Yogyakarta, 19 Mei 2018
Aku tau keberadaanmu saat ini. Ya, mungkin aku tidak sopan karena tidak memberi kata sapaan yang pantas untuku, tapi itu bukan masalah bukan? Kita cukup sering bicara satu sama lain dan membahas diri kita masing-masing, bahkan beberapa kali kita berdebat tentang kenyataan dan mimpi yang kita alami.
Jangan menggerutkan keningmu, sayang. Aku yakin kamu tau aku, aku yakin kamu mengenalku, dan untuk apa aku menulis ini.
Aku, sosok lain dari kamu yang selalu kau sembunyikan. Aku si Anak Tiri yang sengaja kamu tenggelamkan dari hadapan orang-orang. Masih ingat kan kamu? Bagaimana hidupmu saat ini? Apa kamu bahagia? Apa kamu merasa cukup baik hidup dengan setengah perasaan yang hilang?
Kamu pasti pernah menonton Inside Out. Di sana dijelaskan bahwa kita terdiri dari lima emosi. Dan entah apa yang kamu mau, kamu malah dengan sengaja mematikanku, dua dari lima emosi yang seharusnya selalu kamu miliki.
Fear. Sadness.
Yap, itu namaku. Kamu sudah ingat? Aku emosi yang berwarna biru dalam film itu. Aku bertanggung jawab atas segala emosi yang berhubungan dengan hatimu. Aku bertanggungjawab memberi perasaan takut, entak takut pada sesuatu atau apapun itu. Aku bertanggungjawab memberimu rasa sedih, entah karena kehilangan, atau mungkin kekecewaan, bahkan tentang simpati dan empati.
Aku menatapmu dari kejauhan, dari titik terdalam hatimu yang sengaja kamu jadikan tempat pemasunganku. Aku mencoba berontak berkali-kali, mencoba menyadarkanmu bahwa aku adalah hal yang juga harus kamu miliki, menyadarkanmu bahwa menjadi taku dan memiliki rasa sedih, sebagai bentuk empati dan simpati juga peluapan emosi, adalah hal yang wajar. Namun kenapa kamu selalu mengunci pasunganku dengan sangat ketat?
Aku tau semua tentangmu. Aku pun juga merasakannya. Aku tau kalau tiga emosimu yang lain, yang kamu tunjukkan itu tidak alami, kamu selalu memaksakannya.
Happiness ia muncul hampir setiap saat. Seolah menunjukkan bahwa kamu adalah sosok yang sempurna dan selalu bahagia. Tidak ada yang menggangu kebahagiaanmu - yang nyatanya hanya semu. Mungkin kebahagiaanmu itu terkadang muncul karena kamu memang bahagia, hanya saja tidak sesering emosi itu kamu coba tunjukkan.
Angry. Kamu begitu mudah mengeluarkan emosi ini. Seakan kamu adalah sosok yang tidak pernah lelah untuk merasa marah, sosok yang selalu bersemangat mengkritik, melempar cacian pada siapapun yang tidak sependapat denganmu. Apa benar itu sosok asli mu?
Dan yang terakhit, Disgusting. Kamu mengeluarkan emosi ini juga hampir setiap saat. Merasa muak dengan sangat mudah. Namun, yang aku tau dari ketiga emosi yang lain, hanya emosi ini yang paling jujur kamu tunjukkan. Ya, aku tau kamu muak dengan kehidupanmu yan -kamu buat sendiri- palsu. Dan kamu mencoba mengeluarkan emosi ini dengan caramu, tanpa berusaha menunjukkan pada dunia bahwa apa alasan sebenarnya kamu merasa muak.
Apa kamu tidak lelah, sayang? Apa kamu belum letih menutupi semua dan bersikap tidak jujur? bahkan pada dirimu sendiri? Berapa kali kamu merasa sedih dan ingin menangis, yang kemudian setengah mati kamu menahannya dengan menggigit keras bibirmu? Berapa kali kamu merasa takut akan apa yang kamu hadapi saat ini, takut akan kegagalan, takut tidak bisa bahagia, yang kemudaian hanya kamu tutupi dengan bersikap nekat semaumu? Berapa kali kamu merasa kecewa melanda dan menyiksamu sedemikian rupa, yang kemudian kamu biarkan rasa itu menggores hatimu tanpa kamu obati? Berapa banyak luka yang kamu biarkan terkoyak hanya karena egomu yang tidak ingin terlihat lemah?
Istirahatlah, sayang. Istirahatkan dirimu. Keluarkan aku dari ruang pemasungan ini. Bebaskan aku dari ikatanmu yang kuat ini. Kita bisa memulai semua ini denga lebih baik, aku tau itu, pasti, Kamu bukan robot, kamu manusia, kamu membutuhkanku untuk menyempurnakanmu.
Sayang, tulisan ini sudah terlalu panjang dan kurasa harusnya kamu cukup paham dengan maksud dari hadirnya tulisan ini. Aku tau kamu tidak sebodoh itu hingga tidak bisa paham maksud dari tulisan ini. Tidak masalah jika kadang kamu menangis dan merasa takut, sayang. Bebaskan saja aku, dan kemudian kita akan memulai semuanya dari awal lagi.
Dari, aku bagian dari dirimu yang terkunci jauh
0 komentar:
Posting Komentar