Welcome to my little world

Senin, 10 Juni 2024

Tiga Buah Cerita

 Yogyakarta, 10 Juni 2024

Halo,

Aku menulis ini, dengan awalan yang sama dengan catatan-catatanku yang kutuliskan untukmu. Apa kamu ingat? Iya, ternyata aku masih kaku dalam membuat kalimat sapa.

Sama dengan kita. Atau kamu.

Jadi, aku ingin berbagi tiga buah cerita padamu, di catatan ini. Tiga hal yang lantas memunculkan kamu di benakku. Semudah itu? Iya, memang semudah itu.

Ada dua orang yang pergi ke foodcourt taman kota kita minggu lalu. Salah satu dari mereka adalah aku, yang memilih salh satu stan di ujung taman. Stan paling tidak dilirik. Tempat kita menghabiskan pagi terakhir kita, beberapa tahun lalu. Kami hanya reuni kecil, setelah masa lajangnya berakhir beberapa bulan lalu.

Ia memilih segelas teh hangat. Latas entah aku melamunkan apa. Tanpa sadar aku menulis jus wortel di kertas pesananku.

Ketika minuman disajikan, aku tidak menyentuhnya sama sekali.

Aku benci wortel..

Si Bontot mulai berkencan. Katanya, ia akan menjemput kekasihnya malam minggu kemarin. Dia berkemeja necis, dipasangkan dengan celana jeans terbaik di lemarinya. Dia jarang bercermin. Tapi tadi dia telah mengecek dirinya puluhan kali di depan kaca lemarinya. Aku sudah berulang kali memastikan, bahwa cerminnya mulai retak bosan melihatnya.

Dia tidak percaya.

Jadi, dia pergi dengan bibir yang komat-kamit. Sembari berulang kali mengingat wejangan yang kuberikan. Sementara aku.... bahkan aku sudah lupa apa saja yang kukatakan padanya.

Kemarin, salah satu teman dekatku berulang tahun. Tapi dia tinggal sendiri, maka ia menyuruhku tidur di rumahnya. Pacarnya meneleponnya jam dua belas malam. Pria itu bilang, ia menunggu temanku di halaman rumah.

Temanku berlari keluar dan cepat-cepat membuka pintu. Dengan keribetannya, sebuah kue tart dengan ucapan telah disodorkan di hadapan temanku. Beserta dengan nyanyian ulang tahun yang sedikit sumbang dari sang kekasih dan sahabatnya.

Ia terlihat senang.

Aku sengang bersamanya. Lantas dalam hati, aku teringat pada seseorang yang juga berulang tahun hari itu.

Kamu tidak sepenting itu sebenarnya. Tapi entah mengapa aku masih memesan minuman yang aku benci, hanya karena kamu menyukainya.

Kamu tidak sehebat itu sebetulnya. Aku pun tidak paham, kenapa aku membayangkan bagaimana kamu dulu, saat menceramahi Si Bontot.

Dan aku, masih tidak mengerti. Kenapa aku masih menulis ucaoan ulang tahun di ponselku (bahkan di saluran telegramku) meski akhirnya tidak pernah sampai di tanganmu (kecuali kalau kamu membacanya lewat saliran telegramku). Di hari yang sama dengan malam bahagia temanku, aku menghapus pesanku yang tertujukan padamu.

Aku menulis ini di Anak Panah Kopi bizz, tempat biasa kita saling mengerjakan tugas kuliah. Lagu Bondan Prakoso yang bersenandung dalam ruangan, segelas teh leci dan sofa yang sama dengan lima tahun lalu, kamu dalam pikiranku tidak lagi hanya melintas. Mereka menjelma sebagai katalase, jembatan yang mempercepat memori untuk merangkak keluar dari kubangan yang kedap di lobus otakku.

Mereka terlalu cepat bertumbuh. Bersemayam dan menetap tanpa aku mampu membendungnya.

Lalu, apa lagi yang harus aku jejalkan untuk membunuhnya, selain...

Bagaimana kabar istrimu?

 

0 komentar:

Welcome to my little world

Diberdayakan oleh Blogger.

Temukan Aku di...

Followers

© Bienvenue, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena