Everything Happen for a Reason

 Yogyakarta, 24 Juli 2021

Kepada kamu yang menyebutku Little Bat.

 

Sudah sejak lama aku ingin menuliskan catatan ini untukmu. Tapi belum jadi juga, otakku seperti lumpuh di kalimat pembuka. Tidak pernah berbeda disetiap kali mencoba menuliskanmu catatan. Tidak pernah berbeda, seperti kita yang tidak mengenal halo dan selamat jalan.

Tapi aku ingin menulis, untuk mengingat bagaimana kamu datang. Aku ingin membalas surat-surat elektronik yang sering kamu kirimkan. Aku ingin menulis untuk mengutarakan alasan yang baru kutemukan.

Kamu mengetuk hidupku dengan sebuah surat elektronik yang tidak kukenali. Kemudian tertera nama panggilan darimu untukku. Seketika aku mengenalinya.

Saat itu hatiku tidak utuh, maka kamu membantuku menemukan serpihannya. Bukan waktu yang singkat tapi kamu tidak pernah absen disampingku. Kamu merekatkannya kembali, hanya untuk menemukan aku lagi-lagi jatuh dalam lubang yang sama. Lantas kamu meraih tanganku (lagi). Menjadi tongkat bagi jiwaku yang lumpuh. Kamu tentu ingat, mengapa kamu menamaiku Little Bat beberapa tahun lalu? Karena saat itu waktu tidurku yang sangat berantakan dan kamu entah mengappa kamu juga tiba-tiba memiliki jam tidur yang aneh kemudian kamu menamai dirimu sendiri Big Bat. Katamu agar aku tidak sendirian menjadi kelelawar.

Everything happen for a reason, Big. Aku sepertinya belum pintar juga. Aku baru menemukan alasan-alasan yang nyaris tidak pernah berhanti berputar dalam otakku. Alasan kita ditakdirkan bersinggungan dan berjalan bersama pada suatu masa.

Kamu datang untuk mengajarkanku bagaimana berdamai dengan kehidupan. Jika hidup tidak dapat memberiku apa yang aku inginkan, maka aku harus meyakini bahwa hidup akan memberiku apa yang aku butuhkan. Aku hanya harus bersabar dan percaya.

Kamu datang untuk memaksaku kuat pada kerasnya kenyataan. Kamu menyeka airmata dan mengajarkanku tertawa. Menertawakan ironi yang tidak perlu ditangisi. Meyakini bahwa jangan takut pada sederas apapun hujan yang datang. Sebab kita hanya perlu membuka payug dan menerjangnya.

Kamu datang untuk mengajakku berpindah. Karena kaki tidak boleh berputar di area yang sama. Langkah haruslah menjejak tempat yang belum pernah terjamah. Begitu juga cerita, tidak melulu tentang kisah lama.

Everything happen for a reason. Hatiku tidak pernah ubah sejak kamu menemukanku. Begitu juga hati itu masih saja tercuri; tidak lagi bersamaku. Sialnya, pria itu membawanya, lalu menghancurkannya di depanku. Aku bahkan masih bisa melihat remahannya di ujung kakiku.

Sayangnya, kamu tidak lagi di sini, Big. Tidak lagi bersamaku dan menawarkan pundak tempatku bernaung. Tidak ada uluran tangan yang membantuku mengumpulkannya. Bahkan aku tidak pernah tau kabarmu. Tapi kamu harus tau, aku bukanlah wanita yang sama seperti ketika kamu menemukanku. Aku dapat berdiri tegak hingga hari ini, tanpa kamu.

Namun percayalah, ini karena kamu dan apa yang kamu ajarkan.

Everything happen for a reason, Big. Maka tersenyumlah saat membaca catatan ini. Sama seperti aku tersenyum saat aku menuliskan ini.

Have a great day, Big. Don't forget to bring umbrella before rain.

 

Best regard,

Your Little Bat