Welcome to my little world

Kamis, 11 Maret 2021

Football

Yogyakarta, 11 Maret 2021
 
GOAL!!!
 
Hal terbaik yang terjadi di dini hari ini adalah gol yang dicetak Kai Havertz pada menit ke 86 untuk Chelsea dipertandingannya melawan West Ham United. Yeay! Keep The Blue Flag Flying High! Blue is the colour! Chelsea is our name!

Ehehe. Maaf belum apa-apa aku sudah bertingkah hype seperti ini. Kamu pasti langsung memalingkan muka dan geleng-geleng kepala menahan tawa. Tidak apa. Tertawalah. Aku pasti suka sekali ketika melihatmu tertawa lepas.

Anyway, cerita sedikit tentang kegiranganku pagi ini. Yah, aku suka sepak bola. Sejak masih SD aku sering ikut Bapak menonton sepak bola di televisi. Semakin maju teknologi, sekarang aku juga mem-follow akun-akun klub bola, aku pesepak bola, mau di instagram ataupun twitter. Aku tidak pernah mengikuti fanwar di kolom komentar, tapi aku sering membacanya dan rasanya lucu melihat para fan yang saling melempar ejekan. Hehe

Lalu, setiap penggemar sepak bola pasti memiliki idola masing-masing, dan tentu saja aku juga punya. Sampai sekarang aku mengikuti dua klub bola di dua liga yang berbeda, yaitu Chelsea di EPL dan FC Barcelona di LaLiga. Aku mencintai kedua klub bola itu dengan alasan yang jauh berbeda.

Pertama, aku menyukai Chelsea karena jersey Chelsea berwarna biru dan Chelsea adalah tim pertama yang dikenalkan Bapak padaku (lebih tepatnya aku yang bertanya tim bola apa itu pakai baju biru bagus) karena saat itu aku sudah mulai suka dengan bajunya dan entah apa, tim itu menang. Jadi de aku semakin suka. Aku saat itu suka sekali dengan Capt. John Terry, Frank Lampard dan Didier Drogba. Bahkan jika diajak nonton dulu pasti aku bertanya "apakah ketiga orang itu turun ke lapangan?" Jika iya pasti aku semakin semangat menontonnya. Sampai sekarang Lampard menjadi pelatih pun aku masih menyukai Chelsea. Ditambah lagi pemain baru Kai Havertz yang tampan. Duh.

Sementara itu, mungkin di waktu yang hampir bersamaan, akupun jatuh cinta pada FC Barcelona. Mencintai Barcelona tidak kualami dalam waktu instan. Ada proses yang lumayan panjang dan rumit di sana yang aku sendiri baru menyadarinya saat aku duduk di bangku SMA. Mula-mula, perkenalanku dengan Barcelona adalah saat aku menonton film biografi Lionell Messi di salah satu televisi swasta. Dalam film tersebut aku terkagum pada talenta dan kecintaan Messi pada sepak bola, pelan-pelan rasa kagum itu pun membuatku semakin bersemangat mencari berita tentang Barcelona meski masih begitu apatis.

Kala itu, Barcelona kondisinya tidak jauh berbeda dengan Chelsea. Sejak ditinggal Pep Guardiola, kondisi klub naik turun seperti roller coaster. Namun seiring berjalannya waktu, klub itu pun kembali dalam kondisi terbaiknya saat Luise Enrique memegang kendali atas mantan klubnya itu pada musim 2014-2015 lalu. Tak tanggung-tanggung, lima piala bergengsi diserahkan pada fans dan semua orang pun tak bisa memungkiri bahwa Barcelona adalah klub sepak bola terbaik di dunia.

Namun terlepas dari kondisi kedua klub itu yang tidak jauh beda pada musim ini. Chelsea posisi lima di EPL dan Barcelona berada di posisi ketiga di LaLiga. Ada suatu hal yang luar biasa yang kupelajari dari mereka, yaitu....

Setia

Melihat Chelsea yang terseok-seok di tangga klasemen, barang tentu menjadi cobaan berat bagi penggemarnya. Caci-maki di media sosial, puasa euforia, dan haus akan gol-gol indah serta permanan memukau adalah kondisi sehari-hari bagi fans. Tidak jarang fans yang tidak dapat menahan tekanan kemudian berhenti berharap akhirnya menghilang. Sebenarnya aku juga begitu ketika aku ingin menuliskan ini, ada sebagian dari diriku yang mengabaikan Chelsea, dan tidak turut mengisahkannya. Namun mau bagaimana lagi, cinta sudah memilih. Harapan itu ternyata masih ada di lubuk hatiku yang paling dalam. Karena suatu hari nanti di masa depan, aku ingin merasakan kegirangan bersama mereka saat melihat mereka mengangkat piala kemenangan (di Stamford Bridge juga si kalau bisa).
 
Memang banyak fans yang berhenti berharap dan menghilang, namun masih banyak pula yang tetap bertahan dan setia. Mereka yang bertahan melalui cobaan berat ini ーfans-fans setia yang menyayangi sebuah klub sepak bola sama seperti anaknya sendiriー akan terus percaya klub merekalah yang terbaik. Salah seorang penggemar bola pernah berkata "Aku bisa berganti agama, istri ataupun pekerjaan. Tapi aku tidak akan pernah berganti klub bola". Jadi apapun kondisi klubmu, entah mereka berada di puncak atau pun terseok di dasarm fans-fans setia seperti ini masih ada dan mencintai dengan setia.

Di lain pihak, aku tidak belajar kesetiaan dari fans Barcelona karena mereka memiliki pendukung yang begitu loyalitas. Aku justru belajar kesetiaan dari klub itu sendiri. Berbeda dengan Chelsea yang mengajariku tentang kesetiaan di tengan badai cobaan. Barcelona mengajariku untuk merawat kesetiaan itu. Momen ketika aku menyadai fakta ini adalah ketika salah satu legenda hidup Barcelona, Xavi Hernandez memutuskan untuk menutup karirnya di LaLiga. Ada sebuah statement yang memukauku untuk melanjutkan karirnya di Liga Timur Tengah.
Aku tidak ingin pindah ke klub Eropa yang memiliki kesempatan untuk melawan Barcelona di kemudian hari.
Sebegitu besarnya cinta Xavi pada Barcelona hingga ia tidak ingin melawan mantan klubnya itu? Aku bertanya-tanya, hingga aku menyadari bahwa tidak hanya Xavi yang merasakan hal yang sama. Tapi nyaris seluruh deretan legenda yang memutuskan untuk memulai serta menutup karirnya di Barcelona pun begitu. Teringat lagi di benakku tentang Lionell Messi yang menderita gangguan pada hormon pertumbuhannya dulu, namun dengan rasa percayanya Barcelona mengontraknya dan menjamin seluruh biaya pengobatan bocah yang hanya bermodalkan mimpi untuk merumput itu. Hingga akhirnya kini Lionell Messi dikenal sebagai pemain bola terbaik di diunia dan mewujudkan mimpi-mimpinya bersama Barcelona.

Kesetiaan tidak akan tumbuh tanpa rasa percaya yang begitu besar dan Messi membalas kepercayaan Barcelona dengan kesetiaannya.

Més que un Club
 
Aku tidak mengerti jargon yang berarti "Bukan Sekedar Klub Biasa" itu hingga aku menulis catatan ini.

Mungkin bagi sebagian orang, penggemar sepak bola adalah orang yang membuang-buang waktuーbertengkar hanya karena sekumpulan orang yang berebut bola di lapangan. Namun mencintai sepak bola dengan baik berbeda dengan orang-orang yang hanya tau caranya menjadi anarkis. Hubungan antara fas dan klub sepak bola kegemarannya adalah hubungan yang tak akan pernah bisa kamu debatkan di atas meja. Sama seperti hubungan percintaan.

Aku mengisahkan panjang lebar tentang sepak bola kegemaranku in bukan karena aku ingin membuatmu mati kebosanan. Aku ingin memberitaumu bahwa kesetiaan adalah pondasi dari hubungan yang kokoh. Kesetiaan berkaitan erat dengan kepercayaan yang diberikan satu sama lain, kamu tidak akan pernah mendapatkan kesetiaanku jika hatimu belum percaya denganku, begitu juga denganku.

Ketika aku menyerahkan hati ini untuk mencintaimu, di waktu yang bersamaan aku mempercayakan seluruh hidupku pada hubungan ini. Aku tidak mengharapkan apapun darimu selain kesetiaan yang kamu curahkan padaku. Aku juga tau, hubungan kita juga tidak akan selalu berada di atas, akan ada waktunya aku terjatuh dan kepercayaan diriku pupus akan hubungan kita. Namun aku harap kamu masih ada di sisiku, membuatku kembali percaya dan menunjukkan kesetiaanmu padaku.

Setiap hubungan memiliki cara mencintainya masing-masing. Maka dari itu, aku berharap cinta kita kelak dapat dibangun berlandaskan kesetiaan juga rasa percaya terhadap satu sama lain.

Well, in the end... catatan ini sepertinya sudah terlalu panjang, semoga kamu mengerti apa yang ingin kusampaikan hari ini padamu. Bahwa semua ini bukan tentang antara dua pihak ーklub sepak bola dan fansnya atau antara kamu dan akuー tapi tentang sebuah hubungan. Bagaimana hubungan ini tetap ada pada tempatnya?

Kamu pasti sudah tau jawabannya.

😊

Dari gadis penggila bola

0 komentar:

Welcome to my little world

Diberdayakan oleh Blogger.

Temukan Aku di...

Followers

© Bienvenue, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena