Welcome to my little world

Jumat, 18 Agustus 2023

Sweet Heart

1. Sweet

swēt/

adjective

adjective: sweet; comparative

adjective: sweeter; superlative

adjective: sweetest;

•1

having the pleasant taste characteristic of sugar or honey; not salty,sour, or bitter.

“a cup of hot sweet tea”

synonyms:

sugary, sweetened, saccharine; More

 

•2

(of a person or action) pleasant and kind or thoughtful.

“a very sweet nurse came a long”

synonyms:

likeable, pleasant, agreeable, friendly, nice, kind, thoughtful, considerate

 

 

-oOo-

 
"Kamu yakin ini tidak apa-apa?"

Seketika langkahku terhenti, pun dengan dua tanganku yang masih membawa piring berisi masakanku tadi pagi. Pandangaku trealih pada perempuan yang bersandar di pelipir pintu kamar.
 
Ia menatapku dengan manik coklat yang cemerlang. Rambut panjang autumn brownnya basah. Bulir airnya terjun dari ujung anak rambut, menggelincir ke kemeja putih milikku yang dikenakannya. Dua kancing teratas sengaja tidak dikaitkan, buah dadanya sedikit mengintip dari celah baju. Ujung kemeja terlampau panjang bagi tubuhnya yang mungil, nyaris mencapai lutut. Pasti dia baru saja mencomotnya dari lemari pakaianku.
 
Dahiku berkenyit, "Apanya, Vi?"
 
Viona memutar bola matanya dan mendengus. Tampaknya ia mengerti bahwa aku pura-pura tidak tau.
 
Aku menyengir sembari meletakkan piring ke atas meja makan. Alih-alih menungguku melanjutkan pertanyaanku, kaki telanjang Viona berjinjit mendekatiku. Dua tangan ringkihnya merengkuh pinggangku, sementar akepalanya bersandar di punggung. Aroma papermint dari sampo milikku menguar samar.
 
Viona berbisik, "Aku... di rumah ini..."
 
Aku berbalik pada Viona. Menaikkan tubuh kecilnya di atas meja makan. Ia tergelak kecil, pipinya yang tirus bersembur merah. Langit senja sejak lama kalah telak dengan semunya. Jarinya menari di dadaku. Sembari ia melanjutkan "...and having fun"
 
"Why not?" tanyaku balik.

Having fun katanya? Agaknya ia kurang tepat menhelaskan bagaimana kami menjelaskan sprei dan baju-baju yang berserakan di kamar, lenguhan dari bibir tipisnya, dan garis-garis luka bekas kukunya di punggungku. Blissfully Heaven.

"Viola?" Viona menyebut nama kekasihku.

Viona -tanpa kuakui pun- memang wanita yang ulung dalam banyak hal yang kusukai. Bercinta misalnya. Tapi aku tidak suka juga keahliannya dalam merusak suasana hati. Menanyakan Viola tentu saja tidak pernah menjadi pembicaraan yang menyenangkan.

Tapi tidak dengan hari ini. Pertanyaannya tidak mengubah apapun dalam diriku.

"It's not a problem-" Aku mencumbu pundaknya, meninggalkan titik-titik merah di kulit langsatnya. Tanganku melesat ke dalam kemejanya, merayapi perut dan punggung. Lantas mendesis di belakang telinga. "anymore.."

"Maksudmu?"

Bibirku berjungkit tipis, tidak menjawab "I love your smell, by the way"

Viona mengecup singkat bibirku. "Ini kan sabun dan sampomu, Mike."

Aku menyendok daging yang kupotong kecil-kecil dan menyuapkannya pada Viona. Bumbu bolognese menjadikan bibirnya merah basah dan tambah menggairahkan. "Bagaimana? Enak?"

Viona mengejap dua kali, takjub. Kenyalnya suda paasti berbeda dengan daging sebagaimana biasa tersaji di restoran. "Enak. Enak sekali."

Aku menyeringai puas. Kakiku melangkah mundur, berjalan menjauh. Membiarkan Viona menikmati bolognese spaghetti dengan daging spesial, buatanku sendiri.

"Mau kemana?!" tanya Viona, meninggikan nada suaranya. Kendati suaranya bukanlah model suara yang bagus untuk masuk ke dapur rekaman -terlebih jika ia bernyayi dengan oktaf yang ia gunakan saat ini-, di dalam telingku suaranya seperti beresonasi dalam gelombang nada yang lain. Merdu dan aku menyukainya.

"Mandi..." jawabku dari dalam kamar.

"Kamu yakin Viola tidak akan ke sini? Bagaimana kalau tiba-tiba ia datang dan melihatku di sini?" cecarnya di sela kunyahnya.

Aku tergelak kecil sambil memandangi kamarku yang sudah tidak berbantuk. Seberapa ganas kami bermain tadi malam? Setelan jasku dan terusannya bercecer di lantai, bra menggantung di kaki ranjang, sementara stocking bergelayut di meja tidur. Sprei tidak lagi pada tempatnya.

"Tidak mungkin, Viona. Tenang saja."

"Oh ya?" Tidak perlu mendatanginya untuk mengetahui bagaimana ekspresinya sekarang. Satu alisnya pasti berjungkit, tanda tidak percaya "What a sweetheart"

Telingaku agak sedikit berinding mendengarnya. Sweetheart.

"Daging apa sih ini?" Satu pertanyaan lagi. Viona memang sangat mudah mengubah topik pembicaraan. Dari Viol amenjadi makanan spesial yang sedang masuk dalam perutnya.

Aku menarik salah satu kemeja putih dan celana panjang warna abu dari lemari. Menjatuhkannya ke ranjang. "Bukan daging."

"Lalu apa?"

Jemariku meraba kunci di atas lemari, membuka kunci lemari terujung. Pintunya terbuka dan bibirku menyeringai lebar. "It's heart," desisku. Viona tidak mungkin mendengarnya.

Dari dalam lemari, seonggok wanita tidur sepulas-pulasnya tanpa busana. Ia tidak mungkin terbangun. Mimik ketakutannya masih jelas terlihat. Rambut panjangnya terurai tidak karuan. Di dadnya, lubang besar berdarah-darah. Satu organnya hilang. Bau angyir dan tubuh membusuknya meyeruak.

Viola.

"Yes, Dear, What a sweet heart."

0 komentar:

Welcome to my little world

Diberdayakan oleh Blogger.

Temukan Aku di...

Followers

© Bienvenue, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena