#CatatanHariIni
Yogyakarta, 28 Juli 2017
Teruntuk
Kamu yang tersenyum dalam bingkai
Halo,
ini aku yang sudah menjadi masalalumu. Seseorang yang sering kau sebut
kelelawar kecilmu. Seseorang yang pernah kamu agungkan dengan
sanjungan-sanjunganmu. Seseorang yang pernah kamu bahagiakan.
Halo,
ini aku. Kelelawar kecilmu. Mohon dengan sangat dibaca menggunakan past tense. Aku masih sangat ingat
ketika kita saling tertawa kemudian kita bekukan waktu bersama menjadi sebuah
lembaran kenangan. Aku juga masih ingat saat aku menempelkan lembaran demi
lembaran selama tahunan ini dengan mata berbinar di bingkai sudut kamarku.
Lalu
kemudian sudut itu menggelap. Tak mampu lagi aku kesana. Bahkan untuk
melihatnya saja aku tak sanggup. Karena aku sudah sadar bahwa kamu sudah
menjadi bangkai.
Halo
lagi, Kamu. Ini aku, lagi. Aku wanita yang ingin dikatakan wanita yang tegar. Wanita
yang dengan sisa-sisa kekuatannya mencoba meruntuhkan bingkai-bingkai tersebut.
Karena memang bangkai yang ada dalam bingkai tersebut sudah mulai mengeluarkan
bau yang kurang sedap dan karena bangkai sudah tidak boleh lagi di lihat.
Halo
kamu. Ini aku lagi. Aku sadar, suatu hari foto dalam bingkai akan menjadi
bangkai. Dan kemudian harus dijatuhkan dari penglihatan. Tetapi tidak untuk
dilupakan. Bangkai tersebut pun harus tetap ada dalam ingatan. Untuk menjaga
kita agar tidak mendapatkan bangkai yang sama.
Kususuri
lagi sudut kamarku itu. Kuruntuhkan semuanya. Kusemayamkan bingkai yang berisi
bangkai tersebut dengan mengucap syukur akan semua kenangan-kenangannya. Terimakasih
atas kenangan-kenangan indah yang pernah Kamu berikan.
Dari
aku, Kelelawar Kecilmu (baca dengan past
tense)
0 komentar:
Posting Komentar