Yogyakarta, 19 Januari 2018
Dear Bapak,
Kabarku saat ini baik-baik saja Bapak. Aku telah menyelesaikan semester tujuh ku. Pak, semoga nilai yang terpampang di siakad memuaskan ya, Pak. Bapak, banyak sekali yang ingin aku ceritakan pada Bapak, tentang kuliahku, tentang beberapa bulan yang aku dipaksa untuk tidak di rumah, tentang hidup, dan mungkin tentang hati juga. Aku ingat terakhir aku bercerita tentang hati Bapak cuma bilang cari yang benar jangan asal. Hehe
Aku rasa aku sudah mulai dewasa sekarang Pak. Waktu berlalu cepat sekali ya. Tahun ini juga sudah 2 tahun semenjak kepergian Bapak. Aku rindu sekali dengan Bapak.
Semester ini, aku berusaha untuk memperbaiki nilai-nilaiku yang sempat terjun payung beberapa semester lalu, Pak. Kuliah itu memang tidak seperti yang di film-film ya, Pak. Susah. Tapi aku selalu ingat perjuangan Bapak ketika kuliah dulu. Cerita-cerita Bapak yang selalu sukses membuatku mewek, ya atau paling tidak berkaca-kaca.
Tenang Pak, aku tidak akan menyerah kok Pak. Pak, sekarang sarjana sudah tidak bergelar Drs lagi. Aku tidak jadi mendapat embel-embel Drs di depan nama seperti yang pernah kita bicarakan dulu. Dulu sekali aku mengatakan aku akan menjadi seorang ekonom seperti Bapak, Bapak tidak setuju. Bapak maunya aku jadi dokter, tapi anak Bapak ini terlalu cemen. Aku bahkan tidak mengambil jurusan IPA saat masuk SMA, padahal banyak tes yang menunjukkan aku seharusnya mengambil jurusan itu. Bapak bilang bahwa menjadi ekonom itu susah, saingannya banyak sekali. Hehe. Tapi sekarang aku kuliah di jurusan pendidikan.
Kuliahnya lumayan asik, aku bisa belajar banyak hal, salah satunya tentang waktu. kalau dulu waktu SMA, tidak pernah aku begadang untuk belajar atau mengerjakan tugas. Tapi kalau begadang untuk bermain game jangan ditanya lagi. Hehe. Apalagi dulu waktu Bapak masih ada, waktu kita masih tinggal di rumah yang jauh masuk ke desa, tidak ada tidur di atas jam 10 malam. Tapi sekarang Pak, anak Bapak ini hampir tidak pernah tidur dibawah jam 10, kecuali ketiduran. Kalau dulu aku bangun tidur dengan membaca doa bangun tidur, semenjak kuliah-apalagi di semester akhir-akhir ini- aku sering terbangun dengan mengucaap "astaghfirullah" ya karena aku ketiduran saat sedang mengerjakan laporan. Kalau boleh melawak, kenapa udah kuliah seperti ini masih harus ngelapor-lapor, Pak? Hehe. Pun terkadang, aku tertidur amun hanya memicingkan mata. Tidur tapi otak tetap memikirkan banyak hal, ini-itu. Tapi terlepas dari itu semuanya, hal-hal itu mengajariku untuk lebih-lebih dan lebih lagi menghargai waktu, Pak. Aku bahagia di sini, Pak.
Pak, banyak sekali sebenarnya pertanyaan-pertanyaan tentang hidup yang ingin aku tanyakan pada Bapak. Aku ingin bertanya secara detail tentang bagaimana Bapak dulu saat masih kuliah, pernah apa tidak Bapak merasa bosan, pernah atua tidak Bapak merasa salah jurusan, dan pernah atau tidak pernah atau tidak lainnya.
Pun tentang gati, Pak. Bagaimana rasanya punya kesempatan untuk menceritakan tentang seseorang yang mencuri perhatianku pada Bapak. Bagaimana rasanya ketika Bapak menasihatiku untuk tidak boleh ini-itu. Dan bagaimana-bagaimana lainnya yang aku sangat ingin merasakannya, Pak.
Bapak, bisakah kita bercerita banyak dalam mimpi? Aku sangat rindu Bapak.
Dari anak yang paling bangga memiliki bapak seperti Bapak.
Hari ke 6
0 komentar:
Posting Komentar