Bienvenue

Welcome to my little world

Selasa, 06 Mei 2025

Mengingatmu (lagi)

 Yogyakarta, 6 Mei 2025
 
Beberapa malam ini aku sering melihatmu lumayan aktif di grup tempat kita dulu sering mengobrol. Dan ya, itu membuatku agak canggung juga untuk ikut obrolan. Aku masih belum begitu nyaman hanya dengan melihat namamu saja. Padahal kita sudah berapa tahun berpisah. Padahal kamu juga sudah menemukan wanitamu yang baru juga.
Read More

Kamis, 01 Mei 2025

Saturn Cycle


 
Saturnus membutuhkan waktu dua puluh sembilan tahun untuk kembali ke titik di angkasa di mana planet itu berada pada saat kita dulu dilahirkan. Sampai hal itu terjadi, semua tampak mungkin, impian-impian kita jadi kenyataan, dan dinding-dinding apa pun yang mengelilingi kita masih dapat dirubuhkan. Ketika Saturnus menyelesaikan siklus ini, romantisme apa pun akan berakhir. Pilihan-pilihan bersifat pasti dan nyaris tidak mungkin berubah arah [1]
 
 Dan tepat pada hari ini, aku telah menyelesaikan siklus Saturnus-ku yang pertama.
 
“Jadi, kapan kau mau menikah?”
 
“Mom…”
 
“Este, apa kamu tidak malu tiap kali temu keluarga, Granny menyindirmu dengan panggilan spinster[2]?”
 
Aku memutar kedua bola mataku yang kini terlihat lebih jelas dan bulat setelah melakukan eyelid surgery dua tahun lalu. Momma bilang mataku  terlalu sipit dan zaman sekarang wanita yang punya mata seperti itu tidak populer, jadi ia memaksaku menguras tabungan untuk melakukan operasi plastik tak berguna itu.
 
“Mom, aku tidak peduli apa yang Granny atau keluarga kita katakan tentangku. Aku bisa mengurus hidupku sendiri,” jawabku sembari melipat kedua tangan di depan dada. Kulirik jam dinding di apartemenku was-was karena kehadiran Momma bukanlah yang aku harapkan—pukul tujuh malam dan ia  datang ke sini hanya untuk mengingatkan tentang umurku yang bertambah juga pernikahan. Cih, sungguh menyenangkan.
 
“Apa kauingin aku mengatur kencan buta untukmu?”
 
“Mom!” aku berseru nyaring dengan wajah risih; muak ditawari hal yang sama jutaan kali. Dulu, pernah sekali aku menurut, tapi Momma malah memberiku duda tua menjijikan yang belakangan ini baru kuketahui adala kolega bisnis Dadda.
 
“Kalau begitu, kaucarilah sendiri!” sahut Momma sama frustasinya. “Kau tak ingin dijodohkan, tapi sampai sekarang pun tak satu orang pria yang kaukenalkan. Sebenarnya apa maumu?”
 
Aku terdiam. Membuang muka ke tembok sembari mengenang banyak luka. Tidakkah kau ingat, Mom, aku pernah memperkenalkan seseorang padamu? Dan kau bilang pilihanku itu tak pantas. Keluarga Marlowe punya standar yang tinggi, mana mungkin menerima seorang musisi serabutan ke dalam keluarga. Kau memaki pria yang kucintai itu dengan kata-kata kasar, kau buat hatinya mendera begitu juga aku. Hingga akhirnya kami berpisah dan ia mengutukku karena perlakuan Momma telah membuatnya merasa sangat terhina.
 
Sejak itu, Mom. Mencintai pria lain adalah ketakutan terbesarku.
 
“Celeste Marlowe…” Momma memanggilku dengan lebih lembut, lalu duduk merapat dan menggenggam jemariku. “Kau tahu, aku dan Dadda begitu menyayangimu. Kau putri kami satu-satunya dan kami tak ingin kau menikahi pria sembarangan seperti musisi sinting waktu itu.”

Oh, tak kusangka Momma ternyata masih mengingat pria pertama dan terakhirku itu. Padahal, kejadian itu telah berlangsung lebih dari lima tahun yang lalu.
 
 “Hungaria begitu luas, Este, pasti ada banyak pria baik juga mapan yang mau menjadi suamimu.” Tangan Momma terangkat dan menyantuh wajahku, aku diam saja meski hatiku ingin menepis tangan yang dulu pernah menamparku begitu keras. “Kau cantik, berpendidikan, dan berasal dari keluarga yang baik. Kau bekerja di perusahaan ternama dan berada di posisi hebat untuk wanita seusiamu. Kau wanita kelas A. Mudah saja bagimu untuk menemukan pengganti pria itu.”
 
“Mom, aku sudah melupakannya.” Aku memiringkan kepala, mencoba menghindari sentuhan tangan Momma.
 
“Kalau begitu panjangkan lagi rambutmu.” Kini tangan Momma beralih pada rambut hitamku yang berpotongan pixie, menyisipi riapnya lembut meski kutahu ia ingin sekali menjambak rambutku dan berteriak di depan wajahku ‘anak tak tahu untung’ sama seperti dulu. “Kau tak pernah memanjangkannya sejak putus dari pria itu. Aku rindu rambut panjangmu yang indah.”
 
“Mom, lebih baik Momma pulang dan tinggalkan aku sendiri.” Akhirnya kutepis tangan Momma, mendorong bahunya lalu berdiri dan berjalan menuju jendela yang mengarah langsung ke lautan lampu kota Budapest. “Ada hal penting yang harus kulakukan sekarang,” imbuhku mencari-cari alasan.
Kudengar Momma mendesah, ia menatapku prihatin sebelum akhirnya berkata, “Baiklah, aku akan pulang sekarang.” Wanita yang kelihatannya selalu penuh keanggunan itu berdiri dan menatapku untuk yang terakhir kalinya. “Tapi aku akan kembali lagi dengan membawa beberapa foto dari biro jodoh milik kenalanku.”
 
Mendengar itu aku langsung membuang muka ke luar jendela; mengabaikan Momma serta langkah kakinya yang pergi meninggalkanku sendirian.

Hah...
 
Aku bertolak pinggang, mengalihkan pandanganku dari lautan lampu menuju langit kelam tanpa bintang di atas sana. Hari ini, dua puluh sembilan tahun yang lalu Siklus Saturnus-ku dimulai. Banyak hal yang terjadi di hidupku, Saturnus membawaku pada mimpi-mimpi masa muda yang kini terasa seperti racauan aneh orang sinting, juga pada masalah-masalah besar yang banyak mengubah arah hidupku. Di titik ini, segalanya berakhir dan aku pun mengenang kembali perjalanan panjang hidupku yang rasanya begitu menggelikan seperti film komedi tengah malam. Tapi aku tahu, ketika segala sesuatunya telah berakhir, di waktu yang sama ada banyak hal baru dimulai…

Ting! Tong!
 
Aku tersentak tatkala suara bel membuyarkan lamunanku. Sontak aku berlari menuju pintu dengan senyum merekah tak tertahankan karena sudah tahu pasti siapa yang menantiku di sana—kedatangan yang sebenarnya sudah kutunggu-tunggu sejak tadi meski kehadiran Momma yang tak terduga merusak suasana hatiku.
 
Happy birthday, Cee!”
 
Suara manis itu menyambut cuping telingaku sesaat setelah aku membuka pintu, seperti ada gempuran rasa bahagia yang luar biasa suasana hatiku langsung berubah drastis. Senyumku pun tertarik semakin lebar hingga rasanya bibirku nyaris sobek tatkala mendapati sosok mungil itu berdiri di hadapanku dengan membawa kue ulang tahun berukuran sedang dengan banyak lilin menyala di atasnya.
 
Thank you, Ellie,” balasku sembari meniup seluruh lilin dalam sekali embusan napas panjang.
 
“Ayo, masuk!” ajakku sembari mengambil kue di tangan gadis berambut panjang itu dengan satu tangan sementara tanganku yang lain meraih jemarinya.
 
Dalam hitungan detik, kue itu sudah kuletakan begitu saja di atas meja ruang tamu, lalu langsung menarik tubuh Elara Vienne ke dalam pelukanku—mencari-cari ketenangan yang selalu kudapatkan saat bersamanya.
 
“Ellie…” bisikku lembut, bisa kurasakan gadis itu kaget dengan tindakanku tapi sesaat kemudian ia pun balas memeluk pingganggku erat—selalu mengerti apa yang paling aku butuhkan seperti sekarang ini.
 
“Aku bahagia bersamamu.”
 
Tawa gadis itu berkumandang, ada bahagia yang sama terselip di antaranya. Ia mengangguk dan meletakan kepalanya di bahuku dengan rasa nyaman seolah-olah semua terasa tepat.
 
Tidak.
 
Semua memang terasa tepat.
 
“Aku juga bahagia, Cee,” balasnya sembari mengecup lembut pipiku dan detik itu pula Siklus Saturnus-ku kembali di mulai. Dan kali ini, aku tak akan pernah mengulangi kesalahan yang sama seperti sebelumnya.
Akan kutentang dunia untuk mempertahankan apa yang telah kumiliki sekarang.
 
 
~
 
[1] Dikutip dari buku Selingkuh karya Paulo Ceolho, hal. 46 alinea keenam
 
[2] Seorang wanita yang belum menikah, terutama wanita yang sudah tidak muda lagi dan tampaknya tidak akan pernah menikah
Read More

Minggu, 09 Maret 2025

MENYERAH

 Yogyakarta, 30 Mei 2023
 
Aku pernah berkata, "bertahanlah semampumu" dan mungkin memang ini semampumu. Aku tidak akan memaksamu untuk tetap tinggal. Untuk apa aku memaksakan kalau ujungnya itu hanya membuat luka untuk kita berdua.
Read More

Jumat, 07 Maret 2025

Kita. Mereka

Yogyakarta, 12 Mei 2023

Orang yang membicarakan orang lain saat bersamamu, juga membicarakanmu saat kamu tidak ada. Jangan membicarakan orang lain saat bersamanya. 

Orang sering tidak nyaman kalau kamu berbeda, jadi inginnya kamu sama seperti mereka. Mereka lupa, kalau mereka pin tidak bisa sama seperti kamu. 
Berubahlah hanya karena kamu menjadi lebih baik. Bukan karena orang lain yang mengubahmu. 

Orang mungkin akan menasehatimu, membicarakanmu di belakang, mencelamu ketika kamu mempunyai mimpi sendiri yang tidak sesuai mimpi atau kemauan mereka. 
Jika kamu memang menginginkannya, jangan berhenti. Itu mimpimu, bukan mimpi mereka. Hidupmu bukan hidup mereka. 

Orang mungkin bahagia dan sukses ketika kita menjalani sesuatu. Hanya karena mereka sukses di sana, bukan berarti kita jiga akan sukses ketika melakukannya. Rezeki dan kemampuan orang berbeda-beda. 
Lakukan saja yang kamu suka, yang kamu bisa, dari apa yang kamu punya. Yang kamu sukai akan membuatmu tidak mudah berhenti. Yang kamu bisa akan memperbesar peluang keberhasilanmu. Yang kamu punya akan mengurangi ketergantunganmu pada hal lainnya. 

Orang akan membeli apa, terserah mereka, bukan urusanmu, urusan kita. Hanya karena mereka punya, bukan berarti ego kita harus membeli sama atau lebih dari mereka.
Beli yang sesuai kemampuan kita saja, karena memang itulah hidup kita. Kita. Bukan mereka. 

Orang punya kehidupan sendiri. Jangan merepotkan mereka. Jika mau berhutang tapi tidak diberi, itu hak mereka, uang mereka. Kalau butuh bantuan tapi tidak dibantu, jangan emosi, mereka juga punya keperluan sendiri, kerepotan sendiri. Kamu bukan orang paling sengsara di dunia. Orang terdekatmu juga memliki masalahnya. 
Jangan selalu berharap pada orang lain. Bukan saja mereka memiliki urusan, keperluan, keluarga, dan hidup mereka sendiri, tapi juga agar kita bisa mandiri. Hidup kita, tanggung jawab kita. 

Orang punya kelebihan sendiri. Kecantikan kita akan berbeda dengan kecantikan lainnya, meski dengan make-up yang sama dengan selebgram favorit kita. Muka, kulit, kemampuan finansial, semua sudah berubah. Tidak perlu seperti mereka. Kamu sudah cantik dengan dirimu sendiri. Setiap kulit dan bentuk mika pun keperluannya tidak sama. Kamu tidak akan bisa menjadi sama seperti siapa saja. Kamu adalah kamu. Tidak ada yang bisa berperan lebih baik menjadi seseorang selain dirinya sendiri. Istimewa dengan semua kelebihan dan kekurangannya. Setiap prang tidak ada yang sama. 

Orang punya kesukaan, sifat, dan karakternya sendiri. Yang suka bercanda tidak akan nyaman menjadi pendiam, yang pendiam tidak bisa dipaksakan menjadi apa yang kita mau. Kita pun tidak akan mau menjadi seseorang yang kita tidak nyaman menjalaninya. Selama mereka mencoba terbaik untuk bersosialisasi dengan caranya sendiri, tidak merugikan, biarkan saja. Dunia milik bersama. Bukan hanya milik satu karakter saja. 

Pada akhirnya, kita adalah kita. Mereka adalah mereka. Tetap bersama, tanpa memaksa mengubah salah satunya, atau terpaksa menjadi salah satunya. Tetaplah menjadi kita, tanpa merugikan mereka. Dan juga sebaliknya. 


~
Read More

Kamis, 06 Maret 2025

Paralyzed

Mataku mengerjap dua kali, sulit dipercaya. Pipiku bertemu dengan kain tipis yang membalut tubuhnya. Kepalaku melekat di dadanya hingga leher, sedang puncak kepalaku menjadi tumpu untuk dagunya. Lengannya merengkuh tubuhku, pun dengan tanganku yang menyusur punggungnya. Aku menengadah, dia masih bercinta dengan mimpinya. Mungkin tentang masa depan bersamaku.
Read More

Jumat, 21 Februari 2025

Angkringan

 Yogyakarta, 21 Februari 2025

Ada satu hal yang harus kamu tau tentangku.

Read More

Selasa, 11 Februari 2025

Kue Pasir

Pernahkah kamu memakan kue pasir?

 

Read More

Sabtu, 01 Februari 2025

Pesta Lepas Lajang

Mia memainkan gelas champagne-nya di sebelahku, sementata aku berulang kali mengecup ujung kepalanya. Ia tampak cantik malam ini, di pesta lepas lajang kami. Meski namanya lepas lajang, tetap saja calon istriku ini memintaku pergi bersamanya. 

Ruangan VIPklub ternama ini hanya diisi lima orang sahabat -enam denganku- yaitu Mia, dua wanita, Vera dan Manda, serta dua pria, Dimas dan Rio. Mia sesekali tertawa, terutama jika teman-temannya melontarkan lelucon yang sebenarnya aku tidak mengerti. Ia tertawa, namun lebih banyak terdiam. Terdiam dengan mata yang menerawang. 

Aku tidak tau apa yang dipikirkannya, atau pura-pura tidak tau. Atau tidak mau tau. Artinya, sebenarnya aku tau. Aku tau kemana arah mata coklat tuanya itu terarah. 

"let's break up" bisikku. Masih mengusap rambutnya. 

Ia seketika menghentikan gerak gelasnya. Menatapku tidak percaya. 

"I know I'm not the only one, Mia. I am not someone you love." Lanjutku lantas mengarahkan daguku ke arah Dimas, yang masih asik menceritakan leluconnya. "You love him, right?"

"Vin-"

Aku mengecup dahunya, untuk terakhir kali. "Let's break up, okay?" Putusku dan tersenyum pahit. Lantas beranjak pergi dari ruangan itu. 
Read More

Selasa, 17 Desember 2024

Sepuluh Rahasia

 Yogyakarta, 17 Desember 2024

Ada banyak hal rahasia yang tidak pernah aku ucapkan padamu. Kamu mungkin tidak tau, karena aku bukan orang yang mudah untuk mengungkapkan. Mungkin, kamu tidak cukup waktu untuk menengok tulisan ini. Maka aku akan menyingkatnya saja, agar kamu bisa membacanya sebelum kamu tidur malam ini.

  1. Aku suka ketika kamu mengucapkan selamat pagi. Meski saat itu, aku sudah berada di perjalanan kerja. Meski aku selalu lupa untuk sekedar menyapa. Kamu tau bagaimana kopi yang kamu nikmati pagi hari, dapat mengawali suasana hatimu saat hari itu? bagiku, itu kamu.
  2. Aku selalu kikuk jika kamu meneleponku. Aku mengerti ini terdengar sarkastik di telingamu. Namun, dibalik diam dan dinginku jika telepon baru saja tersambung, aku menyimpan debar jantung. Dan debar itu karenamu.
  3. Aku tidak pernah bisa memilih baju. Karena kedatanganmu selalu istimewa, aku sudah mencoba satu-satu semua baju di dalam lemari, satu hari sebelum kita bertemu. Mencoba menggambarkan bagaimana ekspresimu jika aku mengenakannya di depanmu.
  4. Aku mendengarkan lagu Mine punya Taylor Swift dan membayangkan semua pemain di lagu itu adalah kita. Di mana manis-manisnya, bertengkarnya, baikannya lagi itu adalah kita. Dan aku selalu tertawa malu sendiri jika mulai mengimajinasikan hal itu.
  5. Aku tau, kamu pasti sebal karena aku selalu merespon semua emosimu dengan datar. Aku selalu malu untuk melakukan hal romantis. Aku tidak bisa membalas pernyataan cintamu, atau bereaksi manis jika kamu memberiku kejutan.
  6. Aku tidak bisa menahan senyum jika kamu mengusap kepalaku. Terasa nyaman, seakan aku tau kamu melindungiku.
  7. Aku suka wangi tubuhmu. Jadi, aku suka juka kamu makin erat memelukku.
  8. Aku menelan ludah, jika kamu merangkulku dari belakang. Aku hanya berharap dalam hati, Kamu tidak mendengar degup jantungku yang lebih keras dari konser drumband.
  9. Aku benci jika kamu melihatku menangis. Maka aku akan melucu agar kamu tidak melihat genangan pada mataku.
  10. Ketika kita bertemu kala itu, sejujurnya aku ingin sekali mengecup manis bibirmu.

Selamat tidur, Kamu

Read More

Senin, 10 Juni 2024

Tiga Buah Cerita

 Yogyakarta, 10 Juni 2024

Halo,

Read More

Bienvenue

Welcome to my little world

Diberdayakan oleh Blogger.

Temukan Aku di...

Followers

© Bienvenue, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena