Yogyakarta, 4 Septemer 2020
Pagi ini aku mendapatkan luka kembali, sepagi tadi pula aku menangis.
Ya, aku masih melakukan kebiasaan lama menangis di dalam kamar mandi agar tidak ada orang yang bisa menghitung berapa kali tetesan air mataku terjatuh menjadi butiran sungai kecil di pipi.
Kam pasti tau kan kebiasaanku ini sudah kulakukan bertahun-tahun. Aku ingat betul waktu itu kamu bertanya kenapa harus kamar mandi karena menurutmu itu jorok.
Aku tertawa dan menjawab bahwa di kamar mandi tidak ada orang yang bisa menghentikan tangisanku karena mereka berpikir bahwa aku sedang mandi atau buang air.
Tapi itu salah. Karena itu terbukti kamu mampu menghentikan tangisanku di dalam kamar mandi. Kamu datang ke kamarku dan langsung menuju ke kamar mandi di kamarku. Kamu mengetuk pintunya tiga kali agar aku tau yang berdiri di balik pintu adalah kamu.
Setelah pintu terbuka, kamu memukul kepalaku pelan dan berkata "adik bodoh, apa gunanya telinga kakakmu ini?" Aku ingat kamu hampir marah karena aku masih melakukan kebiasaanku, menangis sendiri, dan mengobati luka tanpa meminta bantuan.
Padahal aku tau kamu pun memikul beban tak kalah berat. Ya, aku tau waktu itu ada penyakit yang menggrogoti tubuhmu.
Setiap dari kita bersedih atas permasalahan yang terjadi, kita saling berpegangan tangan untuk menguatkan. Kamu selalu berkata bahwa semua akan baik-baik saja karena kita berdua adalah orang yang luar biasa kuat. Aku anak bungsu yang harus selalu mengalah karena semua perhatian ada pada kakakku dan kamu si sulung yang penyakitan yang selalu mendapat perhatian berlebih.
Pagi tadi tidak ada yang mengetuk kamar mandiku tiga kali, memukul kepalaku pelan, dan berkata semua akan baik-baik saja. Karena mulai sekarang aku memang harus membiasaan keabsenanmu. Penyakitmu itu sudah menang atasmu.
Aku menyesal karena belum bisa membalas apa-apa yang pernah kau lakukan padaku.
Ketika aku menulis surat untukmu aku sedang mendengarkan lagu kesukaan kita Audi- Arti Hadirmu.
Ya, bunga-bunga layu tanpamu.
-Dari your favorite partner in everycrime you've ever made
0 komentar:
Posting Komentar