Yogyakarta, 11 Oktober 2021
Sekedar menyapa semua orang di linimasa mungkin sudah menjadi pekerjaan rutinmu. Tidak kalah kamu telah menyelesaikan semua pekerjaan yang dipikul pundakmu di lingkup dunia nyata.
Celotehanmu kadang berisi gurauan, kadang berisi curahan dan kadang berisi ketegasan. Tapi, kelihatannya kadang kala orang yang mengagumimu, membuat mereka tidak mengerti bahwa sebenarnya ketegasan yang kamu punyai bukan alat ucap untuk kamu mencaci maki.
Aku senang akan kehadiranmu di linimasa pada waktu tengah malam, menemani rutinitasku membaca isi kepala yang kadang tidak ramah dengan hari yang akan datang. Sedangkan aku menikmati kesunyian alami yang disuguhkan sambil mencerna setiap kata yang kamu tuliskan, tak kalah semesta saat itu memberikan pertanda bahwa waktunya untuk beristirahat.
Ya, aku menikmati celoteh monologmu disaat banyak orang yang tidak paham maksud isi kepalamu.
Selain perempuan pecinta teh, aku juga menyukaimu, lelaki dengan kepribadian sederhana dan bijak. Aku suka dengan gaya penuturanmu yang tidak terkesan menggurui karena bukankah kita yang ada di dunia ini hanya diperbolehkan menggurui diri sendiri?
Jadi, di dalam catatanku ini, bolehkah aku mengucapkan terima kasih karena kehadiranmu sedikit demi sedikit membuatku belajar bagaimana caranya menghadapi masalh dengan kesederhanaan dan selalu menjadi pribadi yang gemar bersyukur. Walau aku tidak pernah tau sepelik apa kehidupan nyata yang harus kamu hadapi tapi aku yakin, kamu adalah salah satu pangeran yang tangguh.
Bolehkah, aku rapalkan doa di tengah sujudku pada Tuhan, agar kehidupanmu selalu berlimpah kasih sayang-Nya, dan terberkati segala jalan hidupmu yang masih panjang.
Semoga kamu tidak lagi merasa kekecewaan dan luka yang disebabkan oleh permainan hidup ini.
Dari aku,
Perempuan yang mengagumimu di linimasa
0 komentar:
Posting Komentar