#30HariMenulisSuratCinta
Yogyakarta,
20 November 2016
Aku tidak ingin lagi kehabisan waktu. Kamu tau dan aku pun tau
bahwa kita membuang terlalu banyak waktu untuk saling berpura-pura. Menganggap tidak
ada yang salah dengan keadaan kita yang tanpa kata seperti ini. Mungkin kamu
telah terbiasa membungkam mulutmu, ataupun mematikan rasamu akan aku. Tapi aku
kehilanganmu, Kak.
Aku kehilangan pecinta Chelsea yang menggilai si Biru itu. Aku
kehilangan kamu yang bahkan isi twitter dan instagram nya penuh dengan lambang
dan wajah pemain Chelsea. Aku kehilangan kamu yang bawel setengah mati memintaku
berubah menjadi lebih baik. Aku kehilangan kamu yang dengan sabar menungguku
membuka hati meskipun hanya separuh untukmu.
Sebut aku ini tidak tau diri. Sebab aku yang bukan apa-apa ini
menolakmu dan menarikmu pergi dari kehidupanku. Sebab aku yang tidak menarik
ini mencoba menghancurkan hatimu berulang kali.
Hei Kamu, aku ingin kamu tau. Aku rindu bertukar kabar
denganmu. Aku rindu begadang bersama untuk menonton Chelsea bertanding. Aku rindu
kamu yang penuh kejutan dan manis.
Menyesal? Mungkin ini yang kurasakan saat ini. Tapi apa kamu
tau alasannya? Aku merasa tidak pantas disampingmu, kamu bagaikan magnet dengan
jutaan pesona. Sedangkan aku hanya sebah batang besi di antara tumpukan besi
lainnya.
Mungkin ini sudah terlambat. Surat ini kutulis begitu
terlambat. Kamu mungkin telah bersanding dengan yang lain saat ini. Namun aku
merasa aku harus mengutarakan isi hatiku padamu. Gengsi? Ya, aku merasakannya. Namun
aku tidak mau menyesal terlalu lama.
Hei Kamu, tetap jadi penggemar Chelsea yang heboh ya. Tetap bertahan
di bidang seni yang kamu geluti. Tetap jadi guru tari modern yang baik untuk
para juniormu. Aku merindukanmu, Kamu.
~
Hari ke 11
0 komentar:
Posting Komentar