Ungkapkan Saja

Yogyakarta, 14 Februari 2019

Mungkin, aku tidak mengerti apa inginmu dan kamu belum mampu memahami bagaimana mauku. Jadi di situlah kita sering tidak menemukan titik temu.

Kamu belum paham kalau aku hanya ingin ada kabar, secuil apapun itu. Aku tidak akan menghakimimu. APalagi dengan memberondongimu dengan puluhan tanya. Aku percaya padamu, lagi pula untuk apa terus bersama jika tidak saling percaya? Tapi, masalahnya aku sering tidak sabar dan lelah menunggu kabar, bahkan sampai larut malam dan aku ketiduran.

Dengar, jadi maksudku itu dengan menanyakan kabarmu itu bukan cemburuku ataupun curigaku. Ya, mungkin ada sedikit tentang itu, tapi lebih kepada memastikan kamu selalu baik-baik saja. Lalu kalau tiba-tiba terjadi sesuatu, aku ingin jadi ya setidaknya yang kedua tau (setelah keluargamu, pasti). Kemudian aku bisa datang dan ,e,astikan kamu baik-baik saja. Tapi maaf jika itu mengganggumu. Kalau memang mengganggu, tidak usah saja juga tidak apa-apa kok.

Kalau kadang aku ingin kita lebih sering meluangkan waktu bersama, atau setidaknya melalui telepon gitu. Itu juga bukan karena aku ingin mengikatmu atau membuatmu tidak bebas. Tidak, bukan begitu. Tapi bukankah cinta membuat seseorang lebih istimewa, bukan?

Kita cinta, jadi menurutku, kamu istimewa. Setiap kebersamaan atau 'obrolan' random itu berbeda dengan obrolan orang biasa lainnya. Apa kamu tidak ingin lebih sering atau lebih lama bersama dengan orang istimewa? Atau mungkin aku memang tidak istimewa?

Aku tidak akan mengganggu waktumu bermain game atau menonton anime-mu itu. Atau saat-saat kamu ngopi dengan teman-temanmu. Aku hanya ingin seminggu sekali atau dua kali kita bertemu. Melakukan apa saja. Bahkan kalau sekedar makan mi ayam di sebelah sekolahku dulu. Tidak perlu mengubah semua jadwalmu. Di waktu yang kamu luang saja/ Tapi setidaknya sempatkan waktu.

Atau setidaknya, kita sering ngobrol mesk hanya lewat telepon. Aku sadar kok kalau aku dan kamu punya kesibukkan masing-masing. Tidak bisa terlalu sering ngobrol atau bertemu. Tapi setidaknya sebelum tidur atau saat istirahat makan siang setidaknya 5 menit saja, tidak akan mengubah terlalu banyak rutinitas kita. Menurutku 5 menit saja itu tidak lama kok. Tapi kembali lagi, kalau menurutmu itu mengganggumu, yasudah, tidak apa-apa. Aku bisa apalagi kalau seperti itu.

Kalau aku sering bertanya kita itu sebenarnya bagaimana, mau terus begini atau mau bagaimana. Itu bukan menyuruhmu atau menuntut apa-apa darimu. Aku juga tidak mau kok terburu-buru. Tapi setidaknya setiap perjalanan kan ada tujuannya. Jadi ini semua adanya tujuannya kah? Kepastian? Atau hanya sekedar agar tidak sendirian?

Seperti yang kubilang tadi. Bukan apa-apa. Hanya saja aku ini perempuan. Semakin tua, semakin banyak waktu sia-sia kalau menjalani hubungan yang hanya agar tidak kesepian saja. Setidaknya aku ingin diyakinkan kalau kita punya tujuan yang sama, bersama hingga semampu kita (kamu tau aku tidak suka dengan janji-janji selamanya). Bukan hanya sekedar penghilang rasa bosan, dan kalau ada yang lebih baik, berarti bukan jodoh. Di usia kita hal seperti ini bukan lagi sebuah canda. Begitu bersama, seharusnya berusaha saling menyesuaikan, bukan kalau tidak sesuai langsung cari lagi yang lain.

Tapi balik lagi. Kalau menurutmu itu aku terlalu menuntut, ya aku harus bagaimana lagi?

Mari, kita saling ungkapkan saja. Menyesuaikan apa yang bisa disesuaikan dan berusaha memahami yang bisa dipahami. Apa yang kamu suka dan aku suka? Apa yang kamu tidak suka dan aku tidak suka? Apa yang bisa diubah dan bagaimana cara mengubahnya? Dan apa yang tidak bisa diubah dan bagaimana cara mengatasinya?

Kalau untuk meluangkan waktu saling berbicara saja kamu tidak bisa, aku juga tidak tau sebenarnya hubungan kita ini hubungan apa.

Pastinya, semoga dalam waktu dekat ada kepastian. Jangan terlalu lama. Bukan berarti kesabaran itu berbatas. Bukan, bukan seperti itu. Lebih ke aku yang tidak mau menunggu yang sia-sia lagi.

Sudah, itu saja

Iya, itu saja.

Maaf sudah mengganggu waktumu.

Terimakasih