mereka bekerja bersama-sama. Dengan dia dan adik-adiknya, Nettie dan Lucy, ia mampu mengambil alih banyak wilayah Meksiko yang sebelumnya dimiliki oleh klan vampir lain. Selama waktu mereka bersama-sama, Jasper dan Maria menjadi dekat dan dia menghadiahinya, terutama untuk membantunya mengalahkan adik-adiknya ketika mereka memberontak. Suatu malam, Maria memerintahkan dia untuk menyingkirkan bayi yang baru lahir yang tidak menunjukkan potensi. Itu membuatnya sakit untuk melakukan hal ini, dan kemudian melarikan diri dengan dua anggota tentara Maria, Petrus dan Charlotte.

Etimologi

Jasper adalah varian dari aslinya persia "Kaspar". Sesuai dengan Alkitab, Casper adalah nama salah satu dari "Three Kings" yang, dengan cara-cara astrologi ramalan melalui matematika, disampaikan hadiah kepada Kristus pada malam kelahirannya. Casper hadiah itu adalah kemenyan. Nama Gaspar atau Caspar, bersama dengan nama-nama legendaris yang dua orang majus, muncul untuk pertama kalinya dalam dua abad pertengahan teks Latin dan berasal dari abad ke-9 Masehi.Mantra yang berisi nama "Jaspar" adalah Perancis / inggris transkripsi dari kata Latin "Caspar". Its pernyataan Alkitab menyebabkan adopsi sebagai nama bahasa Inggris di abad ke-17.

Jasper juga nama sebuah batu permata yang berharga dan indah, yang diterjemahkan menjadi "belang-belang atau melihat batu", berasal dari bahasa Yunani iaspis (a feminine noun). Pada standar metafisik, ia memiliki kemampuan untuk mengembangkan dan memelihara dan energi yang digunakan untuk landasan dan perlindungan, sementara tradisi penduduk asli Amerika menggunakan batu untuk menghubungkan dengan dunia roh dan untuk perlindungan selama perjalanan, diyakini stabalize emosi, dan 'kemudahan emosional menekankan ', yang cocok dengan Jasper kemampuan untuk memanipulasi emosi, khususnya untuk tenang dan rileks.
Read More

Kamis, 26 April 2012

Aku dan Hujan *cerpen*

Hujan… Saat yang paling aku tunggu. Saat air turun dari langit, saat terdengar suara gemercik air yang mengenai genting, saat semua basah, semua tergenang air hujan.


Di sekolah aku dan teman-temanku terjebak hujan. Memang hujan saat itu cukup deras. Semua yang ada di sana mengeluhkan hal itu, berbeda dengan ku. Aku tersenyum dan merasa sangat bahagia. Karena aku bisa menatap hujan, dan karena hujan telah menahanku bersama dengan sahabat-sahabat terbaikku.


“Huuh… Gila ni ujan ga berhenti-berhenti. Mana nanti aku masih harus les lagi.” Rutu Keke sahabat terbaik dan terbawelku.


“Idiiih. Hujan asik gini.” Kataku tanpa menatap Keke. Tatapanku terus menatap ke depan. Tepat pada bunga-bunga bewarna merah muda berguguran. Indah sekali. Seperti bunga sakura yang berguguran di musim gugur.


“Liat deh Cha. Adik-adik kelas pada main ujan-ujan. Pada ga takut sakit kali ya.” Kata Keke


“Emm. Kalo mereka udah biasa ga mungkin sakit Ke.” Kata Deva yang juga sahabat baikku.


“Eh, kamu kok belum pulang?” tanya Keke ke Deva.


“Ujan gini, masak suruh pulang.” Kata Deva ikut menatap bunga yang ku tatap sedari tadi.


“Bunganya indah banget ya. Kayak bunga sakura di Jepang.” Kata Deva


“Iya. Sandainya kita bisa main-main di sana tanpa terkendala hujan. Pasti asik.” Kata Keke. Aku hanya mendengarkan percakapan mereka tanpa menanggapinya. Kebahagiaanku semakin bertambah setelah aku tau orang yang ku suka pun menunggu hujan reda di depan kelasnya. Tepat di sampingku. Rasanya ingin menyapanya, tetapi rasa malu juga ikut menyelimuti hatiku. Dengan segenap keberanianku, aku pun menyapanya.


“Hai.” Sepatah kata singkat kuucapkan padanya.


“Emm. Hai juga.” Katanya dingin. Sedikit aneh memang. Dia selalu dingin terhadap orang yang belum dikenalnya, tetapi sangat asik diajak berbicara kalo sudah kenal dekat dengannya. Itu kata Deva yang satu kelas dengannya.


“Kamu ngapain masih di sini?” tanyaku tanpa menatapnya. Sebetulnya aku udah tau jawabannya pasti nunggu hujan reda. Tapi dari pada cuma diem-dieman, ya udah aku tanya kayak gitu aja. Sekalian basa-basi.


“Nunggu hujan berhenti. Kamu sendiri?” Tanyanya ke aku. Baru sekali ini dia berbicara padaku. Begitu juga sebaliknya, aku juga baru sekali mengajaknya berbicara. Padahal aku suka dia sejak aku masuk SMP ini.


“Sama.” Jawabku singkat.


Suasana menjadi hening. Aku sibuk dengan pandanganku yang tak henti pada bunga merah muda itu. Dan dia sibuk dengan pandangannya ke adik-adik kelas yang bermain bola di tengah hujan yang cukup deras itu.


“Kamu siapa? Kita kan belum kenalan.” Kataku, sejujurnya aku sudah tau semua tentang dia. Mulai dari nama, tempat tanggal lahir, kakak dan adiknya, alamat rumah sampai benda-benda yang dia sukai.


“Aku Ozy. Kamu?” katanya bertanya balik.


“Acha. Kelas 9 apa?” tanyaku lagi. Memang sedikit aneh saat aku bertanya sesuatu yang memang aku sudah tau betul.


“9b. kamu?” katanya.


“9c. ujannya udah mulai reda. Aku pulang duluan ya.” Kataku berpamitan dan langsung mengajak Keke dan Deva menuju tempat les. Kita bertiga memang sudah bersahabat sejak lama. Kita satu tempat les, satu sekolah bahkan rumah kita satu komplek.


Di tempat les aku tidak terlalu memperhatikan pelajaran saat itu. Pikiranku hanya memikirkan kejadian lucu tadi saat di sekolah, sama sekali tidak memikirkan pelajaran saat itu, pelajaran yang sangat aku benci dan aku pun sangat lemah di pelajaran itu ‘MATEMATIKA’. Semua siswa sangat serius memperhatikan. Berbeda denganku dan Keke yang ada di sebelah ku. Sedari tadi aku hanya menulis-nulis di buku, entah aku menulis apa. Yang jelas terpampang namanya di buku tulisku itu. Sedangkan Keke sedari tadi hanya bermain HP. Lain lagi dengan Deva, dia sangat serius mencatat rumus-rumus dan semua pelajaran yang dijelaskan, maklum dia sangat suka dengan pelajaran ini.


“Cha, nulis apa si kamu?” kata Keke mencoba melihat tulisan yang aku buat.


“Ada deh.” Kataku menutupi tulisan itu.


“Huuh. Dasar Acha pelit.” Kata Keke meledekku, tetapi aku tak menanggapi kata-katanya. Karena saat ini aku memang sedang berbahagia, dan aku tak mau merusak kebahagiaan ku hari ini dengan menanggapi kata-kata Keke dan ujung-ujungnya kita akan saling mengejek.


Jam tepat menunjukkan pukul 4 sore, waktunya pulang dari les. Aku, Keke dan Deva pulang bersama diantarkan sopirku. Setiap les kita bertiga selalu pulang bersama dan sopir yang mengantar kami pulang pun selalu bergantian. Kita bertiga les setiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Hari Selasa sopirnya Keke, hari Kamis sopirnya Deva, dan hari ini, hari Sabtu sopirku.


Saat di perjalanan pulang, aku melihat seseorang yang sangat tidak asing untukku. Ozy, ya orang yang berjalan pelan di pinggir jalan itu tak lain dan tak bukan adalah Ozy. Hatiku seperti penuh sesak oleh bunga dan jantungku berdetak lebih kencang. Akupun langsung meminta sopirku untuk berhenti di dekat Ozy. Aku menyuruh Deva untuk mengajaknya pulang bareng. Deva pun langsung keluar dari mobil dan mengajaknya pulang bareng dengan kita.


“Zy, mau kemana lo?” tanya Deva.


“Balik. Lo sendiri?” tanyanya balik, ternyata Ozy orangnya memang sangat tertutup. Persis seperti yang aku tulis di buku ku yang sampulnya tertulis besar ‘SEMUA TENTANG DIA’. di buku itu banyak tertulis tentang Ozy.


“Bareng gue aja yuk. Kita kan searah.” Ajak Deva.


“Ga usah takut ngerepotin.” Kata Ozy singkat. Aku yang melihat dan mendengar itu semua langsung keluar dari mobil dan ikut memaksa Ozy untuk mau pulang bareng.


“Hai. Kita ketemu lagi. Kamu mau kemana? Kok kayaknya buru-buru banget? Bareng kita aja.” Ajakku. Entah kenapa mulutku terasa sangat mudah mengucapkan kata-kata itu ke Ozy. Kata-kata terpanjang yang pernah aku ucapkan untuknya.


“Mau pulang. Aku ga buru-buru banget kok. Kalo bareng aku takut ngerepotin kalian. Lagian kita belum tentu satu arah.” Kata Ozy padaku, itu kata-kata terpanjang yang pernah Ozy katakan padaku. Ozy menatapku. Ya Tuhan, jantungku serasa ingin lepas dan rasanya aku sedang melayang-layang di terbangkan angin yang lembut.


“Ga ngerepotin kok. Kita kan juga pengen tau rumah kamu. Ayolah.” Ajakku lagi. Mataku tak bisa beranjak. Tatapanku terus terarah kearah Ozy. Dan, setetes air jatuh ke telapak tanganku. Ya, hujan kembali datang dan membuatku tambah bahagia.


“Ya udah kalo gitu aku mau. Lagian ini juga udah mau ujan.” Kata Ozy akhirnya setuju.


“Gitu napa dari tadi.” Kata Deva manyun.


“Woy, ayo cepetan. Udah mau ujan.” Kata Keke yang dari tadi hanya di dalam mobil.


Selama di mobil suasana sangat hening, semua sibuk dengan urusannya masing-masing. Aku sibuk memandangi Ozy, dan sibuk mengalihkan pandangan saat Ozy merasa aku memandanginya. Keke sibuk dengan headset yang udah di pasang dikupingnya. Deva, entah dia sibuk apa. Dan Ozy, dia hanya memandangi jalan dan memberitau arah pada sopirku. Mobil yang aku tumpangi ini rasanya seperti mobil yang kosong tanpa penumpang. Semua yang ada di sana hanya terdiam. Mungkin hanya sesekali ada suara pangeranku yang memberitau arah kanan atau kiri atau lurus saja.


“Sepi amat sih. Ga betah banget aku. Ayo donk pada ngomong.” Kataku memecahkan kesunyian, dengan penuh harap agar Ozy yang menanggapi omonganku tadi itu.


“Ni udah ngomong. Ini kan baru ujan, jadi ga mungkin sepi kan buat kamu.” Kata Deva cengengesan. Tidak sesuai harapanku. Deva dan Keke memang sudah tau kalo aku suka banget sama Ozy. Jadi saat Deva menanggapi omonganku tadi dia sambil cengengesan. Dasar Deva nakal *plakk… dipukuli DS.


“Ya udah sekarang kamu ngomong sendiri aja. Kan nanti jadi rame.” Kata Ozy. Dalam hati aku seneng banget dia ngomong ke aku lagi. Tapi di lain sisi aku pengen mukul dia pake sepatu yang aku pake, masak aku suruh ngomong sendiri emang aku gila apa. Idiiih.

“Idiiiih, gila donk aku.” Kataku singkat.


“Pak udah sampe sini aja pak. rumah saya tinggal di depan situ kok pak.” kata Ozy sambil menunjuk ke arah rumah yang cukup luas.


“Thanks ya semua.” Katanya lagi dengan senyuman yang sangat bisa membuatku melayang sampai ke langit ke sembilan #tujuh kurang.


“Masama.” Jawabku singkat dan hanya aku yang menjawab perkataan Ozy tadi.


Setelah mobilku meninggalkan rumah Ozy, kita semua langsung menuju ke komplek rumahku. Suasana hening kembali. Keke tertidur pulas di kursi samping sopir. Aku seperti biasa, menulis sebuah tulisan di buku ‘SEMUA TENTANG DIA’. Deva hanya memandangi jalanan yang basah karena hujan.


Selesai menulis aku ikut memandangi jalan. Semua basah, semua tergenang air. Banjir dan macet. Itu yang terjadi sekarang. Hujan masih turun rintik-rintik. Ku buka jendela mobil dan menghirup udara yang masih berbau tanah, udara dingin pun ikut kurasakan. Ku rasa perjalanan menuju rumah akan memakan waktu banyak. Dan yang pasti ku rasakan hari ini sangat melelahkan, tetapi hari ini hari yang sangat berkesan untukku. Aku pun menutup jendela mobil dan mulai mengikuti hal yang Keke lakukan, tidur.


Beberapa hari setelah kejadian yang mengesankan itu terjadi. Aku melakukan semua kegiatan seperti biasa. Tak ada yang aku ubah. Semua berjalan seperti biasa. Seperti kehidupanku yang semula. Hanya ada aku dan sahabat-sahabatku. Setiap istirahat tak pernah berhenti aku mencari informasi tentang pangeranku itu dengan sembunyi-sembunyi, jangan sampai dia mengetahui itu. Mungkin kegiatan itu akan aku lakukan selama aku masih menjadi siswa di SMP ini. Dan mungkin akan terjadi lagi di SMA kalo kita sama lagi di SMA. Tapi aku harap dia bisa tau dan peka terhadap perasaanku itu. Semoga.


“Cha, ada kabar gembira.” Kata Deva mengagetkanku. Dan berhasil membuat Keke sewot.


“Kamu ni kenapa si kalo ga ngagetin? Untung kita ga punya penyakit jantung. Coba kalo jantung kita copot. Mau nuker apa?” kata Keke sewot. Aku hanya tertawa melihat tingkah Keke.


“Hahahaha… aku ke sini tu bawa kabar gembira.” Kata Deva tertawa.


“Kabar gembira buat siapa?” tanyaku


“Buat kamu. Aku udah dapet nopenya Ozy.” Kata Deva. Akupun langsung berdiri, tersenyum dan bahagia sekali. Satu informasi yang paling aku butuhkan. Deva memang sahabat terbaikku dah, setelah Keke. Heheee


“Bagi donk.” Kataku mengemis kepada Deva.


“Es krim conello satu.” Kata Deva.


“Enak aja. Kalo pake syarat mending kita minta sendiri aja.” Kata Keke yang masih sewot dengan Deva.


“Minta aja kalo berani.” Kata Deva. Aku dan Keke langsung meninggalkan Deva yang masih duduk di bangku kantin pojok. Kami berdua langsung menuju kelas 9b yang berada di atas, di samping kelasku. Di sana dapat ku lihat Ozy duduk dengan buku di tangannya. Dia terlihat seperti sedang menulis. Aku dan Keke langsung menghampirinya. Rasa malu kembali menyelimutiku. Apa ini yang akan selalu aku rasakan setiap bertemu dengannya? Aduuh, keringat mulai membasahi tanganku. Tanganku mendadak menjadi dingin. Kenapa ini? Tanyaku pada diriku sendiri. Tapi aku tak menemukan jawaban untuk pertanyaan itu. Satu yang kuharapkan sekarang. Hujan datanglah, hibur aku dengan suara gemercik mu.


“Ngapain kalian ke sini?” tanyanya ke aku dan Keke.


“Emm, ini aku cuma nganter Acha. Dia katanya mau minta nopemu.” Kata Keke ngasal. Aku yang merasa sangat malu langsung menginjak kaki Keke dan berbisik ‘gila lo Ke’. Keke hanya membalas dengan senyuman tak bersalahnya.


“Oooow. Tadikan aku udah kasih ke Deva. Kalian minta aja ke dia.” katanya

.

“Deva nya pelit.” Kataku singkat.


“Ya udah, kamu catet gih. 085*********.” Katanya memberi senyuman dan nopenya ke aku. Sungguh bahagia hari ini. Bunga-bunga muncul kembali di hatiku.


“Thanks ya.” Kataku dan langsung berlalu keluar kelasnya Ozy. Keke hanya mengekorku saja.


Hari demi hari ku lalui dengan rasa bahagia selalu. Musim hujan sudah hampir berakhir. Ku harap kedekatanku dengan Ozy tak akan berakhir. Aku dan Ozy memang menjadi lebih dekat sejak saat itu. Tapi aku tetap tidak melupakan Keke dan Deva yang banyak membantuku itu. Mungkin hujan hari ini adalah hujan terakhir untuk musim hujan tahun ini. Semoga musim hujan tahun depan lekas datang.


Satu hari sebelum ujian tengah semester. Panas terik matahari membakar kulitku. Aku sangat benci dengan keadaan ini. Rasanya sangat malas keluar dari ruangan. Tapi kalo aku di dalam ruangan terus rasanya pengap. Serba salah, itu yang aku benci. Tengah pelajaran yang membosankan, aku dan Keke meminta izin pergi ke kamar mandi. Izin palsu, kami berdua pergi ke kantin. Kami membeli minuman dingin. Lumayan, minuman dingin itu dapat membuat badan kami segar kembali. Tapi, Ooo…. Ada dua orang yang ada di hadapan kami. Ozy dan Deva, mereka memergoki kami bolos pelajaran. Memang agak sering aku dan Keke membolos pelajaran. Dan semua sudah tau itu.


“Hayoo, bolos lagi ya?” goda Ozy. Benar kata Deva, Ozy orangnya asik diajak ngobrol kalo udah kenal deket.


“Hehehe, kalian juga. Bosen banget di kelas.” Kataku, rasa malu yang selalu menyelimuti hatiku itu sekarang sudah mulai menghilang. Semua itu karena sahabatku.


“Ga kok, lagian kita kan cuma mau lewat sini aja.” Kata Deva ngeles. Ada satu hal yang sering sekali aku perhatikan, Keke. Setiap ada Deva, pasti mata Keke berubah menjadi lebih bersinar dan dia selalu terlihat ingin tersenyum, tetapi senyumannya selalu tertahan di ujung bibir saja. Aku selalu memperhatikan itu. Sudah lama ku perhatikan tetapi tak satu jawaban untuk menjawab pertanyaanku. Kenapa Keke? Ada apa dengannya? Pertanyaan yang sudah lama ada di benakku.


“Udah yuk Cha, kita ke kelas aja.” Ajak Keke. Dan kita berdua langsung meninggalkan Ozy dan Deva.


Ujian tengah semester pun berakhir. Itu artinya, waktuku untuk belajar sebelum Ujian Nasional tinggal beberapa bulan saja. Aku harus lebih rajin dan giat belajar. Beberapa teman-temanku juga melakukan hal yang sama denganku, belajar giat. Aku, Keke dan Deva juga semakin sering belajar kelompok bersama, memang kurang seru rasanya tanpa ada Ozy.


Terdengar gosip, entah benar atau tidak. Gosip itu mengatakan bahwa Ozy akan pindah ke Makassar setelah lulus SMP ini. Rasa takut kehilangan Ozy muncul di setiap ruang di hatiku. Mungkin terlalu berlebihan. Tapi memang itu yang aku rasakan sekarang. Aku sekarang lebih menjaga jarak dengan Ozy. Rasanya memang sangat berat untuk mencoba menjaga jarakku dengan Ozy. Tapi ini aku lakukan agar aku terbiasa dengan keadaan jauh dari Ozy. Hanya Keke yang tau mengapa aku menjadi seperti ini. Karna dia, bisa dibilang tempat sampahku. Setiap ada masalah, aku pasti cerita kepada Keke. Begitu juga sebaliknya, aku juga tempat sampahnya Keke. Mungkin Ozy dan Deva sudah merasa aneh dengan sifatku ini. Mereka berdua sering menanyakan tentang hal ini. Tapi aku tak akan memberi tau mereka sekarang, akan ku beritau kalau waktunya sudah tepat.


Di kantin sekolah


“Cha, aku mau ngomong sama kamu bentar. Boleh ga?” tanya Ozy.


“Boleh, ngomong aja.” Kataku mencoba cuek. Tapi tetap tak bisa. Mataku tetap ingin memandangnya.


“Ayo ikut aku.” Kata Ozy sambil menarikku. Ingin ku melawannya. Tetapi tenagaku tak kuat untuk melawannya. Semua yang ada di pikiranku selalu berkebalikan dengan semua yang ada di hatiku. Apa yang terjadi ini? Tuhan tolong aku…


Di bangku taman sekolah. Di atasku tepat terdapat pohon bunga yang berwarna merah muda yang sangat indah itu. Satu-satunya pohon yang aku sukai di sekolah ini.


“Cha, kamu sekarang kenapa jaga jarak banget sama aku Cha? Emang aku salah apa sama kamu?” tanya Ozy merasa bersalah.


“Kamu ga salah apa-apa kok. Cuma aku baru pengen gitu aja.” Kataku. Airmataku terbendung di kelopak mataku. Ku harap airmata ini tak jatuh sekarang. Jangan sekarang. Aku ingin air langit jatuh dan membasahi bumi gersang ini. Tapi sayang, aku bukan pengendali hujan. Air langit itu tak akan jatuh di musim kemarau ini.


“Mulutmu bisa berbohong Acha. Tapi matamu, ga akan pernah bisa bohong. Aku bisa liat kesedihan dan ketakutan yang teramat di matamu itu. Jujur aja Cha sama aku.” Kata Ozy penuh perhatian. Kali ini mengapa airmataku jatuh bercucuran. Sudah tak bisa ku tahan lagi airmata itu. Mungkin memang ini saatnya aku jujur. Saatnya aku memberanikan diri mengungkapkan segala yang aku rasakan selama ini.


“Iya Zy. Aku emang baru sedih banget. Aku takut kehilangan pangeranku. Pangeran yang sejak lama aku nanti. Semua orang mengatakan pangeran itu akan pergi jauh. Aku takut dia ga kembali lagi. Tapi kalo itu yang memang harus terjadi, aku ga bisa berbuat apa-apa. Aku hanya bisa menerima kenyataan pahit itu.” Kataku dengan muka yang penuh airmata. ‘dan pangeran itu adalah kamu Zy.’ Lanjutku dalam hati.


“Pangeranmu ga akan pergi kemana-mana kok Cha. Dia pasti akan selalu di hatimu. Selama kamu masih mau menjaga hatimu untuk pangeranmu itu.” Kata Ozy. Aku tak berani menatap Ozy. Tapi kalo aku terus menunduk, dia bisa tau kalo aku suka sama dia. aku ga mau itu terjadi. Belum waktunya.


“Semoga. Ku harap dia ga pergi.” Kataku miris.


“Pangeranmu itu ga akan pergi ke Makassar, Acha. Dia bakalan terus ada buat kamu.” Kata Ozy. Aku kaget, kenapa dia tau kalo pangeranku itu adalah dia. wajahku langsung terangkat. Kutatap Ozy dengan penuh tanda tanya. Bunga merah muda berguguran tertiup angin. Suasana menjadi sangat indah. Aku harap angin ini membawa air langit kemari.


“Kamu pasti kaget. Aku udah tau itu sejak lama. Deva yang kasih tau aku. Saat itu aku juga kaget dengernya. Rasanya tak mungkin kamu bisa suka sama aku. Kamu kan orang yang bisa dibilang dari golongan atas. Kenapa bisa suka sama aku yang notabene dari golongan bawah? Itu aneh aja untukku.” Kata Ozy. Di sudut bibirnya terdapat senyuman kecil. Tapi senyuman itu sangat bermakna untukku. Rasa malu menyelimutiku kembali.


“Menurutku, aku suka sama orang itu ga mandang materi. Mau dia kaya, mau dia miskin, mau dia gimana pun. Tapi kalo aku suka ya udah, apa boleh buat.” Kataku asal jawab. Biar lah asal jawab, masuk akal ga masuk akal terserah dah. Yang penting aku jawab pertanyaan itu. Setelah aku menjawab pertanyaannya itu, Ozy terlihat hanya menunduk. Entah mengapa, tapi aneh saja. Dia tak biasa seperti itu. Rintikan hujan mulai kurasakan. Senyuman ku mulai berkembang kembali. Terimakasih Tuhan kau kabulkan doaku.


“Sama Cha. Aku juga suka sama kamu. Tapi aku ga pernah berani ngungkapin itu. Mungkin aku terlalu penakut.” Katanya. kata-kata yang sangat aku tunggu-tunggu sejak awal masuk SMP dulu. Kata ‘aku juga suka kamu’ terngiang-ngiang di telingaku. Rasanya hatiku bermekaran penuh bunga, jantungku berdetak sejuta kali lebih cepat. Senang sekali aku hari itu.


“Ga kok Zy. Kamu bukan penakut. Kalo kamu penakut, terus aku apa? Aku juga sama. Aku juga ga berani ngungkapin perasaanku. Sekarang kita masuk yuk. Hujan udah mau dateng. Kita ke atas aja yuk.” Ajakku dengan senyuman. Ozy mengangguk dan langsung menggandeng tangan kananku. Aduuuh, serasa terbang di angkasa.


“Kita langsung ke tempat kita awal kenalan aja ya. Di depan kelasku.” Kata Ozy. Ya Tuhan, ternyata dia masih ingat tempat itu. Tempat di mana aku bisa menatap hujan dan bunga-bunga yang berguguran. Senangnya aku hari ini.


Di atas, di depan jendela kelas 9b Keke dan Deva sudah menungguku dan menunggu Ozy. Mereka juga terlihat sangat bahagia. Mata Keke, seperti biasa setiap ada Deva. Bersinar dan terlihat senyuman di ujung bibirnya. Tapi senyuman itu kini sudah tak tertahan lagi. Ku lihat tangan mereka bergandengan. Ya, tangan Keke dan Deva bergandengan. Apa mereka? Sudah ah, dari pada larut dengan perasaan penasaran langsung saja ku tanyakan.


“Kalian tumben gandengan. Jangan bilang kalo kalian…” kata-kataku terpotong.


“Iya bener.” Kata Deva singkat.


“Selamat ya. Waah, kembar ni ceritanya.” Kata Ozy. Kembar? Apa maksud nya? Entah apa maksudnya. Tapi saat Ozy bilang kembar Deva dan Keke langsung tertawa dan mengucapkan kata selamat ke aku dan Ozy. Mataku langsung memandang Ozy, menandakan aku tak mengerti dengan semua ini.


“Maksud aku. Kita jadiannya bareng.” Kata Ozy. Ha? Apa? Jadian? Tak mengerti aku maksud semua ini.


“Kan kita belum…” lagi-lagi kataku terpotong. Aku benci itu.


“Kan kita udah bilang sama-sama suka. Hahaha….. ya udah, Acha kamu mau jadi cewe ku ga?” kata Ozy ngakak. Aku kesal dengan itu.


“Ga.” Kataku langsung pergi ke dalam kelas ku.


Keke, Deva dan Ozy hanya heran melihat tingkahku. Mereka mengejarku masuk ke dalam kelas. Di kelas ku tulis besar-besar di sebuah sobekan kertas. ‘GA BISA BILANG GA’. Semua yang ada di situ tertawa. Kecuali Ozy, dia terlihat manyun. Mukanya lucu sekali. Manyun tapi mukanya merah. Hahahaa… aku pun ikut tertawa.


Ternyata gosip Ozy akan pergi ke Makassar itu benar-benar salah. Ozy tetap melanjutkan sekolah di kota ini. Ujian Nasional sudah ku tempuh. Semua berjalan dengan lancar. Sesuai harapanku. Aku, Keke, Deva dan Ozy lulus dengan nilai yang bagus. Nilai yang sangat bisa di banggakan. Kita berempat berencana masuk ke SMA yang sama. Mungkin sudah suratan takdir, kita selalu bersama. Bersama dengan sahabat dan orang yang kita sayangi, hal yang paling indah di dunia. Mulai sekarang dan seterusnya, aku tak akan menyia-nyiakan hidup ku ini. Hidup yang sangat sempurna ini. Semoga kita semua akan selalu bersama, dalam suka ataupun duka. Aku sayang kalian sahabatku. Aku sayang kamu pangeranku.
Read More

Rindukan Dirimu *cerpen*

Siang itu mendung tebal menyelimuti langit. Sepertinya hujan deras akan turun sebentar lagi. Di dalam kamar mulai kurasakan hawa dingin, mulai kudengar gemercik air. Sial, hujan deras itu benar-benar datang. Itu berarti aku harus tetap di rumah, aku tidak bisa bermain keluar rumah. Tidak bisa bertemu dengan sahabat-sahabat baikku. Itu sangat membosankan.



Di sini aku tinggal bersama nenekku. Aku juga mempunyai dua sahabat baik. Mereka bernama bernama Rio dan Ray. Aku selalu bermain dengan mereka berdua. Bahkan kalo di sekolah banyak yang bilang dimana ada aku pasti ada Rio dan Ray, begitu sebaliknya.

Di depan jendela kamar aku hanya duduk memandangi hujan yang turun dan menari-nari begitu saja tanpa merasa bersalah. Semua benda basah terkena air hujan. Tiba-tiba terdengar suara teriakan nenek memanggilku dari lantai bawah.

“Alvin…” Teriak nenek.

“Iya Nek..” Jawabku langsung berlari ke bawah.

“Minggu depan kamu harus sudah siap berangkat ke Malang.” Kata nenek sesampainya aku di bawah.

“Nenek… Alvin gak mau ninggalin kota Jakarta ini. Alvin gak mau ninggalin sahabat-sahabat Alvin.” Tolakku. Hujan di luar bukannya semakin reda, tetapi tambah deras.

“Alvin.. nenek tau, kamu sayang banget sama Rio sama Ray. Tapi kamu juga harus pindah ke Malang. Kamu harus menemui kedua orang tuamu di sana. Besok kalau kamu udah besar, nenek janji Alvin boleh banget balik ke Jakarta lagi.” Paksa nenekku. Aku tak menghiraukan kata-kata nenek tadi. Tanpa menjawabnya, aku langsung berlari keluar rumah.

Hujan yang semakin deras itu tak menghalangiku untuk berlari ke bangku sebuah taman. Dingin menusuk tulangku, tapi itu tak kurasakan. Aku duduk di bangku taman tempat aku, Rio dan Ray sering bermain. Aku menangis di sana.

Tuhan. Aku belum siap ninggalin kota ini. Aku belum mau meninggalkan sahabat-sahabatku. Dan mungkin aku gak akan mau ninggalin sahabat-sahabatku itu. Sebuah kaleng pun menjadi korban kemarahanku. Aku duduk di taman yang sangat sepi itu. Tak ada seorangpun yang datang ke taman itu.

“Jangan nangis Alvin. Kamu cowo. Kamu gak boleh nangis.” Kataku sendiri sambil menghapus air mataku.

Lama aku duduk menangis di taman itu. Hujan masih terus mengguyurku dan bumi gersang ini. Aku pun beranjak dari tempat dudukku. Aku mulai berjalan menyusuri taman itu. Aku berjalan menuju rumah Rio. Rumah Rio lah yang paling dekat dengan taman dibanding rumahku dan rumah Ray. Pusing yang sangat mulai kurasakan. Wajahku pun mulai memucat. Ku percepat langkah kaki ini. Jarak menuju rumah Rio masih sedikit lagi. Ayo Alvin kamu kuat.

Sesampainya di rumah Rio. Ku ketuk pintu rumah yang sangat besar itu. Dengan harapan cepat ada yang membuka pintu itu.

“Ya Tuhaan.. Alvin. Kamu ngapain hujan-hujan. Ayo masuk.” Kata Rio yang baru saja membukakan pintu. “Kamu sekarang ganti baju dulu. Pakai baju ku terserah yang mana. Terus nanti aku buatin minuman anget.” Sambungnya, muka Rio terlihat sangat khawatir.

Aku hanya duduk di ruang tamu rumah Rio dengan handuk kecil yang terkalung di leherku. Rasanya dingin sekali hari ini. Kepalaku semakin pusing. Tanpa ku sadari Rio telah membawakan segelas minuman hangat dan satu set baju untukku. Dia memang baik sekali.

“Yo,” panggilku lemah. Rio pun menoleh ke arahku. “Thanks ya Yo. Kamu baik banget,” kataku lagi. Kalau begini baiknya sahabat-sahabatku ini, mungkin aku tidak akan pernah tega mengucap kata pamit ke mereka.

Setelah minuman hangat itu ku habiskan dan baju itu aku pakai. Aku disuruh istirahat di kamar Rio.

Selama seminggu setelah kejadian itu. Aku, Rio, dan Ray selalu bermain bersama. Aku ingin menghabiskan waktu-waktu terakhirku di kota ini bersama dengan sahabat-sahabatku itu. Hari ini aku berangkat ke Jogja, tetapi aku belum berpamitan dengan sahabat-sahabatku.

Untuk terakhir kalinya aku mendatangi taman tempat kami bertiga biasa bermain. Dengan harapan di hari Minggu yang cerah ini Rio dan Ray sedang bermain di sana. Dan aku bisa berpamitan dengan mereka. Semoga janji nenek itu benar. Aku bisa kembali ke sini kalau aku sudah besar nanti.

Di taman, terlihat Rio akan memberi surat kepada seorang perempuan. Surat itu aku rebut dan ku baca keras-keras. Rio terlihat sangat marah dan pergi meninggalkanku. Memang aku salah, Ray juga ikut pergi meninggalkanku. Itu artinya aku tidak bisa berpamitan dengan kedua orang yang selalu menghiburku. Aku pun pergi meninggalkan taman dan langsung menaiki mobil yang akan membawaku pergi ke Malang.

Saat mobilku melaju meninggalkan rumahku. Aku melihat Rio berlarian mengejar mobilku. Sepertinya dia mengatakan sesuatu. Tapi aku juga tak bisa menghentikan mobil yang melaju sangat cepat ini. Maafkan aku sahabatku.

Sesampainya di Malang, aku tak akan melupakan kedua sahabat sejatiku itu. Di sana aku tinggal bersama kedua orangtuaku dan dua orang kakak perempuanku. Tapi rasanya tetap saja sepi, tak ada sahabat yang menemaniku. Orangtuaku sibuk bekerja, kakak-kakakku sibuk dengan urusan masing-masing.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Sekarang aku sudah berumur 18 tahun. Kata nenek, aku sudah boleh pergi ke Jakarta menemui sahabat-sahabatku. Rasanya sungguh bahagia hatiku saat itu. Setelah nenek memperbolehkanku, aku langsung meminta izin kepada orangtuaku dan kepada kakak-kakakku. Mereka juga mengizinkanku pergi ke Jakarta. Dan mereka juga mengizinkanku tinggal di rumah nenek yang di Jakarta. Lengkap sudah kebahagiaanku hari ini.

Aku langsung mengemasi barang-barangku. Semua sudah masuk ke dalam koper besar. Aku ke Jakarta dengan menggunakan mobil, tanpa di temani siapapun.

Setelah satu hari satu malam di dalam mobil. Akhirnya aku sampai di depan rumah nenek. Rumah itu masih terawat. Entah siapa yang merawatnya. Aku langsung masuk dan beres-beres di dalam rumah. Selesai berberes-beres dan membersihkan badan aku berniat akan pergi ke taman tempat dulu aku, Rio, dan Ray sering bermain.

Baru keluar dari pagar rumah. Ada seseorang menepuk bahuku dan memanggil namaku. Aku langsung menoleh. Sepertinya aku kenal wajah-wajah dua orang yang sekarang ada di hadapanku ini.

“Vin, kamu masih inget aku kan? Masak kamu lupa?” kata salah seorang dari mereka.

“Kalian siapa? Kalian kenal aku?” kataku masih berfikir. “Ya ampun. Kalian Rio sama Ray kan?” sambungku saat aku sudah mengingatnya.

“Bener banget. Kamu kemana aja? Kok kamu ngilang tanpa ada kabar?” tanya Ray yang tidak meninggalkan ciri khasnya. Rambut gondrong.

“Maafin aku ya. Aku gak pamitan dulu sama kalian. Waktu itu aku mau pamitan, tapi Rio marah sama aku. Ya udah, aku gak jadi pamit sama kalian,” kataku sambil memeluk kedua sahabat-sahabat terbaikku itu.

“Kamu gak salah kok. Aku yang salah waktu itu pakai acara marah-marah segala. Sekarang senyum donk Alvin yang murah senyum itu mana?” kata Rio menyalahkan dirinya dan mencoba menghiburku. Rio masih sama seperti dahulu, dia masih tetap menjadi anak yang paling rapi pakaiannya diantara kita bertiga.

“Udah, di sini gak ada yang salah. Kita sekarang ke taman yuk. Main-main kayak dulu lagi.” Ucap Ray menengahi.

Mulai saat itu aku bisa kembali berkumpul dengan sahabat-sahabatku. Ternyata benar kata orang-orang bahwa semua akan indah pada waktunya.
Read More

Welcome to my little world

Diberdayakan oleh Blogger.

Temukan Aku di...

Followers

© Bienvenue, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena