Yogyakarta, 31 Oktober 2021
Aku terlalu tidak bernyali untuk mengajukan pertanyaan apakah kamu baik-baik saja. Karena memang kamu sedang tidak baik bahkan kamu saat ini lebih seperti sekarat.
Iya, kamu menangis setelah meluapka segala emosi yang kamu tahan hampir beratus hari lamanya. Sayang, kamu memang terlalu memendam segala rasa sehingga saat ini kamu terlihat seperti seorang pendendam.
Air matamu seperti hujan yang tidak aka npernah berhenti walaupun mendung telah lewat da pelangi akan muncul dengan cantiknya. Mungkin tangismu akan membuat siapapun yang mendengar ikut merintih.
Sakit, perih, terhina.
Mungkin jika tangismu dilambangkan dengan huruf; tiga kata itulah yang cocok untuk melambangkannya.
Ingin sekali rasanya aku mendekati dan memelukmu hanya untuk sekedar membantu menenangkan hatimu yang sedang berjuang mengantongi satu persatu bagian yang rusak parah setelah pertengkaran.
Atau,
Akupun dengan senang hati untuk menemanimu dalam perayaan sakit hati yang mendalam. Karena menangis adalah hal yang wajar jika hatimu tidak mampu menahan mendung yang sudah menggelayut terlalu lama.
Menangislah dan lupakan apa-apa yang harusnya kamu lupakan.
Tertanda,
Dirimu sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar