Yogyakarta 13 Agustus 2018
Harusnya ini aku kirim tanggal 11 Agustus. Tapi karena kebiasaanmu yang tidak pernah mau menerima kado pas dihati ultahmu. Jadi aku kirimkan sekarang.
Selamat Ulang Tahun Bapak. Selamat Hari Lahir Pahlawanku.
Ah iya Pak, sebenarnya sampai sekarang aku masih heran kenapa setiap ultah Bapak dulu selalu saja menolak untuk dirayakan? Bahkan tidak mau diberi hadiah. Padahal itukan hari spesial. Kenapa? Padahal setiap hari ulang tahunku Bapak selalu memberiku hadiah yang unexpected. Tapi bermanfaat sih. Seperti flashdisk pertamaku dulu. lalu alat olahraga. Banyak lagi pokoknya. Tapi saat aku memberi hadiah pasti Bapak menerimanya bukan pas di hari ulang tahun Bapak. Memang apa susahnya sih?
Baiklah baiklah. Lupakan saja pertnyaan tak terjawab itu. Kita fokus saja pada hari spesialmu ini. Hari ini tepat 68 tahun Bapak di lahirkan. Itu mengingatkanku bahwa sudah 3 kali ulang tahunmu yang aku rayakan tanpamu. Waktu berjalan sangat cepat ya. Sepertinya baru kemarin Bapak memarahiku karena sering mendengarkan lagu yang liriknya banyak kata-kata kurang baik. Atau malah sebaliknya baru kemarin aku marah lalu pertama kalinya kabur dari rumah hanya karena Bapak tidak mau mengantarku mencari barang-barang untuk kebutuhan MOS. Sepertinya baru kemarin. Cepat sekali.
Bapak seperti yang sudah aku katakan jauh sebelum ini. Aku dan Ibu baik-baik saja. Kami masih terus melanjutkan hidup kamu dengan lancar. Jadi Bapak tenang saja tidak usah khawatir. Istirahatlah dengan tenang. Karena semua yang ada di sini baik-baik saja kok. Baik-baik hanya saja tetap merasa ada yang kurang saat melakukan berbagai hal. Bahkan Bapak tidak usah khawatir kalau aku sendiri di rumah dan gas di rumah habis lalu aku lapar seperti saat itu Bapak langsung pulang saat aku menelepon dan menangis karena itu. Sekarang aku sudah bisa memasang gas jika mau masak dan kebetulan gas yang di kompor habis. Aku sudah tidak takut lagi memasangnya. Jadi Bapak tidak usah khawatir kalau aku di rumah sendiri lalu aku lapar. Aku sudah bisa menangani semua yang ada di dapur.
Oiya, Bapak juga tenang saja. Aku sekarang setiap hari menemani Ibu sarapan kok Pak. Tidak seperti dulu yang pagi-pagi sekali dengan terburu-buru berangkat sekolah atau ke kampus lalu meninggalkan sarapan. Tenang Pak. Aku sudah tidak begitu kok. Aku sudah mau bangun lebih pagi agar tetap bisa sarapan dan berbincang menemani Ibu. Karena memang hanya dipagi hari saat sarapan saja aku bisa berbincang tenang dengan Ibu, Karena kalau sudah sore Ibu pulang kerja pasti kami sama-sama lelah Pak dan jika membahas sesuatu pasti hasilnya tidak akan sebaik saat dibahas bersama di meja makan pagi hari Pak.
Bapak. Aku sudah lumayan banyak bercerita. Lumayan banyak memamerkan. Jadi banyak hal yang sudah berubah Pak. Bapak tidak perlu cemas lagi. bapak tenang saja. Semua berjalan dengan lancar. Dan aku juga sebisa mungkin akan terus menjaga hal-hal baik tersebut. Istirahatlah yang tenang dan nyaman ya Pak.
Sekali lagi. Selamat ulang tahun Bapak. Bintang, baik-baiklah dengan Langit. Aku dan Bulan juga baik-baik kok. Aku sayang Bapak.
*ps: tenang Pak, aku menulis ini sudah berhasil tidak mengeluarkan air mata seperti tulisan-tulisanku untukmu yang lain kok. Aku sudah belajar tidak cengeng kok Pak
0 komentar:
Posting Komentar