#30HariMenulisSuratCinta
Yogyakarta,
14 November 2016
Teruntu, Cinta.
Ini hari kelimaku menulis tentangmu. Bukan untuk kamu. Maka
hari ini aku menulis surat ini untukmu.
Hai Cinta, aku sering mendengar namamu disebut, tanpa lupa aku
mendengar apa cerita tentangmu. Banyak yang mengatasnamakanmu untuk jutaan
perlakuan yang juga berbeda. Banyak hati yang bahagia juga kecewa, karenamu.
Cinta. Apa kau sebenarnya? Apakah rasa aneh yang menyelimutiku
saat aku menatap wajahnya adalah kamu? Atau
apakah rasa cemburu juga marah saat dicampakkan olehnya adalah kamu?
Cinta seperti dua sisi mata koin. Satu disisi sangat indah,
sangat suci, menyejukkan. Dan disisi lain tentang kekecewaan, rasa sakit,
amarah, dan penolakan.
Cinta, mengapa engkau selalu datang di saat yang kurang tepat?
Mengapa aku tidak bisa meminta atau mengatur pada siapa kamu akan berlabuh? Mengapa
aku tidak bisa menahanmu untuk bertingkah dan mempengaruhiku?
Cinta, maukah kamu menuliskan cerita yang indah untukku? Maukah
kamu tidak mengecewakanku? Aku berharap padamu, Cinta.
Sekian dulu surat dariku untukmu Cinta. Di hari kelima ku ini,
aku harap kau membacanya.
Terimakasih.
Hari 5
0 komentar:
Posting Komentar