Yeah. This is story-story yang
late banget posting nya. (gue enggak jago bahasa Inggris oke?) gue post serial
1 nya 7 Agustus 2 tahun yang lalu (baca aja 2011) begitu. Tapi kemudian gue
lupa kalau gue ada tanggungan menyelesaikan susunan kata yang lebih dari absurd
lebih dari random lebih dari segala ke enggak jelasan yang ada di dunia manusia
ini. hai gue manusia okay! Check this out. Hope you understand apa yang ai mean.
BUKU
HARIAN JOJO ~ 2
Hia hia,
miauw. Long time no see. Ada yang kangen? Enggak ya? Iya ajasih, biar aku
menjadi kucing paling bahagia di dunia ini. oiya, setelah kemaren lalu dahulu
jaman baka itu aku udah kenalin orang-orang yang SAYANG sama aku dan ingat aku
belum tentu SAYANG sama mereka sekarang aku mau kasih tau kebiasaan aku di daerah
kekuasaanku. Jalan Rajawali Perumahan Sidoarum. Ingat ya ini daerah
kekuasaanku! Bukan daerah kekuasaan kucing garong, kucing loreng atau yang
lain.
Cerita
ini dimulai setelah beberapa bulan Kak Ima tinggal disini dan kehidupanku
terancam punah, kami mulai akur. Ya aku tentu yang memulai perdamaian itu
dengan cara ingat caranya mudah sekali. Setiap dia mendekat, kalian harus
menjauh. Seluruh kucing di dunia harus tau tentang ini. karena, saat kucing di
dunia ini didekatinya, siksaan minimal yang akan dia berikan adalah gendongan
yang mengerikan. Itu melanggar HAK (Hak Asasi Kucing).
Setiap
hari aku selalu melakukan hal yang biasa aku lakukan. Berjaga di seluruh jalan
Rajawali ini agar aman dari yang namanya gangguan kucing lain. Hanya boleh ada
3 kucing di sini tidak lain tidak bukan hanya aku, gendut, dan loreng.
Aku
bingung kenapa sekarang Gendut jauhin aku. Dulu saat awal-awal peristiwa
pengurungan Jojo yang agak kurang berperi kekucingan oleh Kak Maya itu, Gendut
masih baik sama aku, masih menyayangi aku walaupun aku enggak ada rasa ke dia.
Tapi sesuatu tlah terjadi menjadi terbalik (ini lagu Delon oke! Delon itu
kembaranku versi manusia ya) aku kangen Gendut sekarang. Tapi kemaren dulu
sebelum peristiwa aku terjepit pintu lalu sakit lalu mati itu, aku ke rumah
Gendut. Mau ajak main dia, mau minta makanan ke Kak Maya ya walupun aku udah
dikasih makan sama bapak-bapak sebelumnya, dikasih roti yang aku enggak doyan
sama Kak Ima sebelumnya, dikasih vitamin sama Kak Danang kesayangan, dimandiin
sama Kak Rendy, disuntik vaksin sama ibu-ibu, dikasih cinta berlebih sama
Loreng. Sekarang aku mau minta jatahku ke Kak Maya! Ya dia harus memberiku
makanan yang dimakan Gendut. Terserah. Yang penting aku kece.
Saat aku
ke rumah Gendut, aku liat Gendut sakit, Gendut terkulai lemah entah kenapa.
Gendut menjadi semakin gendut setelah dia terlihat tidak memiliki leher,
memiliki hidung yang sangat pesek dan memiliki mata yang ditutup bulu hitam
seperti kucing besar berbulu hitam-putih yang bisa berdiri yang makan bamboo di
Cina (jangan kasih tau aku kalau nama kucing itu Panda) sebagai kucing yang
baik hati, kucing kece, kucing berperasaan akhirnya aku menjenguk Gendut dan
membawakannya makanan yang aku temukan di tempat sampah rumah PS yang ada di
Jalan Rajawali agak sanaan. Bersyukurnya tidak ada makhluk antah berantah yang
bentuknya seperti manusia yang memaksakan diri dipanggil Kak Ima itu. Aku
bawakan dia duri-duri ikan tang enak sekali dan menyehatkan. Tapi Gendut enggak
mau makan. Dibuang duri itu. Sakit hati deh.
Tak lama
setelah kejadian itu, sekitar 3 hari kemudian Gendut masuk rumah sakit.
Padahalkan Gendut sakit. Kenapa Gendut dimasukin ke tempat yang sakit. Itu
namanya aja rumah sakit, berartikan rumahnya baru sakit, contoh ya Kak Danang
kalau aku sakit suka bilang Jojo sakit kan artinya Jojo baru sakit. Aneh ya
manusia itu. Untungnya aku kucing jadi aku kece.
Gendut
dirumah sakit berhari-hari aku jadi semakin kesulitan mengatur keadaan di sini.
Lihat banyak kucing yang berdatangan membuatku semakin susah untuk berkuasa.
Lalu ada lagi anjing yang besar sekali dan entah anjing itu seperti anjing yang
kerasukan arwah kucing atau bagaimana. Anjing itu namanya Bruno. Bruno suka
sekali mengajak Loreng bermain. Hingga Loreng mengabaikan pacarnya yang tampan
dan paling tampan diantara semua kucing seantero Jalan Rajawali ini. singkat
aja bacanya SAYA. Bruno itu baik sama kucing-kucing tapi aku enggak baik sama
Bruno karena Bruno sudah merebut pacar saya. Tentu saya marah. Lihat saja kalau
sudah tiba waktunya aku akan balas dendam. Tapi waktunya kok lama?
Gendut
pulang dari dumah sait. Sepertinya Gendut melakukan sedot lemak di rumah sakit.
Dia semakin kurus saya saat keluar dari rumah sakit. Siapa suruh masuk ke
tempat yang baru sakit. Gendut bukannya tambah sehat malah makin sakit.
Kira-kira seminggu setelah itu Kak Eko kakaknya Kak Maya yang sebenernya aku
sayang banget sama kakak ini karena saat ada Kak Eko, Kak Ima pun tersiksa
dengan paksaan makan durian. Kak Eko pulang ke rumah. Belum juga sehari Kak Eko
pulang, Gendut juga pulang ke rumah Tuhan. Tuhan sayang Gendut jadi Tuhan tidak
tega lihat Gendut kesakitan. Tapi Tuhan jahat sama aku. Tuhan ambil partner ku
menjaga keamanan lingkungan di sini. Aku sedih, aku putus sama Loreng, aku
kehilangan stock makanan dari Kak Ima, aku merana. Aku jadi sering melamun.
Untung dikamus kucing enggak ada kata “melamun bikin kesurupan” kalau ada udah
puluhan bahkan ribuan roh kucing yang bersemayam ditubuh indah nan semok tiada
tara ini.
Kak
Danang sibuk dengan urusannya mulai dari dia masih harus sering control ke
dokter (contohlah kakak kebangganku ini, dia tidak ke tempat yang sakit tapi
dia ke dokter saat dia sedang sakit) dia harus belajar buat ujian. Dia sibuk
banyak pikiran dan dia terliat begitu cool. Aku tidak diperhatikan. Bapak-bapak
dijalan ini juga sudah pergi berlalu lalang. Entah mereka tidak memperhatikanku
atau aku yang terlalu sombong menjadi seekor kucing yang indah? Sebagai kucing
yang indah, dan seperti cherrybell “ISTIMEWA” aku harus mulai ramah kepada
semua. Aku harus bisa move-on. Move-on mencari sahabat baru setelah Gendut
pergi, mencari pacar baru setelah Loreng menghilang, mencari musuh baru setelah
Kak Ima hanya sebulan sekali kemari. Ya semua harus berubah!
Ini itu dulu ya obrolan kita. Bsk kapan kapan biar dilanjutin Mimi.
Beyu beyu epribadeeh
0 komentar:
Posting Komentar