#30HariMenulisSuratCinta
Yogyakarta, 16 Mei 2017
Aku suka menulis tentangmu, tanpa kamu minta pun aku tetap mau menulis tentangmu. Aku selalu bersemangat jika itu tentangmu. Tidak selamanya membahagiakan memang. Tapi setidaknya bersama kata-kata yang belum rapi ini, kenanganmu akan tetap rapi tersimpan
Aku jarang mengabadikan kebersamaan kita dalam sebuah potret oleh karena itu aku menyimpanmu dengan rapi dalam setiap huruf demi huruf yang aku susun rapi menjadi sebuah tulisan random yang entahlah. yang tersimpan rapi dalam notebook dan kertas-kertas yang sedikit berserakan di meja belajarku.
Kamu tidak pernah tau dan memang aku juga tidak pernah memberitaumu. Sebenarnya aku ingin menyimpan semua kenangan tentangmu dalam berlembar-lembar gambar potret agar aku dengan mudah mengabadikan tawamu yang lucu itu. Sayangnya setiap aku bersamamu aku tidak pernah melakukannya. Entah mengapa aku tak pernah melakukannya. Jadi, ya hanya dengan begini aku bisa mengenangmu. Dari sini aku membayangkan kata demi kata yang pernah kau ucapkan, membayangkan setiap hal yang pernah kita lalui.
Sejujurnya aku ingin menggambarkanmu dengan penuh keceriaan tapi entah mengapa aku tidak bisa menceritakan hal tersebut dengan baik. Dimana saat kita bersama, dimana saat kita sama-sama tertawa. Namun entah mengapa aku sangat lihai menuliskan bagian perpisahan yang sangat menyedihkan. Pada bagian saat aku merindukanmu dan kamu tidak merindukanku. Sejujurnya aku tidak ingin mereka berfikir bahwa bersamamu aku tidak merasakan bahagia. Aku selalu bahagia selama itu, yang artinya selama aku bersamamu. Bukankah kau tau itu juga? Mungkin juga kamu tidak tau, tapi itu tidak apa-apa. Perlu kau tau, apapun itu tentangmu akan selalu ku maafkan. Bahkan perpisahan tanpa salam seperti inipun kumaafkan. Aku tidak lantas mengutuk kepergianmu yang mendadak dan tanpa salam ini. Aku sudah bilang kan? Jika itu tentangmu, maka batas toleransiku berubah menjadi sebesar dunia, mungkin lebih.
Sebenarnya banyak sekali yang ingin kuceritakan, tapi malam sudah terlalu larut dan aku semakin bingung bagian mana yang akan kutuliskan. Bagian apa lagi yang ingin aku ceritakan kepadamu. Aku ingin menceritakan semuanya padamu, tentang hujan yang sudah mulai jarang, tentang kegiatanku bersama anak-anak kecil di sekitarku, tentang masalah-masalahku di kampus, tentang banyak hal, tentang banyak keluhan-keluhan. Aku masih sama seperti yang lalu-lalu kok. Masih tetap cerewet seperti biasanya. Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu sudah berubah? Dan tidak mau lagi mendengarkan keluhan-keluhan remehku? Maka dari itu, aku menuliskan untukmu. Mungkin kamu bisa dan akan membacanya.
Semua pesan dan surat ini tentang semua kata yang ingin kuucapkan namun belum sempat aku ucapkan karena kamu sudah terlanjur pergi dan akhirnya semua hanya tersimpan rapi di dalam coret-coretan notebook ku, di beberapa surat di blog ini. Jadi mungkin jika kamu ada waktu luang, sempatkanlah sesekali membaca surat-suratku yang sebagian besar memang tentang kamu. Dan sekali lagi, surat ini memang salah satu bentuk rinduku, ya walaupun aku sudah berjanji tidak akan merindukanmu lagi. Maka kamu tidak usah menganggapnya serius. Oiya, jika kamu merasa ini mengganggu, kamu boleh kok menganggap surat ini bukan untukmu. Anggap saja itu semua bukan cerita kita. Tapi jika kamu senang, kuucapkan terimakasih yang sangat.
Dari aku, yang masih saja cerewet.
~
Hari 25
0 komentar:
Posting Komentar