Yogyakarta,3 September 2020
I miss you
Aku rindu menlis catatan untukmu lagi. Sudah berapa minggu ya aku tidak menulis catatan untukmu. Apa kamu merindukan catatan-catatan dariku? Kuharap jawabannya, iya. Karena aku juga rindu menuliskan catatan untukmu.
Aku tidak pernah menyangka bahwa jeda seperti ini mampu mengajariku sesuatu. Sesuatu yang sederhana, tapi sangat bermakna. Sesuatu yang hanya bisa kamu rasakan ketika kamu memiliki hal-hal yang berharga di dunia ini. Sesuatu yang biasa kita sebut dengan kehilangan.
Kita tidak akan pernah merasakan memiliki sesuatu ketika sebelum kita kehilangan sesuatu itu. Hal itu yang aku rasakan ketika sudah berminggu-minggu tidak menulis catatan untukmu. Kamu hanyalah sosok dalam bayanganku, catatan-catatanku yang kutulis untukmu mirip seperti catatan-catatan yang ditulis orang gila. Tapi percayalah aku sunggu-sungguh menulisnya.
Tidak satupun catatan yang kutulis untukmu berisi hal bohong atau perasaan palsu. Semua kata yang kutulis untukmuitu penuh niat, bersungguh-sungguh dan berasal dari hatiku untukmu. Maka dari itu dengan jeda berminggu-minggu, aku merasa kehilangan.
Aku merasa kehilangan bahkan sebelum aku memilikimu.
Sebenarnya ini memalukan, tapi saat kamu terbiasa melakukan sesuatu kemudian kamu memutuskan untuk istirahat sejenak. Kamu pasti akan merasa kehilangan. Hal ini sama seperti mereka yang telah terbiasa mencintaimu, dan kemudian berganti status menjadi mantan. Sebenci apapun perasaanmu pada orang yang dulu mengisi hatimu, kamu pasti merasa ada sesuatu yang aneh, kosong, hal itulah kehilangan.
Aku tidak tau seberapa besar rasa kehilanganku terhadapmu nanti ketika aku memutuskan untuk berhenti menulis catatan-catatan ini, tapi yang jelas jeda beberapa minggu kemarin sudah menunjukkan padaku sesuatu yang tidak masuk akal untukku.
Beberapa malam terakhir aku bermimpi tentang laki-laki. Memang ini bukan pertama kalinya aku memimpikan laki-laki itu. Aku jarang menuliskan tentang mimpiku di catatan blog ini. sampai akhirnya kutulis di catatan ini. Lelaki ini memang sudah lama sekali aku tidak bertemu. Dulu, dia teman sekolah dasarku. Lucu memang tanpa kabar tiba-tiba saja dia mampir di mimpiku.
Anehnya, setiap dia muncul di mimpiku, dia selalu melakukan hal yang sama. Dia selalu tertarik padaku dalam konotasi romansa dan dibeberapa mimpiku bahkan dia menjadi kekasihku. Ketika aku memimpikannya, aku berada di mimpiku, menjadi pemerannya dan bukan hanya sebagai penonton.
Yup! It's sound crazy! But it's true!
Aku tak pernah mengerti maksud dari mimpi-mimpi itu, kadang aku menanggapinya serius, tapi lebih sering berpikir "ah itu hanya bunga tidur" atau "ah ini karena aku terlalu sering menonton Sam Claflin atau Skandar Keyness." Yang membuatku kadang berpikir serius karena saat aku terjaga, mimpi-mimpi itu kadang masih teringat dan dadaku berdebar begitu kencang.
Aku tidak ingat kapan mimpi-mimpi itu mulai datang ke tidurku. Tapi semua itu mulai menggangguku ketika beberapa mimpi sangat mirip dengan kehidupan nyataku. Ketika aku seperti dibawa kembali ke masa laluku saat aku dan kamu masih menjadi bahan ejekan di kelas.
Aku pernah beberapa kali menulis surat dan catatan untukmu. Mungkin terlalu banyak sampai aku lupa apa saja judulnya. Tapi untuk menuliskan mimpi tentangmu baru kali ini kutuliskan di sini.
Kembali ke mimpiku, aku bertemu laki-laki yang awalnya tidak kukenali. KEmudian setelah mendekat kulihat kulit sawo matangnya, wajah jawa khasnya, susunan gigi rapinya, dan senyum manisnya. Di sana ia menyukaiku, begitu juga sebaliknya. Di mimpiku kami bertingkah layaknya kekasih, saling bergandengan, saling berpelukan, dan tertawa bersama. Namun kami bukan kekasih, lucunya di alam mimpi itu juga memiliki kesadaran... "He isn't you, He isn't the one." Lantas mimpi itu berakhir saat ada orang lain yang bertanya padaku apakah laki-laki itu kekasihku? Tentu saja aku tidak bisa menjawab, kemudian membuatku bingung hingga aku terbangun.
Well, aku tidak mau menceritakan detail mimpi itu meskipun aku masih mengingatnya karena akan memakan waktu yang sangat membosankan. Kejadian aneh ini kembali mengingatkanku bahwa memilikimu dalam hayalan bukan hanya sepanjang catatan-catatan gila atau perasaan kosong saja. Aku merasa masih tetap mengenalmu meskipun sudah lama sekali tidak bertemu denganmu. Kamu tetap terasa dekat, namun masih jauh dalam jangkauanku.
Kamu bukan tokoh yang aku ciptakan hanya untuk menulis catatan ini, sejarah tentangmu bahkan lebih lama dari itu. Hanya saja dengan dorongan menulis catatan ini, aku baru berani berkomunikasi langsung denganmu.
Hmm, mungkin kamu hanya sebagian dari hayalanku atau harapan, terserahlah mereka menganggapku gila atau apalah tapi ada hal yang nyata.
Rasa kehilangan ini.
Tiap kali aku menulis catatan untukmu, rasanya aku begitu dekat denganmu, namun saat aku berhenti memikirkanmu ada bagian dari hatiku yang hilang. Aku tidak tau seberapa lama jeda yang aku perlukan untuk bertemu denganmu dan menentang perasaan kehilangan yang menyakitkan ini, namun aku hanya ingin kamu tau satu hal..
Ketika aku bertemu denganmu, aku akan mengutarakan semua yang aku rasakan. Karena aku sudah menahan perasaan ini begitu lama.
0 komentar:
Posting Komentar