#30HariMenulisSuratCinta
Yogyakarta, 31 Mei 2017
Halo, lagi-lagi aku menyapamu.Tidak ada jawaban lagi kan? Apa kabar kamu? Lagi, tidak ada jawaban juga kan? Seperti biasa memang. Harusnya aku sudah hafal, harusnya aku sudah bosan dengan itu. Tapi entah mengapa aku masih senang saja menyapamu tanpa jawab ini,masih sabar menunggu kamu menyapaku. Hah, pathetic. Seperti suratku sebelumnya, aku masih menjadi Bulan yang berevolusi hanya padamu, disaat kamu hanya memandang sang Mentari.
Hai Kamu. Kata orang jika kita memimpikan seseorang, maka seseorang itu merindukan kita. Aku sering memimpikanmu. Apa berarti kamu merindukanku? Haha, mana mungkin. Aku terlalu berharap ya? Lucu memang kalau aku terlalu berharap. Karena sudah jelas-jelas bahkan sangat jelas kamu bersamanya. Kamu sudah jelas memilihnya jadiuntuk aku yang terlalu berharap ini, adalah hal yang lucu.
Kamu tau kan? Aku sudah berjanji untuk tidak merindukanmu? Haha, ini lagi. Semakin lucu. Kan sudah jelas, kalau aku tidak akan bisa. Tetap saja aku nekat berjanji untuk itu. Kan semakin lucu. Jelas tidak bisa masih saja tetap nekat. Mau dibilang apa kalau bukan lucu? Bodoh? Haha, jahat sekali kalau mengatakan itu ke diri sendiri. Makanya aku bilang aku lucu.
Oiya, kamu ingat tidak dengan janji-janjimu? Kalau ingat, aku menagihnya sekarang boleh? Aku ingin semua itu sekarang boleh tidak? Apa sudah tidak boleh? Apa semuanya sudah terlambat? Ini yang salah siapa? Aku yang terlalu berharap janjimu? Atau kamu yang terlalu banyak berjanji? Kok aku dulu langsung percaya dengan janjimu ya? Kan makin lucu lagi. Ah, aku memang benar-benar lucu. Hingga aku ingin tertawa.
Kamu juga boleh kok menertawakanku. Boleh sekali malah. Kan aku memang lucu. Lucu karena aku dengan mudah sekali percaya denganmu. Lucu karena dengan polosnya aku percaya denganmu. Haha
Sudah dululah aku memuji diriku sendiri ini. Nanti aku semakin melayang jika terus-terusan memuji diriku sendiri. Biar saja orang mengatakan narsis. Kan aku memang lucu.
Dari aku yang memang lucu
~
Hari ke 29
Hai Kamu. Kata orang jika kita memimpikan seseorang, maka seseorang itu merindukan kita. Aku sering memimpikanmu. Apa berarti kamu merindukanku? Haha, mana mungkin. Aku terlalu berharap ya? Lucu memang kalau aku terlalu berharap. Karena sudah jelas-jelas bahkan sangat jelas kamu bersamanya. Kamu sudah jelas memilihnya jadiuntuk aku yang terlalu berharap ini, adalah hal yang lucu.
Kamu tau kan? Aku sudah berjanji untuk tidak merindukanmu? Haha, ini lagi. Semakin lucu. Kan sudah jelas, kalau aku tidak akan bisa. Tetap saja aku nekat berjanji untuk itu. Kan semakin lucu. Jelas tidak bisa masih saja tetap nekat. Mau dibilang apa kalau bukan lucu? Bodoh? Haha, jahat sekali kalau mengatakan itu ke diri sendiri. Makanya aku bilang aku lucu.
Oiya, kamu ingat tidak dengan janji-janjimu? Kalau ingat, aku menagihnya sekarang boleh? Aku ingin semua itu sekarang boleh tidak? Apa sudah tidak boleh? Apa semuanya sudah terlambat? Ini yang salah siapa? Aku yang terlalu berharap janjimu? Atau kamu yang terlalu banyak berjanji? Kok aku dulu langsung percaya dengan janjimu ya? Kan makin lucu lagi. Ah, aku memang benar-benar lucu. Hingga aku ingin tertawa.
Kamu juga boleh kok menertawakanku. Boleh sekali malah. Kan aku memang lucu. Lucu karena aku dengan mudah sekali percaya denganmu. Lucu karena dengan polosnya aku percaya denganmu. Haha
Sudah dululah aku memuji diriku sendiri ini. Nanti aku semakin melayang jika terus-terusan memuji diriku sendiri. Biar saja orang mengatakan narsis. Kan aku memang lucu.
Dari aku yang memang lucu
~
Hari ke 29
0 komentar:
Posting Komentar