Welcome to my little world

Minggu, 08 Juli 2018

Pergi Terlalu Cepat

Yogyakarta, 8 Juli 2018

Kalau ada yang bilang pemandangan pantai ketika matahari tenggelam itu menyenangkan, itu tidak ada apa-apanya bagiku jika dibandingkan kalau aku bisa menikmati secangkir teh di depanku dan secangkir esspreso di depanmu. Menikmati begaimana kamu begitu sabar mendengarkan ceritaku, menikmati bagaimana kamu duduk bersandar di kursimu dan beberapa kali membenarkan kacamatamu. Aku taum kalau kamu sudah seperti itu, berarti kamu sedang fokus pada sesuatu. Dalam hal ini, berarti kamu fokus padaku, mendengarkanku, memperhatikanku. Rasanya selalu menyenangkan ketika kita berbicara, dan orang yang berbicara dengan kita, mendengarkan.


Aku tidak ingin itu berhenti. Aku ingin menikmati pemandangan yang kulihat ketika aku bercerita ini setiap hati. Diperhatikan, bukan sekedar hanya didengar. Dimengerti, bukan hanya sekedar ditemani.

Kau juga ingat ketika kita terdapar di sebuah kafe menunggu hujan reda, kamu mengenakan jaket hitam anadalanmu dan jins hitammu, lalu aku bercerita dengan semangatnya, dan di depanku kamu senyum-senyum saja. Tidak ada yang tau kalau aku selalu membaca, menonton, atau melihat televisi mengenai apa pun yang kamu suka, agar ketika bertemu denganmu, kita bisa berbicara dengan asiknya.

Kamu tetaplah seperti itu. Menjadi seseorang yang bersedia berlama-lama denganku. Kamu tetaplah seperti itu. Menjadi seseorang yang paling betah menemaniku.

Itu menyenangkan. Itu menghangatkan. Itu aku jatuh cinta.

Lalu seperti sebuah komet, yang mereka bilang indah ketika menembus langit malam (aku belum pernah melihatnya, tapi mereka bilang itu unforgetable). Bercahaya terang, jarang terlihat, dan membuat hati berdebar. Tidak semua orang memiliki kesempatan untuk menikmatnya. Tetapi kejadiannya hanya sebentar. Dia akan bersinar begitu terang, lalu hilang begitu saja. Kita hanya mampu menceritakannya, mengenangnya, tapi tidak dapat menikmatinya lagi.

Kamu juga seperti itu.

Atau seperti pelangi yang muncul, membuat orang bahagia melihatnya, tapi lagi-lagi hanya berlangsung beberapa saat. Indahnya tidak sebanding dengan yang berlangsung lama.

Iya, kamu seperti itu.

Kamu juga menghilang begitu saja dalam waktu yang singkat. Pada saat aku benar-benar menikmati tawamu; menikmati momen-momen ketika kamu menatapku, tersenyum, lalu mengelus ramputku; benar-benar menikmati pesanmu setiap hari sekitar pukul 7 pagi, "Hei, Bangun jangan lupa ke sekolah!" padahal kamu sudah tau kalau jam 7 pagi itu aku sudah harus ada di sekolah. Ada-ada saja. Yang selalu membuatku ingin berteriak bahwa semua itu adalah penyemangatku.

Semua hanya karena kamu beranggappan bahwa aku di luar jangkauanmu. Aku selalu di dalam jangakauanmu kalau kamu mau tau. Selalu. Kamu hanya tinggal mengatakannya dan aku akan menjawab, "Iya." Kamu hanya tinggal mengatakannya, dan aku akan ikut ke manapun kamu suka. Kamu hanya tinggal memelukku, dan aku akan menganggap di manapun aku berda, pelukanmu lah rumah tetapku.

Aku merasa nyaman seperti ini. Bersamamu. Seharusnya kamu jangan berpikir untuk pergi.

Tetapi, itu semua tidak berguna. Kamu masih seperti komet. Cepat datang, menyenangkan, lalu menghilang. Menyerah duluan tanpa mau berjuang. Cinta membutuhkan perjuangan, kalau hanya aku yang berjuang, bagaimana bisa dibuktikan bahwa kita sebenarnya bisa bersama?

Pada akhirnya kamu memilih hati yang menurutmu bisa kamu gapai. Dan itu bukan aku. Padahal, hatiku bisa kamu gapai dengan begitu mudahnya. Kamu hanya tinggal mengatakannya, dan aku berikan hatiku semuanya.

Sekarang, ketika aku begitu rindu, begitu ingin didengarkan, begitu ingin ditatap, begitu ingin dielus rambutku lagi dan mendengar "Tidak apa-apa. Nanti juga semuanya bakal baik-baik saja. Tunggu waktunya. Belajar sabar ya." aku harus bagaimana?

Mana bukti dari kalimat saktimu bahwa "semuanya bakal baik-baik saja. Tunggu waktunya." Aku sudah belajar sabar.

0 komentar:

Welcome to my little world

Diberdayakan oleh Blogger.

Temukan Aku di...

Followers

© Bienvenue, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena