Welcome to my little world

Rabu, 02 November 2022

Happiness☺

 Aku berbagi bahagia. Aku menyukai diriku.
 

Dentang cangkir bergesekan memulai hari. Bersamaan dengan gesekan seirama dari sapu-sapu para pelayan, dan gemerisik dari kain-kain di pemuka meja. Barista mulai menyalakan mesin dan meracik beberapa biji kopi. Pintu tersingkap dan aku telah resmi berjaja.

Krinciiing~!

Beberapa pengunjung memadati ruangku. Menunjuk beberapa gambar berjajar, lalu berceloteh satu sama lain. Sejurus kemudian, asap berkulai menawarkan aroma menyegarkan Espresso Romano. Dari oven, tercium malu-malu manis waffle. Pagi yang menyenangkan dari gelak tawa wanita dan setenang senyum pengunjung pria.

Setiap hari selalu ada kisah-kisah terselip. Ada airmata yang mengintip, namun kemudian seulas senyum terbesit. Selalu ada makna terdiam, mengeram diantara celoteh berbagai macam.

Setiap hari aku selalu mengungkap tanya, siapa yang berkisah hari ini? Ah, memikirkannya saja aku bahagia.

Aku berbagi bahagia. Aku menyukai diriku.

Krinciiing~!

"Selamat datang di Bonheur Café!" sapa seorang pelayan di tempatku.

Pria itu datang lagi hari ini. Di pukul yang sama dengan hari kemarin, setengah jam sebelum jam makan siang di mulai. Begitu dengan hari sebelumnya, sebelumnya, pun sebelumnya. Dia tidak melewatkan sehari pun tanpa mengunjungiku.

Mimiknya masam, meski pesonanya mengesankan. Bagaimana aku tidak berani berceloten seperti itu? Dia berdandan parlente seperti seorang eksekutif muda; tiap helai rambut yang tertata klimis. Lalu duduk di kursi putih di ujung ruangan, sendiri. Alih-alih mendekati, dan menawarkan secarik kertas menu, barista dengan cepat meracik double shot espresso dan pelayan menyelipkan satu cup  chocolate muffin di atas panainya. Dia akan menghabiskan jam makan siangnya sambil memandang kosong cangkir, bergantian dengan kursi putih di depannya. Satu jam berlalu; dia pun beranjak. Cangkir akan tetap utuh pada tempatnya, dan tidak tergeser seincipun. Begitu pula dengan muffin di sampingnya.

Selalu seperti itu.

Aku tidak mengerti mengapa dia menghabiskan kepingan dollarnya hanya untuk satu set panai yang tidak akan dia sentuh. Jika alasannya adalah bosan, mengapa dia terus memesan hal yang sama?

Kamu tau, aku selalu merasa gagal jika melihat pria itu. Aku gagal memberinya bahagia, karena dia tetap muram. 
 
Only the wait chair you sat in.
Has your scent on it
You left leaving only a heartless silence
waiting for you, this little café
(Bigbang- Café)
 
Sayup-sayup melodi berdendang di penjuruku. Kutebak, hari ini pasti dia akan melakukan rutinitas yang serupa.

"Hey, kenapa kamu tidak meminumnya?" seorang wanita menghampirinya. Dia mengenakan coat cokelat selutut dan menggerai rambut burgundynya.

Lelaki itu memalingkang kepalanya, memandangnya tidak percaya. Eanita itu berjalan menuju kursi di depannya, diikuti dengan gerik mata sang lelaki, masih terkesiap.

"Hey, nanti minummu dingin,,," ucap wanita itu sekali lagi, senyum di bibirnya merekah, pun dengan dua croisant yang mengembang di dua matanya.

"Aku pikir kamu tidak akan pernah datang," bisik lelaki itu pada akhirnya. "Aku tidak mau meminumnya tanpa kamu di depanku."

Sang wanita tergelak, "Aku datang, dan kamu bisa menghabiskan minumanmu, Tuan."

Hey, lelaki itu tersenyum! Dia meminum espressonya! Wow, wanita itu berhasil menyuruhnya. Hebat sekali dia! Seandainya aku bisa, aku akan menyorakinya dengan applause semalam suntuk!

Rasanya aku bahagia sekarang. Aku berhasil berbagi bahagia.

Asap yang mengular ke seluruh penghujung; sayup melodi yang mendayu; dan kicau riang pada peminum. Aku benar-benar bahagia. Sama seperti halnya namaku. Bonheur!

Kebahagiaan

Krinciiiing~!

Rasanya aku ingin berteriak bersama pelayan sekarang.

"Selamat datang di Bonheur Café!"

0 komentar:

Welcome to my little world

Diberdayakan oleh Blogger.

Temukan Aku di...

Followers

© Bienvenue, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena