Welcome to my little world

Senin, 10 Februari 2020

Ingatkah?

Yogyakarta 10 Februari 2020

Hai, Kamu laki-laki berjarak 938 Kilometer.

Mungkin kamu lupa atau tidak merasa ada ingatan yang melekat tentang pertemuan pertama kita. Mungkin ini bukan pertama kali juga aku ceritakan tentang pertama kali kita bertemu. Kamu taukan kalau aku ini perempuan pelupa tentang banyak hal; tentang banyak orang juga kadang. Tapi anehnya hal-hal yang membawaku di saat ini, di mana ada kamunya, aku ingat.

Apa kamu ingat kali pertama kita bertemu?

Setelah ribuan kalimat dan pikiran kita tukar dalam banyak tulisan, menukar waktu dengan tawa, berbagi kabar dan imajinasi yang kerap menjadi mahkota. Kemudian saat yang kita tunggu datang juga. Ketika kita janjian siang hari tapi karena kecerobohanku kita bertemu pada malam harinya. Dengan muka dongkolmu sebal karena kecerobohanku yang luar biasa. Lucu ketika bertemu kita membahas ulang hampir semua hal yang sudah pernah kita bahas di chat sebelumnya. Dan entah kenapa rasanya jauh lebih menarik.

Apa kamu ingat kali pertama bertemu yang lainnya?

Saat itu kamu memintaku menemanumu jalan-jalan keliling kampus barumu. Yang entah kebetulan aku kuliah di sana. Entah apa rencana semesta. Ketika kamu menyelesaikan belajarmu di luar kota kemudian melanjtukan di kampus yang sama denganku. Aku mengajakmu berkeliling kampus. Bahkan ke tempat-tempat biasa aku membolos. Apa kamu ingat saat masuk ke fakultas yang tidak ada sinyal? Kamu langgung menggerutu lucu. Padahal kamu juga tau kalau wi-fi di fakultas itu luar biasa kencang. Kamu masih saja menggerutu. Menggerutu tapi sambil bersyukur kamu bukan mahasiswa di fakultas itu. Sadarkah kamu kalau kamu itu menggemaskan sekali.

Ah, aku tau benar. Kamu pasti tidak akan melupakan pertemuan kita itu. Apa kamu ingat hal pertama lain yang membuat kita bertemu?

Saat itu aku di kotamu. Bukan kali pertama aku di kotamu. Malah sebenarnya aku cukup serig ke kotamu bahkan sejak sebelum aku mengenalmu. Mengingat jaraknya yang dekat, dan murahnya tiket kereta menuju ke kotamu. Dan kamu hapal betul bagaimana sukanya aku jika diajak naik kereta. Ya, saat aku liburan di kotamu untuk beberapa hari. Malam itu kamu tiba-tiba mengirimiku pesan bahwa kamu sudah ada di depan hotel tempatku menginap. Apa kamu sadar jam berapa itu? APa kamu tau kalau aku sudah bersiap untuk tidur. Kadang aku sebal dengan segala dadakanmu itu. Terpaksa aku turun dengan baju tidurku dan barefaceku. Terserah apa katamu saat itu. Entah kamu ini terlalu pintar atau bagaimana. Dengan kondisiku yang seperti itu, kamu mengajakku ber keliling kota. Ingin sekali meneriakimu "Dingin bodoh," tapi aku tidak akan tega. Kamu terlihat begitu menikmatinya. Ah, sebal.

Kamu ingat tidak? Saat pertama kali kamu datang ke rumah dengan alasan sedang bermain ke rumah temanmu yang kebetulan ada di dekat-dekar daerah rumahku. Entah sudah berapa banyak kebetulan yang kita temui. Itu adalah kali pertama Ibu bertemu teman laki-lakiku selain ya kamu tau sendiri sahabat laki-lakiku sejak aku balita dulu. Aku takut setengah mati saat itu. Aku takut Ibu tidak akan menyukaimu dan malah mengusirmu. Tidak mungkin sampai mengusir sih. Aku takut Ibu akan bernya macam-macam padamu. Dan kamu sengan mudahnya mengusir rasa takutku. Aku melihatmu mengobrol dengan Ibu seperti sudah kenal lama. Bahkan seperti kamu lah anak Ibu dan aku lah tamunya. Ya, aku sangat sadar si kamu itu sangat liekable.

Untuk yang terakhir ini, barangkali kamu tidak ingat. Atau mungkin aku yang lupa untuk mengingatkanmu tentang hal yang seharusnya kamu ingat. Pertemuan kita sangat banyak, dari yang kuingat, atau beberapa yang memang sengaja aku hilangkan dari ingatan.

Dan mungkin, hidup ini hanya tentang pengulangan. Di mana manusia diberi kesempatan oleh Tuhan, untuk memperbaiki kesalahan, berulang-ulang hingga dua insan dengan sempurna saling menyempurnakan.

Mungkin, apa yang dulu teman pernah katakan itu benar, tentang "mimpi adalah ingatan yang kerap kita putar dari kehidupan sebelumnya."

Perhaps, baby
Your soul knew mine, and we loved each other in the pastlife.
Makanya kamu dan aku selalu merasa mengenal lama, kan? Seperti telah melewati banyak peristiwa yang sama, tapi entah di mana.
Untuk kamu, teman laki-laki yang sering ditanya kabarnya oleh Ibu.
Jika kamu membaca catatan ini, kuharap kita tidak perlu lagi mengulang ingatan di kehidupan lalu dan dapat membuat cerita baru. Entah di mana, kuharap pertemuan-pertemuan pertama yang lain menjadi lebih indah, sebelum ragu membunuh langkahku sedikit demi sedikit, menujumu.

Aku,
Si Bolot yang lupa caranya melupakanmu.

0 komentar:

Welcome to my little world

Diberdayakan oleh Blogger.

Temukan Aku di...

Followers

© Bienvenue, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena