#30HariMenulisSuratCinta
Yogyakarta, 1 Februari 2017
Melihatmu dari kejauhan seperti membuat
daerah pertahanan. Bertahan sampai batas yang tidak ditentukan. Melihatmu dari
kejauhan seperti menghadirkan suatu pertemuan tanpa kamu harus melihatku. Melihatmu
dari kejauhan sebenarnya hanya ingin mengurangi rinduku perlahan-lahan dan
tidak membiarkan perasaan itu hilang. Dan dari dulu hingga sekarang, bukannya
selalu begitu?
Melihatmu dari kejauhan sambil terus
mengulang kebisuan. Melihatmu dari kejauhan, itulah caraku mencintaimu
diam-diam. Ribuan orang bilang, ini suatu kesalahan. Namun setiap rasa yang
krasakan jatuhnya lebih besar dibanding semua keraguan yang kupikirkan.
Melihatmu dari kejauhan caraku mencintaimu
seperti Tuhan yang lebih banyak memperhatikan dari kejauhan, yang lebih banyak
menjaga dari kejauhan dari tempat yang tak ketahuan. Hanya saja kamu belum
pernah tahu keberadaanku. Ya, mungkin karena terlalu sering memperhatikan, jadi
lebih tau dibanding kamu.
Melihatmu dari kejauhan kadang menyenangkan
dan kadang menyedihkan. Tapi aku selalu mengerjakannya dengan ketulusan, tanpa
menyesal karena ada kerugian. Mencintaimu seperti pergi ke dunia mimpi dan
membawa banyak peri yang mengajariku berlari dengan satu kaki atau menari
dengan pelangi, yang tak pernah kulakukan setiap hari sebelum bertemu mimpi dan
para peri.
Dengan melihatmu dari kejauhan, hatiku tak
pernah mau pulang. Karena di situ tempatmu yang membuatku merasa tenang dan
nyaman. Melihatmu dari kejauhan, mungkin hanya itu sekarang yang bisa
kulakukan. Tapi ketika waktu sudah penuh dengan kebisuan, dan dimana harus ada
perhentian, mungkin kita aka nada di dalam suatu pertemuan yang disatukan Tuhan
~
Hari ke 16
0 komentar:
Posting Komentar