#30HariMenulisSuratCinta
Yogyakarta,
12 November 2016
Pada bulan dan bintang aku menatap. Pada hawa dingin aku
bertekuk lutut. Aku masih menginatnya ketika kamu mengantarku pulang di malam
itu. Aku masih merasakn hangatnya dekapan
jaketmu disepanjang bahuku, melindungiku dari hujaman dingin angin malam
yang seperti tiada ampun.
Kini malam dingin kembali hadir, mengangkat kenangan yang
membawa kamu. Aku menulis ini sambil tersenyum menikmati bulan dan bintang. Siapa
yang kini kamu jaga saat malam? Siapa yang menemanimu menatap bulan dan bintang
sekarang? Kita selalu bicara lebih dalam setiap malam tiba, sambil menyesap
coklat hangat dan memandangi langit malam, mencurahkan segala keluh kesah.
Apa kamu masih suka tidur lebih larut dibanding manusia normal
lainnya? Apa kamu masih menganggap mengirim pesan suara dengan suara-suara aneh
yang kau buat-buat di tengah malam itu romantis? Apa masih ada yang menyebutmu ‘manusia
kelelawar’ karena kebiasaan tidurmu?
Hei manusia kelelawar, aku merindukanmu dan juga semua tingkah
konyolmu yang kamu anggap romantis. Baik-baik ya kamu di sana. Malam dan kamu
memang seperti tidak bisa dipisahkan, seperti halnya kelelawar yang terbang di
pagi hari yang selalu mengingatkanku padamu. Kamu member banyak cerita dan
kenangan untukku.
Hei manusia kelelawar, kuharap hubungan kita yang telah
berakhir tidak membuat kita canggung dan saling bersikap dingin, ya.
Dengan senyum dan harap.
Hari 3
0 komentar:
Posting Komentar