Welcome to my little world

Kamis, 01 September 2022

Kamu dan Hidupku

Asher berlari kesetanan di sepanjang koridor rumah sakit. Keringat membasahi tubuhnya dengan kalut yang menghambur. Jantungnya menghentak jauh lebih cepat dibanding jejak kakinya. Lelaki itu terhenti di satu pintu. Terengah, tangannya menggeser pegangannya asar dan memasuki ruangan itu.

SREEKKK!!

Wanita di atas ranjang ruangan itu terperanjat. Matanya membulat saat menatap sang lelaki. Wajahnya memucat seketika.

Mengapa...一

"Bodoh!" Mata hazel Asher menyipit, penuh tanda tanya tidak terjawab. Masih dengan anfas pendek dan berkejaran, dia bertanya "Kenapa kamu ada di sini, Willa? Kenapa kamu tidak bilang padaku?"

Willa terdiam. Suara menggelegar sang lelaki membuat matanya tanpa sadar sudah menutup serapatnya.

Emosi Asher kian melambung. Dia melanjutkan pertanyaannya; semakin menuntut. "Kenapa kamu menghilang? Kenapa Will??"

Sekali lagi, hanya hening yang mengisi jarak mereka. Willa mengerlung di balik selimutnya dan memilih menatap jendela. Di ujung matanya satu tetes jatuh dan menyebrangi puncak hidungnya.

"Willa Anderson! Jawab!"

Tangan Willa merambat, meraih memo kecil di meja samping ranjangnya. Dia mengangkat tubuhnya untuk duduk di atas ranjang, masih dengan selimut yang menutupi tubuhnya. Untuk beberapa saat, jemarinya menuliskan sesuatu di memo dan menunjukkan pada Asher.

Aku tidak pantas untukmu, Asher Wilson.

Asher terkesiap, tapak demi tapak mendekat dan berhenti di tepi ranjang.

Willa kembali mencoret sesuatu dan menunjukkannya sambil tersenyum.

Maaf aku menghindar dari kamu. Terimakasih sudah menjengukku. Berjanjilah kamu akan bahagia, ya?

"Willa, mana mungkin aku bisa bahagia tanpa kamu" ujar Asher, melirih.

Tapi aku bisu.

Asher bertanya gusar, "Lalu kenapa?"

Willa semakin cepat menulis. Tangannya menulis dengan tekanan, tekanan yang sama besarnya dengan bagaimana dia menekan air mata di pelupuknya.

Aku tidak pantas untukmu. Carilah yang lebih baik, Asher.

Tangannya meraih dua pipi Willa dan menatap Willa lekat. "Dengar Will, yang aku mau itu kamu. Bukan orang lain. Okay?"

Willa menatapnya tidak percaya.

Mungkin kalau jarum jam berbalik arah, Willa masih bisa bertahan dengan makian orang tua Asher setiap kali lelaki itu tidak bersamanya. Sindiran seperti 'Anak tanpa orang tua' tidak pernah lebih dari angin lalu. Tapi itu dulu, sebelum kecelakaan itu terjadi.

Kilas balik berkelebat lagi. Bagaimana mobilnya terseret saat sebuah mobil lain menabraknya. Bagaimana rasanya dia begitu dekat dengan kematiannya dan berakhir tidak sadarkan diri. Kini dia masih terongok dalam ranjang rumah sakit karena tulangnya yang patah di beberapa bagian. Bahkan dokter memvonisnya dengan Afasia Motorik dan tidak akan mampu menjelaskan sepatah pun kata sepanjang hidupnya.

Bagaimana mungkin dia mampu melawan dunia kali ini?

Willa menunjuk memonya sekali lagi. Ditekannya lagi pena yang sama, dengan derai di pipinya. Tidakkah lelaki di hadapannya mengerti bahwa dia tidak lagi pantas untuk diperjuangkan?

Aku tidak pantas untukmu. Carilah yang lebih baik, Asher.

"Bodoh! Aku yang tau siapa yang pantas untukku, atau tidak. Bukan oran tuaku, teman-temanku, apalgi kamu," Asher menyergahnya.

Asher menggenggam tangan Willa, ekspresinya meragu; "Atau kamu tidak mencintaiku lagi?"

Willa menarik tangannya dan kembali meraih memonya.

Aku selalu mencintaimu, Asher. Tapi berpikirlah Asher Wilson. Mana yang lebih penting Aku atau Hidupmu?

Willa sudah siap untuk jawaban terburuk. Dia sudah melepaskan lelaki itu. Tidak ada asa untuk menggenggamnya kembali. Tapi yang terjadi kemudian tidak pernah disangkanya. Asher mengecup ujung keningnya dan memeluknya erata. "Gadis bodohku, Boleh aku bertanya padamu? Apa bedanya Kamu dan Hidupku?"


Beri aku satu alasan agar berhenti emikirkanmu dan akan kuberi kamu selusi agar berhenti berpikir seperti itu.

0 komentar:

Welcome to my little world

Diberdayakan oleh Blogger.

Temukan Aku di...

Followers

© Bienvenue, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena