#30HariMenulisSuratCinta
Yogyakarta, 3 Februari 2017
Mengapa tak pernah bicara tentang
keberadaan sebuah rasa? Mengapa tak utarakan cinta dan justru memilih untuk
menyimpannya dalam-dalam?
Ada yang kamu korbankan untuk bahagiaku
yang ternyata sementara. Ada yang kamu relakan, walau semestinya kita bisa
bersama. Ada yang kamu sembunyikan, padahal kamu-lah senyata-nyatanya
kebahagiaan itu.
Hanya jika cinta terungkap sejak mula,
barangkali kita sedang tersenyum dalam satu pigura. Kini, ketika lelahmu rebah
di kedua tangannya, adalah saatnya bagiku untuk menerima. Bahkan di saat
muaramu ialah kedua matanya, aku masihh memeluk diri sendiri dalam hampa. Sebab
itu, pergilah. Asalkan kamu ingat bahwa disini kita pernah saling mengaku rasa.
Kutitipkan engkau pada Tuhan Yang Maha
Tahu, sebab tak selamanya aku merasa bahwa aku mampu. Hanya jika semesta
mengizinkan, kita akan miliki kisah yang selama ini masih jadi impian. Sementara
dari sini mataku tak akan lepas darimu.
~
Hari ke 17
0 komentar:
Posting Komentar