Welcome to my little world

Senin, 15 Oktober 2018

Seandainya, Kak

Yogyakarta, 15 Oktober 2018

Aku tau Kak. Kita tidak bisa kembali ke masa lalu.
Aku juga tau, Kak. Sebenarnya sudah bukan waktunya lagi aku berbicara mengenai cinta, rindu, atau segalanya yang berkaitang dengan itu.

Tapi, Kak. Kadang aku memang rindu kamu. Rindu dengan obrolan kita. Rindu meluangkan waktu bersama kamu. Rindu melihatmu menggodaku sambil tertawa.

Kalau menurutmu aku menginatnya dengan sengaja, tidak juga. Aku tau berdasarkan pengalamanku, Kak. Tidak seharusnya mengingat masa lalu jika memang sedang berusaha untuk melupakannya. Itu seperti kita berjalan ke pegunungan padahal kita ingin berlibur ke pantai. Jadi rindu kamu itu bukan sesuatu yang ku sengaja. Itu terjadi begitu saja. I dont want it, but it just happen like it.

Karena pada saat aku minum teh vanilla kesukaan itu sendirian, aku teringat kalau kita sedang ngobrol berdua, aku akan memesan teh vanilla dan kamu memesan kopi americano. Atau pada saat kita menonton film "The Notebook" atau "27 Dresses" aku akan ingat, kita menonton film itu berdua. Atau juga ketika di radio diputar lagu "Lucky", dalam hati aku akan mengatakan kita pernah karaoke menyanyikan lagu itu bersama. Suaraku sering fals, dan kemudia kamu akan berhenti bernyanyi untuk menertawaiku. Itu menyebalkan tapi aku bahagia saat itu.

Satu yang kusadari kemudian, setiap kebersamaan kita entah kenapa secara otomatis terekam. Sayangnya saja di memori manusia tidak ada tombol delete atau format. Kita juga tidak bisa dengan sengaja berusaha untuk amnesia untuk beberapa memori tertentu saja. Apalagi kalau memori itu istimewa karena kita sedang mengalami jatuh cinta. Kalau tidak bisa dibilang tidak mungkin lupa, mungkin bisa dibilang akan sangat susah untuk sengaja lupa. 
Dan setiap rekaman tadi, menjadi semacam tabungan kenangan, yang bisa muncul kapan-kapan untuk kurindukan. Seperti yang pertama kita bertemu, kamu mengenakan kacamata itu dengan jaket biru yang katamu memang kancingnya rusak jadi tidak pernah kamu kancingkan dan celana jeans biru gelap. Tapi kamu jarang lagi menggunakan kacamata setelah itu kecuali saat membaca. Atau kamu selalu mengeluhkan matamu yang menurutmu sipit itu, padahal justru itu yang paling aku suka darimu. Atau kamu juga mengeluhkan rambutmu yang jarang sekali kamu cukur tapi juga tidak panjang-panjang juga, dan aku selalu mengatakan tetap saja seperti ini, kalau seandainya tidak ada yang menerimamu, kamu bisa kok kembali ke sampingku ini. Kamu akan tertawa dan mengatakan aku sangat pintar merayu. Kalau saja kamu tau, aku selalu menyembunyikan kenyataan perasaanku dalam setiap apa yang katamu itu rayuan.

Ya, aku memahaminya. Kita tidak bersama. Jarak mungkin juga salah satu penyebabnya.

Tapi seandainya, Kak. Seandainya saat itu kamu tidak pergi, atau aku berani mengatakan bahwa aku mencintaimu. Apakah saat ini kita akan bersama? Dan juga seandainya kita saat ini bersama, apa kita bahagia?

0 komentar:

Welcome to my little world

Diberdayakan oleh Blogger.

Temukan Aku di...

Followers

© Bienvenue, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena