Welcome to my little world

Rabu, 29 Desember 2021

Kamu dan Tahun-Tahun Kita

 Yogyakarta 29 Desember 2021

Halo kamu, eh aku sebut saja Mr. D ya.
Read More

Kamis, 09 Desember 2021

Waitin


Gistara never likes with 'waiting' word. Boring. Useless. Wasting time. She never wants waitin someone.

 

Never.

 

Ah. Except him.

 

He is the only exception. He is the one who she always wanted. He is...

 

her world

 

Her lips curved a little when she imagined that guy coming from the door in front of her, and give her a smirk that always make her heart beat fast. She played her foot under the table, trying to waste time.


Oh, come on, please come soon...

 

She looked at her watch on her wrist. One hour

 

Two hours.


Three hours.


Is he not coming for me?

 

This smile slowly disappeared like sand on the beach. Her eyeballs started  covered with water, making this cat eyes more glasses.

 

She even didn't know why she waited for him. She should leave him for a better life. Or love. She is not the nerd girl that can't get someone better. Opposite it, she absolutely can point one and she will get someone new.


But everything doesn't go the same.


Everything like in the wrong way when she wasn't with him.


And in the end, she admitted. There is must him.


Must him.


She looked at the sky that turn on the orange color. With yellow and red abstract lines, they made a beautiful creature. He won't some for sure.


Tear fell down quickly, went to her cheek.


Should she keep waiting?


"Gistara!"


Shocked, she looked for the one called her. She knew well this voice. The voice that always she missed.


Its.....


"I'm so sorry for my late. Mr. Allen made me can't go out from the studio."


Him.


"Gistara? Are you mad at me?"


He came...

 

This smile back. Brighter. Shinner.

 

"Devan, baby. I can't mad to you...."

Read More

Selasa, 07 Desember 2021

Tanpa Judul

 Yogyakarta, 7 Desember 2021

Kepada yang hatinya sedang mengalami luka.
Read More

Jumat, 03 Desember 2021

Mengumbar Luka

 Yogyakarta, 3 Desember 2021

Hidupku ini lucu, atau mungkin, aku sendiri yang membuatnya lucu. Entah dari man adatangnya catatan ini, tapi aku tau pasti catatan ini ditulis karena ada dorongan dalam hatiku untuk melakukannya.
Read More

Selasa, 09 November 2021

Requiem

New post on requiem-on-water | Dark photography, Hand photography, Rosé  aesthetic 
Tittle        :  Requiem
Author     : @felixavianr
Genre       : Angst, Sad
Cast(s)      : Rio, Bulan, Felia

Discalimer:
All publicy recognizable characters, settings, etc are property of their respective owners. The original characters and plot are the property of author of this story.
This story copyright © 2021 felixavianrl, all right reserved
 
                                                                    
 
 
If forever was a second, would you be glad you were with me?
Read More

Minggu, 31 Oktober 2021

Perempuan Menangis

 Yogyakarta, 31 Oktober 2021

Kepada Perempuan yang sedang menangis.
Read More

Rabu, 27 Oktober 2021

Kemarin Aku Kelabu, Sekarang Aku Tersenyum

 Yogyakarta, 27 Oktober 2021

Kepada perempuan yang sedang kupandang senyumnya di cermin. Bagaimana kabarmu hingga akhirnya sebuah senyum simpul ada di wajahmu yang sedikit kuyu? Beberapa hari ini sepertinya kau sedang disibukkan oleh banyak hal dan sedang mengobati luka hingga kau lupa mengecap sedikit bahagia yang Tuhan berikan di setiap hari yang kau lewati begitu saja.
Read More

Rabu, 20 Oktober 2021

Dari Spasi untuk Titik

 Yogyakarta, 20 Oktober 2021

Aku hanyalah ruang kosong di antara kata sementara kamu adalah akhir dari segalanya. Sejenak kita terlihat sama di dalam semesta kata-kata, tapi pada kenyataannya kita tidak pernah bisa bersama. Karena ketika kamu muncul, aku selalu diabaikan olehmu. Bagimu aku hanyalah ruang kosong hampa udara yang tak pernah bisa menggapaimu.
Read More

Senin, 11 Oktober 2021

Bolehkah?

 Yogyakarta, 11 Oktober 2021

Sekedar menyapa semua orang di linimasa mungkin sudah menjadi pekerjaan rutinmu. Tidak kalah kamu telah menyelesaikan semua pekerjaan yang dipikul pundakmu di lingkup dunia nyata.

Celotehanmu kadang berisi gurauan, kadang berisi curahan dan kadang berisi ketegasan. Tapi, kelihatannya kadang kala orang yang mengagumimu, membuat mereka tidak mengerti bahwa sebenarnya ketegasan yang kamu punyai bukan alat ucap untuk kamu mencaci maki.

Aku senang akan kehadiranmu di linimasa pada waktu tengah malam, menemani rutinitasku membaca isi kepala yang kadang tidak ramah dengan hari yang akan datang. Sedangkan aku menikmati kesunyian alami yang disuguhkan sambil mencerna setiap kata yang kamu tuliskan, tak kalah semesta saat itu memberikan pertanda bahwa waktunya untuk beristirahat.

Ya, aku menikmati celoteh monologmu disaat banyak orang yang tidak paham maksud isi kepalamu.

Selain perempuan pecinta teh, aku juga menyukaimu, lelaki dengan kepribadian sederhana dan bijak. Aku suka dengan gaya penuturanmu yang tidak terkesan menggurui karena bukankah kita yang ada di dunia ini hanya diperbolehkan menggurui diri sendiri?

Jadi, di dalam catatanku ini, bolehkah aku mengucapkan terima kasih karena kehadiranmu sedikit demi sedikit membuatku belajar bagaimana caranya menghadapi masalh dengan kesederhanaan dan selalu menjadi pribadi yang gemar bersyukur. Walau aku tidak pernah tau sepelik apa kehidupan nyata yang harus kamu hadapi tapi aku yakin, kamu adalah salah satu pangeran yang tangguh.

Bolehkah, aku rapalkan doa di tengah sujudku pada Tuhan, agar kehidupanmu selalu berlimpah kasih sayang-Nya, dan terberkati segala jalan hidupmu yang masih panjang.

Semoga kamu tidak lagi merasa kekecewaan dan luka yang disebabkan oleh permainan hidup ini.

Dari aku,
Perempuan yang mengagumimu di linimasa
Read More

Rabu, 01 September 2021

Sudah Lama

 Yogyakarta, 1 September 2021

Belakangan kata-kataku menjadi tumpul karena jarang sekali kuasah. Mungkin masalahnya bukan pada waktu yang tidak pernah cukup meyediakan kesempatan, melainkan jari dan otakku sekarang tidak lagi sinkron seperti senja abu-abu di hadapanku.

Rasanya aku sudah melupakan momen ini ーduduk sendirian di pojok pendopo kampus, ditemani laptop tuaku dan rindu yang menggebu-gebu padamu. Dulu, semua terasa tepat. Rindu dan cinta itu datang silih berganti seperti pelangi yang menanti hujan reda. Tidak pernah ada masalah yang tercipta, meski jarak dua benua bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh bagi kebanyakan orang. Namun, aku yakin, suaramu yang masih menggema di hatiku setiap malam sudah cukup untuk membuktikan bahwa semua baik-baik saja.

Entah angin muson mana yang mengajarkanmu bahwa pergantian musim menandakan ada hati yang beralih haluan.

Aku tidak pernah membayangkan, bahkan hanya sekedar mimpi, kehilangan kontak denganmu. Media sosial bukan ladang bagi gadis desa sepertiku untuk mendapat kabar saat itu aku hanya megerti bagaimana surel dan video call bekerja. Dan ketika semua sarana penghubungku dan dirimu terputus, satu-satunya hal yang bisa aku lakukan hanyalah menunggu. Berminggu-minggu aku bertanya-tanya apa yang terjadi denganmu dan hubungan kita yang sepertinya mati suri. Terakhir kali kudengar suaramu, kamu bilang paper dan laporan menghalangi kontak denganku. Aku percaya itu dan terus percaya bahwa itulah satu-satunya alasanmu untuk berhenti menghubungiku, hingga seseorang menunjukkan foto itu padaku dan meleburkan segalanya.

Hah--

 Tidak kusangka, dunia maya teryata begitu menakjubkan. Aku menduga-duga, mungkin ini alasan kenapa aku selalu menjadi mahasiswi paling tertinggal di atara yang lainnya, karena seandainya saja aku mampu membeli smartphone dan membuat akun media sosial bernama Instagram itu, aku seharusnya sudah tau sejak beberapa bulan yang lalu kalau kamu telah mencintai perempuan lain.

Jadi, rasanya tidak akan sakit.

Aku tidak tau apa aku harus meminta maaf karena tidak pernah peka dengan kabar-kabarmu yang semakin jarang itu ataukah kamu yang terlalu jumawa untuk menyuarakan kata selesai. Tapi, mengirimimu surel berisikan kata-kata perpisahan serta menyatakan bahwa aku telah mengetahui kenyataan tentangmu, tentu merupakan keputusan yang tepat untuk menuntaskan drama klasik di antara kita.

Kuakui, tangisku di ujung malam ketika kenangan menghantam benakku seperti air bah yang tidak akan surut sampai fajar menjelang. Kamu lelaki yang begitu manis. Menata hati untuk mencintaimu tentu tidak mudah dengan segala kekurangan yang aku miliki, tapi kata-katamu selalu berhasil mengusir berjuta-juta skenario terburuk yang melintas di benakku. Hingga akhirnya kusadari bahwa selama ini aku hanya menjadi salah satu momen dari kisah hidupmu yang panjang.

Ah, satu halaman sudah selesai, catatan ini sepertinya akan berakhir tragis. Sungguh, sudah lama aku tidak menulis catatan seperti ini, mungkin sejak aku berhenti mencari-cari alasan untuk menulisnya karena kamu tidak lagi di sana dan memberiku komentar-komentar manis tentang alur ceritanya. Aku tau, semua catatan yang kubuat hanya akan berakhir di blog yang tidak terkenal itu lalu menjadi debu. Tapi memilikimu yang setia membaca meski banyak lubang di antara katanya memberiku kekuatan sendiri ーseperti cahaya yang bersinar diujung jalan yang gelap; bukan komentaar manismu yang sesungguhnya aku inginkan, melainkan eksistensimu. Lalu ketika semua berakhir dan tidak ada kata-kata lagi yang tertukar di antara kita untuk memperbaiki keadaan aku tidak lagi sanggup menulis kisah-kisah ini karena semua terasa hambar.

Sungguh, luka itu masih ada hingga sekarang. Rasanya masih sakit seperti saat terakhir aku mengingatnya. Namun, itu sudah lama sekali, aku bahkan sudah lupa rasanya air mata yang menetes di pipiku ketika wajahmu terlintas di benak. Mungkin itu juga salah satu alasan mengapa aku kembali menulis ini. Tentu aku merindukan bahagia yang pernah kita miliki dulu serta janji-janji yang kini tidak akan pernah tergenapi; masih ada secangkir rindu yang tersisa untukmu.

Hanya saja, rindu itu tak lagi kusesap pahitnya, karena senja kelabu, hujan yang mengguyur, hati yang patah, serta semestaku yang sebelumnya kugantungkan pada hubungan kita yang rapuh telah diperbaiki oleh orang lain.

Ya, oleh laki-laki yang baru saja tersenyum saat melihatku duduk dan menulis sendiri di sini, yang senyumnya duduk dan menulis sendiri di sini, yang senyumnya kubalas dengan kekehan kecil karena mendapati dirinya yang kuyup diguyur hujan yang mendatangiku dengan aroma pertichor di pakaiannya yang mengecup dahiku lembut dan membisikan maaf karena cuaca menahan geraknya yang akhirnya duduk di hadapanku dan menemaniku menulis di sana. Ya, laki-laki itu, yang kini padanyalah aku menggantungkan seluruh jagad raya hidupku.

Akhirnya, cerita ini berubah manis. Aku kira pahitnya kenangan dirimu akan mempengaruhi alur yang sederhana ini. Tapi, kehadirannya membayarkan segala keresahan yang masih mengganjal di dada akan kita dan semua kenangannya. Mata almonnya yang bersinar saat mengisahkan kesehariannya mengisi ruang pendengarankuーyang biasanya aku tidak begitu paham. Tapi kehadirannya saja sudah cukup untuk membuat perasaan pahit itu hilang dan larut bersama hujan.

Mengenalnya dan mencintainya tidak sama seperti saat aku bersama kamu. Ia tidak menghilangkan rasa khawatir di dadaku, karena ia bahkan tidak menciptakan rasa khawatir itu. Ia tidak mampu menjelajah dunia, karena bahkan untuk di kota ini saja ia mengorbankan segalanya. Ia tidak menjanjikanku masa depan yang lebih baik, karena ia bahkan sedang memperjuangkan masa depannya sendiri sekarang. Iya, dia tidak lebih baik darimu, karena satu-satunya hal terbaik yang dia miliki adalah dirinya sendiri.

Iya, aku tau, sudah lama aku tidak menulis kisah seperti iin. Mungkin kata-kataku kali ini terasa kaku dan hambar. Tapi, ada satu hal yang kuyakini pasti.

Bahagia akan menamatkan kisah ini.
Read More

Sabtu, 24 Juli 2021

Everything Happen for a Reason

 Yogyakarta, 24 Juli 2021

Kepada kamu yang menyebutku Little Bat.
Read More

Rabu, 14 Juli 2021

Doa yang Realistis

 Yogyakarta, 14 Juli 2021

:Teruntuk seorang wanita yang berjuang tiap harinya untukku.
Read More

Jumat, 18 Juni 2021

Dari Seorang Gadis untuk Jiwa Bapaknya

 Yogyakarta, 18 Juni 2021

Pak, aku takut menangis saat menulis ini.
Read More

Sabtu, 12 Juni 2021

Are We Meant to Be?

 Yogyakarta, 12 Juni 2021

Hello
Read More

Rabu, 02 Juni 2021

Air Mata yang Akhirnya Jatuh

 Yogyakarta, 2 Juni 2021

Untuk Pria yang benci melihatku menangis.
Read More

Rabu, 12 Mei 2021

Terimakasih, Kasih

 Yogyakarta, 12 Mei 2021

Kepada seseorang yang telah menjadi bayangan.
Read More

Sabtu, 03 April 2021

Bosan

Yogyakarta, 3 April 2021

Halo Bosan

Terimakasih atas beberapa hari ini kamu menyapaku dan membuatku membatalkan banyak sekali janji.

Tidak apa-apa, lagian memang beberapa waktu lalu aku membutuhkanmu, Bosan.

Kadang aku membencimu karena kamu datang saat aku sedang belajar komitmen. Seperti tamu yang tidak diundang. Kamu hadir dan membuatku dan dia menjadi semakin jauh.

Tapi kehadiranmu juga membuatku belajar mengontrol ego diri, dan ternyata saat kamu di tengah hubungan kami, kami mampu membuatmu menjadi satu bagian pembelajaran menjadi hubungan yang lebih matang.

Kadang juga kamu datang saat aku sedang tengah-tengahnya sibuk dengan berbagai macam deadline. Kamu tau? Bos akan sangat marah apabila aku sedang berbincang asyik denganmu, Bosan. Tapi kamu hanya bisa tertawa sambil berkata "Santai Nona, hari masih panjang." Karena kamu memang penghasut yang baik maka aku pun menurut seperti seekor domba kepada peternaknya.

Lucu, ya?

Bosan, mungkin sebagian orang membutuhkanmu. Kamu tau? Ketika kamu datang manusia belajar banyak hal. Bukankah kamu sungguh berjasa? Harusnya orang mengucapkan terimakasih kepadamu karena mereka menjadi orang yang lebih baik karenamu.

Aku menyapamu karena aku juga merupakan orang yang mudah jatuh kepadamu. Namun dari situ aku belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Terimakasih, Bosan.
Dari aku yang pernah merasaimu. 
Read More

Kamis, 11 Maret 2021

Football

Yogyakarta, 11 Maret 2021
 
GOAL!!!
Read More

Sabtu, 27 Februari 2021

Tuan Kesepian

 Yogyakarta, 27 Februari 2021

Halo, Tuan Kesepian
Read More

Sabtu, 20 Februari 2021

Untukmu, Tuan

 Yogyakarta, 20 Februari 2021

Untukmu seseorang yang namanya selalu kusebut dalam doa.

Mungkin bagimu aku adalah seseorang yang tak terlihat dan lebih ke tak pernah kamu anggap ada. Aku seperti bayangan yang mengikutimu tanpa kamu pedulikan kehadirannya. Hingga bagimu tidak akan sulit untukmu mengacuhkanku, walaupun aku berdiri di sampingmu dengan segala kelebihan yang ada.

Aku adalah wanita yang mengamatimu dari jauh mencoba membahagiakanmu dengan segenap rapalan doa yang selalu kupanjatkan di setiap sujudku dan selalu menjagamu dengan segala kemampuan yang aku punya. Sayang, kamu bahkan tidak tau kalau aku punya nama. Mungkin yang kamu tau hanyalah aku seorang gadis kesepian yang selalu duduk di dekat jendela sambil melamun sebagai teman.

Mungkin aku yang salah mencintaimu sedangkan kamu tidak punya niat sedikit pun untuk memberi kita waktu saling mengenal. Andaikan ada kesempatan aku akan bercerita tentang lebih-lebih yang aku punya agar kamu jatuh semakin dalam pelukanku.

Tapi nyatanya aku tidak punya keberanian untuk itu. Untuk hanya sekedar membuka mulut memanggil namamu yang sudah kuanggap seperti mantra penguatku dalam menjalani hari.

Mungkin keadaan tak berpihak pada jalan cerita cinta yang mungkin bisa kita ukir.

Yang mungkin perlu kamu tau.

Aku jatuh cinta padamu ketika mata kita bertemu di ruang musik kala hujan yang sangat deras itu turun dan menjebak kita semua di sana.

Aku; perempuan yang tidak pernah bosan memandang wajahmu.
Read More

Welcome to my little world

Diberdayakan oleh Blogger.

Temukan Aku di...

Followers

© Bienvenue, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena