Yogyakarta,
15 Desember 2017
Dan mungkin hanya dapat
kukatakan dalam berbagai tulisan dalam blogku, atau dalam channel telegramku
yang hanya berisi aku dan teman dekat ku, ataupun dalam catatan kaki yang
bahkan aku lupa dimana aku menyimpannya. betapa aku menginginkannya. Iya, aku
sebenarnya sangat menginginkannya dan aku bahkan tidak bisa mengerti apa yang
ada dalam pikiraku, dan aku tidak mengerti mengapa aku begitu
menginginkannya. yang aku tau hanya bahwa aku sangat ingin mendekatinya,
memegang tangannya, menatap wajahnya dari dekat, menyandar pada bahunya. Hanya
aku dan mungkin Tuhan yang tau betapa aku ingin selalu berada di dekatnya.
Teman dekatku? Mungkin dia tau itu tapi dia tidak tau seberapa inginnya aku.
Aku bukanlah seorang
perangkai kata yang indah, yang dapat dengan mudah mengungkapkan betapa aku
menginginkan sesuatu, betapa aku mau untuk selalu bersamamu. Aku ya hanyalah
aku, yang dengan sebanyak ini keterbatasan, aku masih bermimpi untuk dapat
memelukmu dalam diam. Aku yang selalu menyebut namamu dalam doa ku, aku yang
selalu setia memikirkanmu dalam setiap hela nafasku, dan aku yang selalu
inginkan kamu meski itu tidak mungkin dapat tercapai secara logis.
Aku masih ingat
bagaimana percakapan kita pertama kali kala itu, meski saat itu belum terbesit
asa ku untukmu, namun itu sesuatu yang berbeda untukku. Masih dapat kuingat
bagaimana kita saling mengejek kala itu, mungkin karena memang kita terlihat
selalu bertengkar di permainan itu, maka yang mendapat role cupid menjodohkan
kita berkali kali dalam sehari itu. Dan saat itu kau bilang "aku tidak
akan mengatakan aku apa kalau belum 3 kali hari ini dicupidin sama orang yang
sama" dan voila kita 4 kali saat itu. haha. Aku masih
mengingatnya, suara berat itu ketika pertama kali kita mencoba fitur terbaru
dari aplikasi telegram yaitu bisa untuk telepon, hehe. Manis.
Saat itu aku berencana berlibur ke kota mu, dan dengan polosnya kamu selalu
menjawab hampir semua pertanyaan tentang tempat wisata dengan kalimat "Aku
baru denger" "Wah kayaknya tempatnya bagus" dan disitu aku
benar-benar ingin menjambak rambut cepak panjang mu itu. Aku juga masih
mengingatnya, bagaimana kamu kaget saat mendengar suara tawaku dan hanya kamu
yang mengatakan suara tawaku itu lucu ketika yang lain berkata suaraku mirip
hantu yang suka tertawa itu. Dan aku masih mengingat bagaimana kamu berpamitan
sementara saat itu saat kamu ingin fokus mengejar masa depanmu. Itu pertama
kali nya kamu meminta site blog ini yang katanya agar bisa mengingatku saat dia
tidak bisa lagi menemani tengah malam dan bercerita tentang anak kecil yang
suka menggodamu itu.
Mengapa rasa itu muncul
begitu saja? Mengapa rasa ini muncul saat aku bahkan tidak menginginkannya? Dan
mengapa rasa ini harus muncul padamu? Sosok yang baru saja aku kenal. Bahkan
aku belum terlalu mengenalmu, belum tau siapa kamu, dimana letak rumahmu,
dimana kos yang kamu singgahi saat kamu harus bekerja diluar kota, dan apa yang
sebenarnya selama ini kamu kerjakan. Aku bahkan belum mengenalmu secara lebih.
Aku hanya tau namamu. Dan inisial namamu. Aku hanya tau sedikit sekali
tentangmu. Tau yang bahkan orang-orang umum mungkin juga tau. Aku hanya tau
kamu dari kata-katamu, dari sikap seadanya kamu. Ya Tuhan, kenapa harus kamu?
Kupikir rasa ini akan
berakhir dengan sesegera mungkin setelah kamu berpamitan, lagipula dengan
begitu kan kita jadi jarang berkomunikasi eh bukan jarang tapi tidak sama
sekali. Aku merasa dengan begitu akan semakin mudah bagiku merasa bahwa itu
semua hanya rasa sesaat. Aku masih meyakininya, masih sangat
meyakininya. Hingga suatu pagi saat aku sedang bermain seperti biasanya dan
tidak terlalu memperhatikan permainan saat itu tiba-tiba ada notifikasi berucap
"Halo Ma. Apa kabar?" Dan ya seperti semua kembali lagi rasa yang
kukira hanya sesaat itu kembali lagi.
Masih dengan kebiasaan
pagi buta kamu datang dan nanti sekitar pukul 8 kamu menghilang hingga pukul 2
siang kamu kembali lagi. seperti itu biasanya. Dan parahnya kamu datang lagi
pertama kali itu hanya mengatakan halo dan menanyakan kabar mungkin karena aku
terlalu lama tidak menjawabnya (karena masih terlalu senang) kamu menghilang
dan yap itu tepat pukul 07.52 saat itu. Ya! Kamu ternyata masih mengingatku.
Dan saat itu aku melayang, mungkin kejadiannya hanya sesederhana itu, namun itu
sudah cukup bagiku untuk menyadari bahwa kamu kembali lagi mengisi hariku.
Kejadian seperti itu membuat khayalan gilaku kembali berkembang dengan liar.
Jika pada awalnya aku hanya menyukai karena sikapmu yang sopan tapi tidak
terlalu kaku, namun kini aku berharap lebih. Aku benar-benar mengharapkanmu.
Aku mengunggu waktu
untuk dapat bertukar kata denganmu lagi. Aku mengharapkanmu, berharap untuk
beetukar kata denganku lagi. Suatu pengharapan yang lumayan tinggi, meskipun
belum cukup untuk membuka rasa lain lagi. Sampai akhirnya, aku 'berbincang'
dengamu lagi. Menurutku itu suatu kebetulan lagi, kebetulan lainnya yang
membuat role cupid memilihku dan dia dalam permainan. Saat itu seperti
hari-hari biasanya. Aku bermain game dan melihatmu gabung di game saja aku
sudah bahagia. Lalu setelah bermain ada notifikasi 'lover' (ya di game ini ada
istilah lover karena dijodohkan oleh orang yang mendapatkan role cupid) aku
sebal mendapatkan notif lover karena kalau dia mati aku juga ikut mati dan
tidak bisa ikut melanjutkan game. Namun saat membuka notif itu dan disana
tertulis nama (aku tidak tau namamu di game apa. karena di telegramku
namamu seperti aku menuliskan namamu di kontakku) dan aku membuka nama itu dan
ternyata itu kamu. Seketika aku ingin keluar dari game karena entah kenapa
untuk memulai pembicaraan (aku dulu yang chat) itu sangat-sangat susah. Seperti
mendadak huruf qwerty itu diacak ulang. Dan akhirnya aku memulai dengan
menanyakan dia mendapat role apa dan obrolan obrolan basa basi lalu aku dan
kamu tenggelam dalam obrolan dan kemudian kita lupa kalau kita tergabung dalam
game.
Dan setelah kejadian
konyol itu, aku semakin menyukaimu. lebih dari apapun, aku menyukaimu, aku
menantimu, dan aku semakin mengharapkanmu, aku jatuh semakin dalam pada cinta
yang menuju padamu. Rasa yang awalnya biasa saja, semakin dalam dan aku semakin
yakin bahwa aku hanya akan jatuh padamu. Mengapa? Ya, dengan banyak alasan, aku
menjadi yakin aku hanya akan terjatuh padamu.
Aku yang biasanya bawel,
hampir tidak bisa berhenti bicara, sulit berhenti saat tertawa, suka melempar
candaan dan kata-kata nyleneh, menjadi aku yang diam seribu bahasa. Aku yang
biasanya sangat mudah dekat dengan member-member baru di grup tempat kita
bermain, menjadi aku yang tidak bisa berbuat apa-apa saat ada kamu. Aku yang
biasanya suka mengumbar kata gombal pada siapapun mendadak berubah jadi aku
yang diam dan hanya terpikir kamu.
Aku semakin jatuh cinta
sama kamu. Semakin menginginkan kamu. Semakin ingin memilikimu. Dan aku terus
menunggumu dalam pengharapan yang semakin melambung tinggi. Aku cuma ingin
kamu. Dan itu kutunjukkan dengan perubahan sikap yang terus terjadi pda diriku.
Aku yang semakin meninggalkan kebiasaanku berkata-kata kasar, menggoda member
yang lain, atau banyak lagi kebiasaan burukku. Dan itu semua terjadi karena aku
jatuh cinta padamu, yang semakin jatuh jatuh jatuh ke dalamnya. Membuatku meninggalkan
kebiasaan lamaku, kebiasaanku yang buruk-buruk dan kebiasaan yang sudah
seharusnya aku hilangkan dari dulu.
Banyak pertanyaan
menghampiriku, "Memang sesempurna apa dia?" atau "Memang apa
yang kamu suka darinya?" atau mungkin "Memang sebaik apa dia, sampai
kamu seperti ini?" Dan semua itu hanya bisa dijawab dengan senyuman dariku
dan anggukan seraya berkata "Gatau. Aku cuma tau aku suka sama dia. Udah
itu aja." Konyol ya? Memang, aku memamng sangat konyol saat aku jatuh
cinta. Apalagi denganmu, ini yang pertama untukku merasa seperti ini.
sebelumnya aku tak pernah merasa mencintai seseorang sebegininya.
Jika orang mengatakan
banyak hal aneh tentang cinta yang dulu selalu aku sangkal, kini dengan sangat
sangat terpaksa aku mengiyakan semuanya. Cinta ini membuatku menjadi orang
lain, sosok lain yang bukan seperti aku. Aku menjadi ya bisa dibilang norak,
menjadi berlebihan, dan aku menjadi aku yang lebih aneh. Semua karena kamu,
karena aku jatuh cinta padamu. Semuanya karena cinta dan kamu.
Rasaku semakin dalam,
jika dulu aku hanya inginkan kamu sebagai penyemangatku, namun kini aku
inginkan kamu seutuhnya, dan aku inginkan kamu lebih dari apapun. Aku semakin
terobsesei padamu, dan hanya cuma kamu. Aku semakin menggilaimu, semakin larut
dalamperasaanku yang aneh dan tidak mengasyikkan. Aku semakin lupa siapa aku
sebenarnya. Aku hanya tau bahwa aku menginginkanmu, dan bahwa aku hanya perlu
kamu.
Sampai akhirnya aku tiba
di titik jenuh. Mungkin bukan hanya sekedar jenu, tapi lebih dari itu. Aku
sampai pada titik aku ingin untuk menyerah dan berhenti mencintaimu. Berhenti
mengagumimu. Berhenti mengharapkanmu. Aku sampai pada titik aku merasa bahwa
semua anganku tentang kamu tidak akan menjadi kenyataan. Dan aku hanya ingin
lepas dari kamu. Karena mencintaimu adalah kesakitan untukku, danmengharapkamu
adalah sumber dari segala sakirt yang kurasakan.
Siapa sangka jika aku
yang seperti ini, nakal, tidak bisa menghargai laki-laki, menjadi seorang
pemain hati, tiba-tiba tunduk padamu? Siapa yang menyangka bahwa aku yang
biasanya tidak perduli dengan perasan siapapun menjadi aku yang peduli dengan
tanggapanmu meski sedikit saja tentangku? Siapa yang sangka jika aku yang
terlalu sering menyakiti ini menjadi orang yang terus merasa tersakiti, olehmu?
Siapa sangka jika aku rela bicara "Jika dia milikku, aku akan berubah. aku
tidak lagi akan memermaikan hati banyak orang, aku tidak akan lagi mengumbar
kata gombal, dan aku tidak akan lagi menjadi aku yang buruk dulu" hanya
karena kamu? Siapa sangka bahwa aku akan jatuh terlalu dalam padamu?
Temanku bilang bahwa aku
sudah gila, ataupun berlebihan saat ini. Mereka bilang aku mendadak seperti
kehilangan aku dan ini sudah terlalu jatuh. Namun inilah aku saat aku
benar-bennar mencintai seseorang. Dan orang itu adalah kamu. Dan aku memilih
untuk diam, tanpa bisa berbuat apapun, tanpa bisa melakukan apapun, tanpa bisa
berkata apapun, untuk menunjukkan padamu. Aku memilih untuk menunggumu,
menunggu pergerakanmu yang mungkin saja juga akan mendekatiku. Namun semakin
hari menunggu aku semakin merasa bahwa kamu tidak akan bergerak, tidak akan
melakukan apapun, danbahwa kamu tidak memiliki perhatian dan rasa apapun ke
aku.
Mencintaimu jadi begitu
menyakitkan untukku, mengharapkanmu menjadi begitu melelahkan untukku, dan
melihatmu saja jadi begitu menguras tenagaku. Aku sudah lelah, bosan, dan aku
bertekad untuk melupakanmu. Melupakan kamu yang membuatku meninggalkan aku yang
dulu, aku yang terbiasa menjadi jahat di mata banyak orang. Aku harus
melupakanmu, harus, dan harus. Aku tidak lagi ingin terperangkap pada cinta
semu yang membuatku berharap padamu.
Aku semakin dalam
merasakan sakit itu, semakin dalam luka yang muncul akibat kamu. Iya , kamu.
Luka itu memang ada dan muncul karenamu. Hebatnya kamu, tanppa kamu perlu
berbicara langsung padaku, ataupun menghantamku dengan kalimat atau sikap, kamu
sudah bisa menyakiti aku, membuat luka yang tersayat begitu dalam dan panjang.
Tanpa kamu berbuat apa-apa, aku sudah bisa membuatku kesakitan hingga hampir
membiru dan hampir mati hati ini. Hanya kamu dan memang cuma kamu yang bisa
membuatku merasa seperti ini.
Aku mencoba untuk
menghindari terjadinya percakapan denganmu. Beberapa kali aku menghindar dari
ajakan teman-temanku untuk bermain game tersebut. Namun sial untukku, semakin
aku mencoba untuk menjauhimu, semakin pula aku sering melihatmu bermain game,
entah ketidaksengajaan, ataupun mungkin takdir. Aku tidak tau dengan pasti.
Namun setiap aku berusaha untuk tidak melihat namamu, atau mengidar darimu, aku
malah semakin sering melihat namamu dimana-mana. Dan efeknya adalah kesakitan
itu semakin dalam kurasakan.
Dan puncaknya adalah
beberapa hari lalu, ketika aku melihatmu bermain dan kamu memarahi salah satu
pemain lainnya dengan kata-kata kasar. Aku berusaha untuk tidak
mengomentarinya, berusaha tetap fokus untuk bermain, dan aku berusaha untuk
tetap ramai dalam grup game tersebut. Sebenarnya bukan hal sulit untukku,
karena jumlah pemain game itu lumayan banyak dan yang aku hindari hanya kamu,
itu seperti 1 banding beberapa orang yang cukup ramai sedangkan kamu lebih
banyak diam. Seharusnya itu mudah.
Aku sengaja tidak
sering-sering membuka grup saat itu, ya agar aku tidak sering-sering melihat
namamu. Dan aku mencoba untuk mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja,
mengatakan bahwa tidak akan ada percakapan antara aku dan kamu kali ini.
Meskipun sejujurnya, kala itu, aku memang merasakan getaran yang aneh dalam
hatiku, kekhawatiran, ketakutan, dan rasa ingin meledak. Aku hanya tidak ingin
ada dalam grup itu saat itu.
Dan rasanya tidak ada
kekuatan apapun yang dapat mengalahkan kekuatan hati. Kekuatan perasaan dan
insting. Mimpi burukku telah tiba saat aku berkata "idih kasar" di
grup dan tiba-tiba dia mengirim pesan pribadi dan meminta maaf karena bersikap kasar
seperti yang dia lakukan di grup. Aku mencoba mengindahkan perasaan itu semua,
berusaha untuk tidak melihat pesan masuk itu. Namin semakin berat kurasa,
karena jika aku ingin melihat grup saja, aku otomatis akan melihat pesanmu
juga. Berat untukku. Namun aku berusaha menggembirakan hatiku dengan berkata
bahwa itu orang lain yang sedang bermain dengan akunmu. Tidak mungkin sih, tapi
daripada aku semakin susah.
Sampai pada satu kondisi
aku tidak sengaja meng-klik nama mu. dan terbuka lah pesan permohonan maaf
tadi. Dan saat aku melihat kelanjutan pesannya, aku merasa dunia saat itu
runtuh. Itu memang benar kamu, bukan orang lain seperti dugaanku tadi. Aku
berusaha setengah mati menghindarimu, berusaha agar tidak terjadi percakapan
antara kita. dan kamu malah muncul dengan sendirinya. Apa lagi ini namanya?
Sial untukku? Kesialan? Dan saat itu perhitungan matematisku, 1:banyak orang
dalam game yang seharusnya tingkat kemustahilan tinggi, menjadi hancur, karena
ternyata itu sangat mungkin terjadi. Dan itu memang terjadi.
Hanya dengan melihat
pesan darimu saja aku sudah kesakitan setengah mati. Aku sudah merasa mual dan
tidak ingin melihat nama itu. Ditambah teman dekatku yang terus menyarankan
untuk membalas pesan darimu. Aku semakin ingin musnah, saat itu aku berharap
musnah atau seseorang membunuhku. Pokoknyaaku tidak ingin terlibat percakapan
denganmu, melihat namamu, atau apapu yang berurusan denganmu. Sudah cukup sakit
kurasa saat itu, dan aku tidak ingin menambah kesakitan sialan itu.
Entah mengapa rasanya
sakit sekali saat itu. Rasa itu membunuhku hingga aku menggigil kedinginan di
tengah keramaian yang seharusnya membahagiakanku. Dan aku berusaha menganggap
semuanya baik-baik saja, menutupi segalanya dengan senyum palsu. Meskipun saat
itu kurasakan hatiku terasa retak menjadi serpihan kecil yang perlahan
jatuh.
Kenapa semua ini harus
terjadi padaku? Andai mungkin saat itu aku tidak bermain game itu sekarang,
mungkin aku tidak akan bertemu denganmu. Andai aku tidak menantangmu saat itu,
mungkin aku tidak akan seperti ini. Andai aku tidak masuk dalam grup ini,
mungkin aku tidak akan terjatuh padamu. Aku membenci diriku sendiri yang hilang
kontrol kepadamu, aku membenci diriku yang tidak bisa membarasi perasaanku
padamu. Aku membencinya.
Karma? Ah, aku tidak
ingin mempercayainya, ini pasti bukan karma atas perlakuan seenaknya diriku
terhadap orang-orang yang dekat denganku sebelumnya. Bukan juga karma atas
perilaku seenaknya aku yang kadang tidak memperdulikan perasaan mereka dan
kadang membuat mereka sakit hati. Bukan. Ini pasti bukan karena itu. Ini hanya
kebetulan. Iya, ini hanya kebetulan.
Dan aku selalu
terpikirkan kamu. Selalu kamu yang ada dipikiranku. Selalu. Dan aku harus
membuat diriku tidak lagi melakukannya. Dan caranya adalah dengan memperbanyak
kegiatanku, dan ini akan segera kulakukan. Aku selalu kesakitan tiap
mengingatmu, selaulu. Dan setiap aku sendiri dalam lamunanku, aku selalu
terbayang kamu. Pelet apa yang kamu berikan padaku, hah?
Aku semakin ingin tau
tentang dirimu. Aku meng-google namamu, FB, Instagram, dan aku tau semakin
banyak tentang kamu. Aku membuka akun Facebook mu, karena di Instagram sangat
sedikit informasi yang kudapat. Dan di Facebook kudapati banyak foto tentang
kamu yang telah kamu unggah. Foto kelulusanmu, foto ucapan selamat akan ujian,
fotomu berdua dengan pacarmu (mungkin), fotomu dengan teman-temanmu yang
ternyata banyak diantara mereka yang perempuan. Sakit.
Aku, si Perempuan
Berhati Beku, Perempuan Tanpa Hati ini cemburu dan kesakitan melihatnya. Ya
Tuhan, apa yang kamu berikan padaku sehingga aku bisa seperti ini? Apaaa? Aku
ingin berteriak, ingin melepaskan kesakitan dan rasa sesak dalam hatiku. Aku
membencimu.
Aku lelah seperti ini.
Aku berharap aku tidak lagi pernah terlibat percakapan denganmu. Sama sekali.
Dan aku berharap rasa ini segera lenyap. Rasa ini segera musnah. Dan aku tidak
ingin mengingatnya sama sekali. Biarlah ini menjadi kesalahan terbesarku untuk
jatuh padamu, jangan lagi terjadi. Aku hanya inginkan hatiku mati seperti dulu,
beku, dingin, dan tanpa rasa.
Ah iya tambahan. Hari
ini Ulang Tahunmu. Selamat Ulang Tahun. Aku berdoa semoga aku dapat lebih cepat
melupakanmu.
Dari aku, yang sebentar
lagi dapat beralih darimu
0 komentar:
Posting Komentar