Yogyakarta, 17 Januari 2018
Dear Kamu
Sudah larut malam, dan aku masih saja sibuk meladeni lalu lalangnya pikiran. Kenapa? Entahlah, aku sendiri tidak tau jawabannya. Tapi mungkin karena kamu ada di sana dan tak mau diam, selalu ke sana kemari berjalan berkeliling di pikiranku.
Aku memang tak seromantis Taylor Swift yang menuliskan lagu pada setiap pasangannya atau seperti Louisa Clark kepada Will Traynor, hanya saja aku tak mengerti bagaimana cara terbaik mengajakmu bercerita tentang keseharianmu. Ah, mungkin aku terlalu berlebihan, baiklah sekedar menanyakan kabar saja kalau begitu. Bagaimana? Bolehkan?
Maka kutulis surat ini untukmu, meski aku tahu harapanku tipis untuk menerima jawaban ya darimu. Aku paham, namun tetap saja aku ingin mengatakannya entah apapun jawaban yang akan aku terima. Sudah cukup keras kepala kah aku?
Disela-sela menulis ini, aku sempat memandang wajahmu yang sekarang bertengger manis pada homescreen ponselku. Foto yang pernah kau kirim karena kau kalah taruhan denganku. Hehe. Entah mengapa begitu kusuka. Bukan, bukan karena jaket jeans yang kau kenakan. Bukan juga karena headset besar yang menutupi lehermu. Bukan. Aku tak punya alasan apapun. Aku suka, ya aku hanya suka, itu saja. Seperti perasaan-perasaanku padamu yang semakin hari semakin membelitku. Pada pucat kulitmu dan tegasnya tulang rahangmu, aku rindu. Lantas sekarang lupa adalah hal yang tersulit kulakukan. Semoga ini tak mengganggumu.
Angin yang menggoyangkan tirai mengingatkanku pada jendela kamarku yang memang sering kubuka hingga saat aku benar-benar mengantuk. Cukup dingin karena memang tadi sore mendung sempat menyapa langit di atas rumahku. Sembari menutupnya kulihat jam di dinding jarum pendek dan jarum panjang sudah berada pada angka yang menunjukkan waktunya untuk merebahkan diri. Namun mata ini masih seterang Bintang Sirius, ini mungkin karena terlalu banyak memandangi fotomu, mungkin.
Baiklah, sampai di sini dulu ya, esok mungkin akan kutulis lagi surat untukmu. Semoga ini juga tak mengganggumu. Selamat tidur, Kamu-ku. Tuhan menjagamu.
Aku, kepadamu
Hari ke 4
0 komentar:
Posting Komentar