Surat Terlambat

Yogyakarta, 16 Januari 2018

Halo, bagimana kabarmu? Ini sebenarnya adalah surat ketiga. Surat pertama harusnya datang pada tanggal 14 lalu, selanjutnya surat kedua pada tanggal 15 nya. Namun aku terlalu mudah untuk melupakan hari dan tanggal. Jadi aku baru menulis surat ini pada tanggal 16. Well, biarkan saja lah itu mau bilang gimana. Hehe

Halo lagi. Apa kabar kamu? Ini Januari pertamaku tanpa mu. Ah iya, bagaimana suasana tahun baru ditempatmu? Seru kah? Pasti seru dong. Mana ada event sekeren tahun baru kamu lewatkan sedangkan event-event kecil saja kamu selalu heboh. Lalu bagaimana kabar keluarga kecilmu? Sehat kan? Salam ya untuk keluargamu.

Iya, aku sadar kok mengapa setiap saat aku menyapamu, setiap saat aku menanyakan kabarmu pasti tak berjawab. Aku tau sekarang aku siapa dan kamu siapa. Iya tau kok. Tenang saja, aku tak mau mengganggumu lagi kok. Aku sudah menemukan penggantimu. Bukan, dia berbeda denganmu. Jadi aku salah. Dia bukan penggantimu tapi dia seseorang yang mampu menggeser ruanganmu di hatiku. Nah itu lebih tepat.

Kamu mau berkenalan dengan dia tidak? Ah tidak usah. Tidak usah berkenalan dengan dia. Aku takut dia tau bagaimana cara kamu membahagiakanku kemudian bagaimana cara kamu meninggalkanku. Aku takut dia tau cara-caranya kemudian dia menerapkannya. Aku belum siap menerima luka yang sama. Karena memang luka yang dulu pun belum sepenuhnya sembuh.

Ah iya, bagaimana kabar kerja mu? Masih sering bermasalah dengan jam makan kah? Atau kamu sudah bisa sarapan di pagi hari lalu tidak merasa kelaparan di kantor? Atau bagaimana? Apa kamu sudah bisa makan pagi sendiri dan makan siang sendiri? Tidak dijadikan satu dalam satu waktu. Apa kamu masih mengeluh sekitat jam 10 pagi ingin sekali keluar kantor untuk beli makan? Ah, aku terlalu hapal.

Kamu terlalu banyak menceritakan keseharianmu. Dan mungkin aku terlalu bersemangat mendengarkan segala ceritamu. Jadi aku hapal banyak hal tentangmu. Sebal kan. Aku jadi butuh waktu lama untuk bisa menghindar darimu. Aku jadi mengubah banyak hal untuk menjadi seseorang yang tidak sepertimu. Aku jadi.. Ah sudahlah yang penting kan aku sudah bisa menggeser ruanganmu di hatiku.

Halo lagi, apa kabar lagi? Kamu sedang apa lagi? Aku hari ini benar-benar ingin pamit. Aku ingin meminta ijin agar aku tak usah lagi menengok ruangan di hatiku yang berisikan kamu. Aku ingin meminta ijin agar aku memulai sesuatu yang baru. Bolehkan?

Ah iya, anak kecil mu ini mau meminta satu hal lagi. Bolehkan? Boleh ya. Aku hanya ingin kita menjadi teman seperti dulu sebelum ini semua terjadi. Aku tidak ingin kita seperti ini. Seperti seolah-olah aku tak mengenalmu. Seolah-olah kita sama sekali belum pernah bercakap-cakap. Seolah-olah kita ini orang asing. Maukah kamu tetap menjadi temanku? Tetap menjadi kakakku? Tetap menjadi avatar ku?

Dari, anak kecilmu, avatar korra mu, kelelawar kecilmu. Ah banyak sekali julukan yang kamu beri. Sampai jumpa

Hari ke 3