Welcome to my little world

Senin, 23 Januari 2017

Kalau Kamu Tak Sanggup Lebih Baik Pergi Saja

#30HariMenulisSuratCinta

Yogyakarta, 23 Januari 2017

Aku menuntutmu mencintaiku seolah-olah belum pernah ada yang menyakitimu. Lepaskanlah luka-lukamu yang dulu, lepaskanlah bersama masa lalumu. Jadi, jangan mencintai orang yang baru dengan hati lamamu.

Aku menuntutmu untuk memberikan hati dan pikiran baru. Aku bukan dia, dia, atau dia. Fisikku tidak sama, sidik jariku pun tidak sama, apalagi sifat-sifatku. Kamu tidak bisa mengharapkan aku memiliki kebiasaan seperti dia. Tapi aku memiliki tanggung jawab untuk membahagiakanmu lebih besar dari dia, dia, atau dia.

Aku yang bersedia menerimamu yang sekaranh, bukan mereka. Aku yang bersedia bersamamu berlama-lama mendengarmu bercerita, atau menemanimu keliling kota. Aku. Bukan. Mereka

Jadi, berhenti membandingkan. Mulailah melihatku.

Aku mencintaimu, sekarang. Kamu. Kamu, yang sekarang. Bukan kamu yang dulu meski aku menerima masa lalumu apa pun itu. Tapi jangan hidup di masa lalumu. Kalau menginginkan bahagia baru.

Aku bukan siapa pun di masa lalumu. Jangan hidup di masa lalu. Hiduplah bersamaku

-Dari aku, yang sekarang ada bersamamu

~

Hari ke 15

Read More

Selasa, 17 Januari 2017

Teman Kita Pernah Bercerita

#30HariMenulisSuratCinta

Yogyakarta, 17 Januari 2017

Teman kita yang pernah bercerita.

Ada dua orang yang selalu tidak sabar menunggu pagi. Keduanya ingin terus bertemu lagi, untuk saling mengagumi. Merasakan hangatnya percakapan, merasakan bagaimana ternyata seseorang bisa membenci malam karena itu artinya perpisahan.

Menyenangkan

Dua orang itu pernah menjadi dua orang yang saling jatuh cinta,tapi tidak ada yang berani mengatakannya. Itu berlangsung lama, terlalu lama. Sampai salah satu bosan menunggu dan satu lagi masih takut kalau satunya tidak memiliki perasaan yang sama.

Dua orang yang saling jatuh cinta tetapi tidak pernah bersama. Kata teman-teman, dua orang itu adalah kita.

~

Hari ke 14

Read More

Selasa, 10 Januari 2017

Aku Menulis ini Untukmu

#30HariMenulisSuratCinta

Yogyakarta, 10 Januari 2017

Aku menulis ini untukmu. Untuk semua tawa yang sudah kau buat dan untuk ingatanku yang sudah kau ikat.

Akubtidak menyesali semuanya meski pada akhirnya kita tidak bisa bersama. Kamu sudah pernah membuatku tertawa, itu sangat cukup, lebih dari cukup. Dan aku juga menikmati setiap perbincangan kita, menikmati proses menunggu pagi setiap hari agar selalu bisa berbincang denganmu lagi, menikmati ceplas-ceplosnya kamu, menikmati komentarmu tentang berbagai hal yang kamu lihat. Kita pernah memiliki waktu yang sangat menyenangkan, berdua.

Aku menulis ini untukmu. Untuk semua perbincangan kita yang bisa aku ingat dan untuk perpisahan kita yang pernah membuat mataku sembab.

Aku masih akan menyimpanmu di bergiga-giga byte memori di kepalaku. Suatu saat mungkin akan tertumpuk dengan memori baru tentang orang lain, bahagia lain, atau peristiwa lain. Tapi memori itu di sana, tetap di sana, karena aku tidak pernah menghapusnya. Dan mungkin akan muncul begitu saja seperti sudah diciptakan otomatis ketika mendengar musik kita berdua atau film yang pernah kita tonton. Tapi kenangan hanya kenangan, bukan? Tidak pernah menjadi masa depan.

Aku menulis ini untukmu. Untuk semua kalimat yang pernah atau belum aku ucapkan dan untuk perpisahan kita meski kita tidak pernah menginginkannya.

Karena kalau Tuhan berkata tidak, seberapa jatuh cintanya kita berdua Tuhan akan memisahkannya. Jadi, ini. Kita harus menerimanya. Seberapapun pahitnya.

Suatu hari nanti, kalau Tuhan berkenan, mungkin kita akan dipertemukan lagi bersama kebahagiaan kita sendiri-sendiri. Mungkin itu cara Tuhan mengajarkan kepada kita, bahwa kebahagiaan itu bukan satu jalan, bukan satu orang, tapi ada banyak jalan, dan ada banyak orang yang mungkin memiliki kesempatan yang sama untuk membuat kita bahagia.

Bahagia selalu datang tepat waktu. Mungkin kita yang selalu terburu-buru mengartikan kalau bahagianya sudah datang, sementara menurut Tuhan belum. Hnya sebuah batu loncatan untuk belajar membina hubungan, sebelum orang yang benar-benar diciptakan untuk kita didatangkan
~

Hari ke 13

Read More

Minggu, 08 Januari 2017

First Alphabet

#30HariMenulisSuratCinta

Yogyakarta, 9 Januari 2017

The first letter of alphabet. Bolehkan aku menyebutmu itu? Aku terlalu enggan menyebut nama aslimu, rasanya asing. Ya, aku merasa asing menyebut namamu meskipun aku tak pernah berhenti menyebutmu dalam setiap ceritaku.

Aneh mungkin, ketika disaat yang bersamaan aku merasa sakit dab bahagia. Karena satu orang yang sama. Mungkin kamu tau, mengenai aku yang memujamu setengah mati, dan aku yang kesakitan olehmu. Namun kini, seperti ada rasa lain yang berbeda saat kita dipertemukan lagi. Sebentar, jangan tertawa dan merasa puas dulu. Siapa bilang aku menyukaimu? Tidak. Aku hanya merasa nyaman berada didekatmu, dengan segala perhatianmu, dan dengan semua tingkahmu.

Aku ini bukn perempuan yang terbiasa dengan kata lembut dan senyum yang mengukir di bibir. Aku lebih banyak diam, tertawa hana pada yang ku kenal dekat, serta bertingkah seenaknya tanpa memikirkan orang lain. Aku melakukan semuanya padamu, kan? Tanpa wajah bersahabat saar kamu mengajakku bicara, sering sekali.

Aku banyak mendengar cerita tentangmu. Tentang sikapmu yang dewasa, bertanggung jawab, baik, dan segudang pujian lainnya. Di hadapan mereka, aku berusaha menyangkal itu semua. Namun kini harus kukatakan bahwa aku menyetujui ucapan mereka. Kamu memang bertanggung jawab dan pribadi yang baik, serta dewasa. Kamu memang supel dan tanpa mengenal lelah. Kamu tahan banting meski aku sering bertingkah seenaknya.

Sebentar, mungkin ada satu hal yang tidak aku setujui dari ucapan orang tentangmu. Wajahmu tidak ganteng. Hei. Mereka salah bicara. Tapi harus kuakui bahwa wajahmu itu lucu. Aku menyukainya, wajah yang selalu terlihat mengantuk dan mata yang sipit hampir tidak terlihat, serta pipi yang nyaris gembil. Aduh, aku bahkan tertawa membayangkan wajahmu sambil menulis ini.

Mungkin surat ini datang terllu cepat untukmu. Secepat hubungan yang aneh dan menggelikan jika dipikir. Namun kamu memang membuatku nyaris lupa dengan kesakitan dan kekecewaanku karenanya. Dan harus lagi terua kuakui bahwa aku memang menyukaimu. Dengan segala kelucuanmu dan segala pujian tentangmu.

Terimakasih, ya. Untuk soaokmu yang hadir tiba-tiba dengan segudang ketiba-tibaan lain. Aku punya satu permintaan khusus untukmu. Jangan ubah cara berpikirmu yang lucu itu. Aku menyukainya. Sungguh
~

Hari 12

Read More

Welcome to my little world

Diberdayakan oleh Blogger.

Temukan Aku di...

Followers

© Bienvenue, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena