Welcome to my little world

Senin, 25 Desember 2017

Bianglala

Yogyakarta, 25 Desember 2017

Kalian tau bianglala? Beberapa tahun lalu aku menangis melihat beenda bulat besar itu. Berputar-putar mengerikan diatas ketinggian. Aku sangat takut. Tapi kemudian ibu menggenggam tanganku, ibu bilang bianglala itu baik. Dia tidak akan menyakitimu, apalagi menghempaskanmu hingga jatuh.
Read More

Kamis, 21 Desember 2017

Ketika Aku Seusiamu

Yogyakarta, 21 Desember 2017

Tulisan ini untuk adik kesayanganku. Kuncup-Kuncup mungil yang sedang menunggu masanya untuk bermekaran. Nada-nada ceria yang sedang menanti wajtunya untuk berlagu.
Read More

Jumat, 15 Desember 2017

Ku Harap Dia Tau

Yogyakarta, 15 Desember 2017

Dan mungkin hanya dapat kukatakan dalam berbagai tulisan dalam blogku, atau dalam channel telegramku yang hanya berisi aku dan teman dekat ku, ataupun dalam catatan kaki yang bahkan aku lupa dimana aku menyimpannya. betapa aku menginginkannya. Iya, aku sebenarnya sangat menginginkannya dan aku bahkan tidak bisa mengerti apa yang ada dalam pikiraku, dan aku tidak mengerti mengapa aku begitu menginginkannya. yang aku tau hanya bahwa aku sangat ingin mendekatinya, memegang tangannya, menatap wajahnya dari dekat, menyandar pada bahunya. Hanya aku dan mungkin Tuhan yang tau betapa aku ingin selalu berada di dekatnya. Teman dekatku? Mungkin dia tau itu tapi dia tidak tau seberapa inginnya aku.


Aku bukanlah seorang perangkai kata yang indah, yang dapat dengan mudah mengungkapkan betapa aku menginginkan sesuatu, betapa aku mau untuk selalu bersamamu. Aku ya hanyalah aku, yang dengan sebanyak ini keterbatasan, aku masih bermimpi untuk dapat memelukmu dalam diam. Aku yang selalu menyebut namamu dalam doa ku, aku yang selalu setia memikirkanmu dalam setiap hela nafasku, dan aku yang selalu inginkan kamu meski itu tidak mungkin dapat tercapai secara logis.

Aku masih ingat bagaimana percakapan kita pertama kali kala itu, meski saat itu belum terbesit asa ku untukmu, namun itu sesuatu yang berbeda untukku. Masih dapat kuingat bagaimana kita saling mengejek kala itu, mungkin karena memang kita terlihat selalu bertengkar di permainan itu, maka yang mendapat role cupid menjodohkan kita berkali kali dalam sehari itu. Dan saat itu kau bilang "aku tidak akan mengatakan aku apa kalau belum 3 kali hari ini dicupidin sama orang yang sama" dan voila kita 4 kali saat itu. haha. Aku masih mengingatnya, suara berat itu ketika pertama kali kita mencoba fitur terbaru dari aplikasi telegram yaitu bisa untuk telepon, hehe. Manis. Saat itu aku berencana berlibur ke kota mu, dan dengan polosnya kamu selalu menjawab hampir semua pertanyaan tentang tempat wisata dengan kalimat "Aku baru denger" "Wah kayaknya tempatnya bagus" dan disitu aku benar-benar ingin menjambak rambut cepak panjang mu itu. Aku juga masih mengingatnya, bagaimana kamu kaget saat mendengar suara tawaku dan hanya kamu yang mengatakan suara tawaku itu lucu ketika yang lain berkata suaraku mirip hantu yang suka tertawa itu. Dan aku masih mengingat bagaimana kamu berpamitan sementara saat itu saat kamu ingin fokus mengejar masa depanmu. Itu pertama kali nya kamu meminta site blog ini yang katanya agar bisa mengingatku saat dia tidak bisa lagi menemani tengah malam dan bercerita tentang anak kecil yang suka menggodamu itu.

Mengapa rasa itu muncul begitu saja? Mengapa rasa ini muncul saat aku bahkan tidak menginginkannya? Dan mengapa rasa ini harus muncul padamu? Sosok yang baru saja aku kenal. Bahkan aku belum terlalu mengenalmu, belum tau siapa kamu, dimana letak rumahmu, dimana kos yang kamu singgahi saat kamu harus bekerja diluar kota, dan apa yang sebenarnya selama ini kamu kerjakan. Aku bahkan belum mengenalmu secara lebih. Aku hanya tau namamu. Dan inisial namamu. Aku hanya tau sedikit sekali tentangmu. Tau yang bahkan orang-orang umum mungkin juga tau. Aku hanya tau kamu dari kata-katamu, dari sikap seadanya kamu. Ya Tuhan, kenapa harus kamu? 

Kupikir rasa ini akan berakhir dengan sesegera mungkin setelah kamu berpamitan, lagipula dengan begitu kan kita jadi jarang berkomunikasi eh bukan jarang tapi tidak sama sekali. Aku merasa dengan begitu akan semakin mudah bagiku merasa bahwa itu semua hanya rasa sesaat. Aku masih meyakininya, masih sangat meyakininya. Hingga suatu pagi saat aku sedang bermain seperti biasanya dan tidak terlalu memperhatikan permainan saat itu tiba-tiba ada notifikasi berucap "Halo Ma. Apa kabar?" Dan ya seperti semua kembali lagi rasa yang kukira hanya sesaat itu kembali lagi.

Masih dengan kebiasaan pagi buta kamu datang dan nanti sekitar pukul 8 kamu menghilang hingga pukul 2 siang kamu kembali lagi. seperti itu biasanya. Dan parahnya kamu datang lagi pertama kali itu hanya mengatakan halo dan menanyakan kabar mungkin karena aku terlalu lama tidak menjawabnya (karena masih terlalu senang) kamu menghilang dan yap itu tepat pukul 07.52 saat itu. Ya! Kamu ternyata masih mengingatku. Dan saat itu aku melayang, mungkin kejadiannya hanya sesederhana itu, namun itu sudah cukup bagiku untuk menyadari bahwa kamu kembali lagi mengisi hariku. Kejadian seperti itu membuat khayalan gilaku kembali berkembang dengan liar. Jika pada awalnya aku hanya menyukai karena sikapmu yang sopan tapi tidak terlalu kaku, namun kini aku berharap lebih. Aku benar-benar mengharapkanmu.

Aku mengunggu waktu untuk dapat bertukar kata denganmu lagi. Aku mengharapkanmu, berharap untuk beetukar kata denganku lagi. Suatu pengharapan yang lumayan tinggi, meskipun belum cukup untuk membuka rasa lain lagi. Sampai akhirnya, aku 'berbincang' dengamu lagi. Menurutku itu suatu kebetulan lagi, kebetulan lainnya yang membuat role cupid memilihku dan dia dalam permainan. Saat itu seperti hari-hari biasanya. Aku bermain game dan melihatmu gabung di game saja aku sudah bahagia. Lalu setelah bermain ada notifikasi 'lover' (ya di game ini ada istilah lover karena dijodohkan oleh orang yang mendapatkan role cupid) aku sebal mendapatkan notif lover karena kalau dia mati aku juga ikut mati dan tidak bisa ikut melanjutkan game. Namun saat membuka notif itu dan disana tertulis nama (aku tidak tau namamu di game apa. karena di telegramku namamu seperti aku menuliskan namamu di kontakku) dan aku membuka nama itu dan ternyata itu kamu. Seketika aku ingin keluar dari game karena entah kenapa untuk memulai pembicaraan (aku dulu yang chat) itu sangat-sangat susah. Seperti mendadak huruf qwerty itu diacak ulang. Dan akhirnya aku memulai dengan menanyakan dia mendapat role apa dan obrolan obrolan basa basi lalu aku dan kamu tenggelam dalam obrolan dan kemudian kita lupa kalau kita tergabung dalam game.

Dan setelah kejadian konyol itu, aku semakin menyukaimu. lebih dari apapun, aku menyukaimu, aku menantimu, dan aku semakin mengharapkanmu, aku jatuh semakin dalam pada cinta yang menuju padamu. Rasa yang awalnya biasa saja, semakin dalam dan aku semakin yakin bahwa aku hanya akan jatuh padamu. Mengapa? Ya, dengan banyak alasan, aku menjadi yakin aku hanya akan terjatuh padamu.

Aku yang biasanya bawel, hampir tidak bisa berhenti bicara, sulit berhenti saat tertawa, suka melempar candaan dan kata-kata nyleneh, menjadi aku yang diam seribu bahasa. Aku yang biasanya sangat mudah dekat dengan member-member baru di grup tempat kita bermain, menjadi aku yang tidak bisa berbuat apa-apa saat ada kamu. Aku yang biasanya suka mengumbar kata gombal pada siapapun mendadak berubah jadi aku yang diam dan hanya terpikir kamu.

Aku semakin jatuh cinta sama kamu. Semakin menginginkan kamu. Semakin ingin memilikimu. Dan aku terus menunggumu dalam pengharapan yang semakin melambung tinggi. Aku cuma ingin kamu. Dan itu kutunjukkan dengan perubahan sikap yang terus terjadi pda diriku. Aku yang semakin meninggalkan kebiasaanku berkata-kata kasar, menggoda member yang lain, atau banyak lagi kebiasaan burukku. Dan itu semua terjadi karena aku jatuh cinta padamu, yang semakin jatuh jatuh jatuh ke dalamnya. Membuatku meninggalkan kebiasaan lamaku, kebiasaanku yang buruk-buruk dan kebiasaan yang sudah seharusnya aku hilangkan dari dulu.

Banyak pertanyaan menghampiriku, "Memang sesempurna apa dia?" atau "Memang apa yang kamu suka darinya?" atau mungkin "Memang sebaik apa dia, sampai kamu seperti ini?" Dan semua itu hanya bisa dijawab dengan senyuman dariku dan anggukan seraya berkata "Gatau. Aku cuma tau aku suka sama dia. Udah itu aja." Konyol ya? Memang, aku memamng sangat konyol saat aku jatuh cinta. Apalagi denganmu, ini yang pertama untukku merasa seperti ini. sebelumnya aku tak pernah merasa mencintai seseorang sebegininya.

Jika orang mengatakan banyak hal aneh tentang cinta yang dulu selalu aku sangkal, kini dengan sangat sangat terpaksa aku mengiyakan semuanya. Cinta ini membuatku menjadi orang lain, sosok lain yang bukan seperti aku. Aku menjadi ya bisa dibilang norak, menjadi berlebihan, dan aku menjadi aku yang lebih aneh. Semua karena kamu, karena aku jatuh cinta padamu. Semuanya karena cinta dan kamu.

Rasaku semakin dalam, jika dulu aku hanya inginkan kamu sebagai penyemangatku, namun kini aku inginkan kamu seutuhnya, dan aku inginkan kamu lebih dari apapun. Aku semakin terobsesei padamu, dan hanya cuma kamu. Aku semakin menggilaimu, semakin larut dalamperasaanku yang aneh dan tidak mengasyikkan. Aku semakin lupa siapa aku sebenarnya. Aku hanya tau bahwa aku menginginkanmu, dan bahwa aku hanya perlu kamu.

Sampai akhirnya aku tiba di titik jenuh. Mungkin bukan hanya sekedar jenu, tapi lebih dari itu. Aku sampai pada titik aku ingin untuk menyerah dan berhenti mencintaimu. Berhenti mengagumimu. Berhenti mengharapkanmu. Aku sampai pada titik aku merasa bahwa semua anganku tentang kamu tidak akan menjadi kenyataan. Dan aku hanya ingin lepas dari kamu. Karena mencintaimu adalah kesakitan untukku, danmengharapkamu adalah sumber dari segala sakirt yang kurasakan.

Siapa sangka jika aku yang seperti ini, nakal, tidak bisa menghargai laki-laki, menjadi seorang pemain hati, tiba-tiba tunduk padamu? Siapa yang menyangka bahwa aku yang biasanya tidak perduli dengan perasan siapapun menjadi aku yang peduli dengan tanggapanmu meski sedikit saja tentangku? Siapa yang sangka jika aku yang terlalu sering menyakiti ini menjadi orang yang terus merasa tersakiti, olehmu? Siapa sangka jika aku rela bicara "Jika dia milikku, aku akan berubah. aku tidak lagi akan memermaikan hati banyak orang, aku tidak akan lagi mengumbar kata gombal, dan aku tidak akan lagi menjadi aku yang buruk dulu" hanya karena kamu? Siapa sangka bahwa aku akan jatuh terlalu dalam padamu?

Temanku bilang bahwa aku sudah gila, ataupun berlebihan saat ini. Mereka bilang aku mendadak seperti kehilangan aku dan ini sudah terlalu jatuh. Namun inilah aku saat aku benar-bennar mencintai seseorang. Dan orang itu adalah kamu. Dan aku memilih untuk diam, tanpa bisa berbuat apapun, tanpa bisa melakukan apapun, tanpa bisa berkata apapun, untuk menunjukkan padamu. Aku memilih untuk menunggumu, menunggu pergerakanmu yang mungkin saja juga akan mendekatiku. Namun semakin hari menunggu aku semakin merasa bahwa kamu tidak akan bergerak, tidak akan melakukan apapun, danbahwa kamu tidak memiliki perhatian dan rasa apapun ke aku.

Mencintaimu jadi begitu menyakitkan untukku, mengharapkanmu menjadi begitu melelahkan untukku, dan melihatmu saja jadi begitu menguras tenagaku. Aku sudah lelah, bosan, dan aku bertekad untuk melupakanmu. Melupakan kamu yang membuatku meninggalkan aku yang dulu, aku yang terbiasa menjadi jahat di mata banyak orang. Aku harus melupakanmu, harus, dan harus. Aku tidak lagi ingin terperangkap pada cinta semu yang membuatku berharap padamu.

Aku semakin dalam merasakan sakit itu, semakin dalam luka yang muncul akibat kamu. Iya , kamu. Luka itu memang ada dan muncul karenamu. Hebatnya kamu, tanppa kamu perlu berbicara langsung padaku, ataupun menghantamku dengan kalimat atau sikap, kamu sudah bisa menyakiti aku, membuat luka yang tersayat begitu dalam dan panjang. Tanpa kamu berbuat apa-apa, aku sudah bisa membuatku kesakitan hingga hampir membiru dan hampir mati hati ini. Hanya kamu dan memang cuma kamu yang bisa membuatku merasa seperti ini.

Aku mencoba untuk menghindari terjadinya percakapan denganmu. Beberapa kali aku menghindar dari ajakan teman-temanku untuk bermain game tersebut. Namun sial untukku, semakin aku mencoba untuk menjauhimu, semakin pula aku sering melihatmu bermain game, entah ketidaksengajaan, ataupun mungkin takdir. Aku tidak tau dengan pasti. Namun setiap aku berusaha untuk tidak melihat namamu, atau mengidar darimu, aku malah semakin sering melihat namamu dimana-mana. Dan efeknya adalah kesakitan itu semakin dalam kurasakan.

Dan puncaknya adalah beberapa hari lalu, ketika aku melihatmu bermain dan kamu memarahi salah satu pemain lainnya dengan kata-kata kasar. Aku berusaha untuk tidak mengomentarinya, berusaha tetap fokus untuk bermain, dan aku berusaha untuk tetap ramai dalam grup game tersebut. Sebenarnya bukan hal sulit untukku, karena jumlah pemain game itu lumayan banyak dan yang aku hindari hanya kamu, itu seperti 1 banding beberapa orang yang cukup ramai sedangkan kamu lebih banyak diam. Seharusnya itu mudah.

Aku sengaja tidak sering-sering membuka grup saat itu, ya agar aku tidak sering-sering melihat namamu. Dan aku mencoba untuk mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja, mengatakan bahwa tidak akan ada percakapan antara aku dan kamu kali ini. Meskipun sejujurnya, kala itu, aku memang merasakan getaran yang aneh dalam hatiku, kekhawatiran, ketakutan, dan rasa ingin meledak. Aku hanya tidak ingin ada dalam grup itu saat itu.

Dan rasanya tidak ada kekuatan apapun yang dapat mengalahkan kekuatan hati. Kekuatan perasaan dan insting. Mimpi burukku telah tiba saat aku berkata "idih kasar" di grup dan tiba-tiba dia mengirim pesan pribadi dan meminta maaf karena bersikap kasar seperti yang dia lakukan di grup. Aku mencoba mengindahkan perasaan itu semua, berusaha untuk tidak melihat pesan masuk itu. Namin semakin berat kurasa, karena jika aku ingin melihat grup saja, aku otomatis akan melihat pesanmu juga. Berat untukku. Namun aku berusaha menggembirakan hatiku dengan berkata bahwa itu orang lain yang sedang bermain dengan akunmu. Tidak mungkin sih, tapi daripada aku semakin susah.

Sampai pada satu kondisi aku tidak sengaja meng-klik nama mu. dan terbuka lah pesan permohonan maaf tadi. Dan saat aku melihat kelanjutan pesannya, aku merasa dunia saat itu runtuh. Itu memang benar kamu, bukan orang lain seperti dugaanku tadi. Aku berusaha setengah mati menghindarimu, berusaha agar tidak terjadi percakapan antara kita. dan kamu malah muncul dengan sendirinya. Apa lagi ini namanya? Sial untukku? Kesialan? Dan saat itu perhitungan matematisku, 1:banyak orang dalam game yang seharusnya tingkat kemustahilan tinggi, menjadi hancur, karena ternyata itu sangat mungkin terjadi. Dan itu memang terjadi.

Hanya dengan melihat pesan darimu saja aku sudah kesakitan setengah mati. Aku sudah merasa mual dan tidak ingin melihat nama itu. Ditambah teman dekatku yang terus menyarankan untuk membalas pesan darimu. Aku semakin ingin musnah, saat itu aku berharap musnah atau seseorang membunuhku. Pokoknyaaku tidak ingin terlibat percakapan denganmu, melihat namamu, atau apapu yang berurusan denganmu. Sudah cukup sakit kurasa saat itu, dan aku tidak ingin menambah kesakitan sialan itu.

Entah mengapa rasanya sakit sekali saat itu. Rasa itu membunuhku hingga aku menggigil kedinginan di tengah keramaian yang seharusnya membahagiakanku. Dan aku berusaha menganggap semuanya baik-baik saja, menutupi segalanya dengan senyum palsu. Meskipun saat itu kurasakan hatiku terasa retak menjadi serpihan kecil yang perlahan jatuh. 

Kenapa semua ini harus terjadi padaku? Andai mungkin saat itu aku tidak bermain game itu sekarang, mungkin aku tidak akan bertemu denganmu. Andai aku tidak menantangmu saat itu, mungkin aku tidak akan seperti ini. Andai aku tidak masuk dalam grup ini, mungkin aku tidak akan terjatuh padamu. Aku membenci diriku sendiri yang hilang kontrol kepadamu, aku membenci diriku yang tidak bisa membarasi perasaanku padamu. Aku membencinya.

Karma? Ah, aku tidak ingin mempercayainya, ini pasti bukan karma atas perlakuan seenaknya diriku terhadap orang-orang yang dekat denganku sebelumnya. Bukan juga karma atas perilaku seenaknya aku yang kadang tidak memperdulikan perasaan mereka dan kadang membuat mereka sakit hati. Bukan. Ini pasti bukan karena itu. Ini hanya kebetulan. Iya, ini hanya kebetulan.

Dan aku selalu terpikirkan kamu. Selalu kamu yang ada dipikiranku. Selalu. Dan aku harus membuat diriku tidak lagi melakukannya. Dan caranya adalah dengan memperbanyak kegiatanku, dan ini akan segera kulakukan. Aku selalu kesakitan tiap mengingatmu, selaulu. Dan setiap aku sendiri dalam lamunanku, aku selalu terbayang kamu. Pelet apa yang kamu berikan padaku, hah?

Aku semakin ingin tau tentang dirimu. Aku meng-google namamu, FB, Instagram, dan aku tau semakin banyak tentang kamu. Aku membuka akun Facebook mu, karena di Instagram sangat sedikit informasi yang kudapat. Dan di Facebook kudapati banyak foto tentang kamu yang telah kamu unggah. Foto kelulusanmu, foto ucapan selamat akan ujian, fotomu berdua dengan pacarmu (mungkin), fotomu dengan teman-temanmu yang ternyata banyak diantara mereka yang perempuan. Sakit.

Aku, si Perempuan Berhati Beku, Perempuan Tanpa Hati ini cemburu dan kesakitan melihatnya. Ya Tuhan, apa yang kamu berikan padaku sehingga aku bisa seperti ini? Apaaa? Aku ingin berteriak, ingin melepaskan kesakitan dan rasa sesak dalam hatiku. Aku membencimu.

Aku lelah seperti ini. Aku berharap aku tidak lagi pernah terlibat percakapan denganmu. Sama sekali. Dan aku berharap rasa ini segera lenyap. Rasa ini segera musnah. Dan aku tidak ingin mengingatnya sama sekali. Biarlah ini menjadi kesalahan terbesarku untuk jatuh padamu, jangan lagi terjadi. Aku hanya inginkan hatiku mati seperti dulu, beku, dingin, dan tanpa rasa.

Ah iya tambahan. Hari ini Ulang Tahunmu. Selamat Ulang Tahun. Aku berdoa semoga aku dapat lebih cepat melupakanmu.

Dari aku, yang sebentar lagi dapat beralih darimu


Read More

Minggu, 10 Desember 2017

Untuk Ibu

Yogyakarta, 10 Desember 2017

Aku sulit menyampaikan salam pembuka untuk surat ini. Akankah dimulai dengan sapaan atau langsung masuk pada inti pembicaraan?

Baiklah. Mungkin akan kumulai masuk dalam inti saja ya.
Read More

Welcome to my little world

Diberdayakan oleh Blogger.

Temukan Aku di...

Followers

© Bienvenue, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena